Sistem Radar Terbang Erieye Bisa Dipasang di Pesawat Buatan PT DI

- Editor

Kamis, 12 Maret 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Perusahaan sistem pertahanan Swedia, Saab Group, menjelaskan, secara prinsip sistem peringatan dini dan kendali terbang (airborne early warning and control/AEW&C) Erieye buatannya bisa dipasang di pesawat-pesawat jarak menengah buatan PT Dirgantara Indonesia, seperti CN-235 dan CN-295.

f930d9b02d9244f7b9eec78d91e1b003Sistem radar Erieye di pesawat Embraer E145 dari Forca Aerea Brasileira.Carlos LorchSistem radar Erieye di pesawat Embraer E145 dari Forca Aerea Brasileira.

Selama ini, sistem radar canggih AESA (active electronically scanned array) tersebut dipasang di atas platform tiga pesawat sipil, Saab 340 dan Saab 2000 yang bermesin turboprop serta Embraer E145 yang bermesin jet (turbofan).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Erieye berbasis Saab 340, misalnya, dipakai Angkatan Udara (AU) Swedia, Thailand, dan Pakistan. Sementara Erieye berbasis Embraer E145 dipakai AU Brasil dan Meksiko.

Lars Ekstrom, mantan perwira AU Swedia yang kini menjadi pejabat di bagian Pengembangan Bisnis Sistem Pengawasan Udara Saab, Senin (9/3), mengatakan, secara prinsip radar Erieye yang berbentuk seperti papan yang dipasang di atas badan pesawat tersebut bisa dipasang di platform CN-235 atau CN-295.

“Kami bersedia memasangnya di platform-platform baru, termasuk pesawat CN-235 atau CN-295,” ujar Ekstrom kepada enam wartawan Indonesia, termasuk Kompas, di Gothenburg, Swedia.

Akan tetapi, Wakil Presiden dan Kepala Bagian Sistem Pengawasan Udara Saab Lars Tossman mengingatkan, proses pemasangan radar sistem Erieye di platform pesawat baru bukanlah proses yang bisa mudah dan cepat dilakukan. Bentuk radar yang besar dan dipasang di atas badan pesawat akan memengaruhi aerodinamika pesawat dan perlu dilakukan modifikasi desain sayap vertikal pesawat.

“Dan, itu membutuhkan tambahan dana hingga ratusan juta dollar AS, belum ditambah proses sertifikasi kelaikan udaranya yang bisa memakan waktu dan biaya lagi,” papar Ekstrom.

Sistem AEW&C Erieye saat ini menjadi sistem peringatan dini udara yang paling laris di luar produk buatan AS. Sistem ini serupa dengan sistem AEW&C semacam E-2 Hawkeye yang digunakan, antara lain, oleh AS, Jepang, dan Singapura; atau Boeing E7A Wedgetail yang dipakai Australia.

DAHONO FITRIANTO
Sumber: Kompas Siang | 11 Maret 2015

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 13 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB