Sinergi untuk Kelola Hutan Mangrove

- Editor

Kamis, 14 Desember 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Perencanaan dan pengelolaan ekosistem hutan mangrove butuh sinergi lintas sektor agar hasil konservasi maksimal. Kegiatan yang ada dinilai sporadis sehingga tak berkelanjutan.

Guru Besar Institut Pertanian Bogor dan Kepala Bagian Hidrobiologi Laut Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan IPB Dietriech G Bengen menyampaikan, konservasi perlu fokus pada menumbuhkan mangrove. Jadi, konservasi tak hanya menanam.

“Kegiatan (konservasi hutan mangrove) umumnya sebatas seremonial penanaman, tak ada pemantauan dan pemeliharaan. Padahal, mangrove bisa dipastikan tumbuh di usia 6 bulan,” katanya seusai diskusi “Mangrove Ecosystem Restoration Alliance”, Selasa (12/12), di Jakarta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut survei Kementerian Kehutanan tahun 2006, luas hutan mangrove di Indonesia 7,7 juta hektar. Namun, berdasarkan data satelit, hutan mangrove Indonesia kini 3,1 juta hektar atau 22,6 persen dari seluruh hutan mangrove di dunia.

KOMPAS/ZULKARNAINI–Hutan mangrove di Desa Kuala Langsa, Kecamatan Langsa Barat, Kota Langsa, Aceh, Kamis (14/9/2017). Hutan mangrove seluas 6.000 hektar yang memiliki 28 jenis mangrove itu diproyeksikan menjadi obyek wisata berbasis edukasi dan konservasi.

Dietriech menyampaikan, dari luas total hutan bakau di Indonesia, hampir 70 persennya rusak. “Restorasi (pemulihan) harus dilakukan. Itu butuh gerakan dari pemerintah pusat dan daerah, swasta, akademisi, dan masyarakat,” ujarnya.

Berkelanjutan
Direktur Wetlands International Indonesia I Nyoman Suryadiputra menambahkan, sinergi perlu diperkuat agar restorasi berkelanjutan. Pemerintah pusat bisa berperan lewat regulasi, misalnya mendorong program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) untuk penghijauan. Adapun pemerintah daerah diharapkan menerbitkan kebijakan tata ruang kawasan hijau di pesisir.

Sinergi perlu diperkuat agar restorasi berkelanjutan.

Selain itu, masyarakat setempat bertanggung jawab merawat mangrove di lingkungannya. Untuk itu, areal hutan mangrove harus punya nilai tambah bagi warga setempat. Dengan pemanfaatan hutan bakau sebagai area ekowisata dan eduwisata, warga mendapat pemasukan, sehingga turut melestarikan hutan itu.

Kepala Bidang Komunikasi dan Pengembangan Institusi Perhimpunan Burung Indonesia Ria Saryanthi mengatakan, hutan mangrove bisa menjaga habitat fauna, terutama burung. “Ada 250 burung migran di Indonesia, 14 persennya bersarang di hutan mangrove,” ujarnya.

Menurut Dewan Komisaris The Nature Conservancy Franciscus Welirang, hutan mangrove bermanfaat sebagai habitat berbagai fauna. Hutan itu juga mencegah erosi dan abrasi pantai, serta menyerap emisi karbon dioksida. (DD04)

Sumber: Kompas, 13 Desember 2017

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB