Sertifikat ISO Kebun Raya LIPI Dicabut

- Editor

Senin, 18 Maret 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Setifikat ISO 9001:2015 untuk Kebun Raya Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dicabut per 4 Maret 2019. Pencabutan ini disebabkan oleh perubahan organisasi dan fungsi yang saat ini dijalankan di kebun raya tersebut.

Saat menerima sertifikat tersebut, kebun raya LIPI masih dalam bentuk Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya. Lembaga ini menaungi Kebun Raya Bogor, Kebun Raya Cibodas, Kebun Raya Purwodadi, Kebun Raya Bali, dan Kebun Raya Cibinong. Setelah reorganisasi, nama lembaga tersebut berganti menjadi Pusat Penelitian Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya.

KOMPAS/LUCKY PRANSISKA–Tugu Lady Raffles di dalam komplek Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, Selasa (13/10/2015). Tugu ini dibangun Gubernur Jenderal Inggris yang bertugas di Pulau Jawa, Thomas Stanford Raffles, untuk mengenang kematian istrinya Olivia Mariamne Raffles pada tahun 1814 akibat malaria.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Terkait dengan reorganisasi ini sebenarnya sebatas masalah administrasi saja. Jadi, nama yang berubah itu perlu penyesuaian dokumen lagi. Fungsi kebun raya pun sekarang juga berubah,” kata Pelaksana Tugas Kepala Pusat Penelitian Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya Hendrian saat dihubungi Kompas di Jakarta, Jumat (15/3/2019).

Pada dokumen sertifikasi ISO 9001:2015 tercatat, cakupan aktivitas dari kebun raya antara lain manajemen konservasi tumbuhan eks-situ; riset tumbuhan konservasi, dokumentasi, dan reintroduksi; pelatihan untuk manajemen dan teknik dari kebun botani dan konservasi tumbuhan; serta layanan publik.

Sangat penting
Menurut Hendrian, sertifikasi ISO (International Standarization Organization) ini sangat penting untuk proses manajemen kebun raya. Untuk itu, pihak kebun raya berupaya mempercepat proses untuk kembali mendapatkan sertifikasi tersebut. Kebutuhan administrasi sedang disiapkan dengan menyesuaikan nomenklatur dan lingkup manajemen yang sesuai dengan kondisi eksisting kebun raya saat ini.

“Kami upayakan percepatan untuk mendapatkan sertifikasi kembali. Tapi intinya, kami anggap ISO itu sangat penting dan menjadi kebutuhan kita,” kata Hendrian.

Ia menambahkan, selama proses administrasi berlangsung, kebun raya tetap menerapkan manajemen mutu serta pelayanan berstandar ISO. Perubahan hanya terjadi pada dokumen-dokumen yang dikeluarkan kebun raya yang tidak lagi mencantumkan logo sertifikat ISO.

Roemantyo, pakar ekologi pensiunan LIPI yang menjadi praktisi penilai kelayakan dan mendesain taman kehati di Indonesia, menyesalkan apabila Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor tak memiliki ISO. Ia mengatakan ISO merupakan standar operasi (SOP) bagi pengelolaan kebun raya yang berlaku secara internasional.

“Kalau tidak ada SOP bisa kacau karena jalan sendiri-sendiri,” kata dia. Selanjutnya, pascapencabutan ISO 9001 : 2015 tersebut, ia mendesak agar manajemen LIPI memberlakukan aturan ketat secara internal terkait pengelolaan koleksi kebun raya. Aturan internal ini pernah dialaminya sebelum Kebun Raya LIPI meraih ISO.

Sumber penelitian
Roemantyo mengatakan materi vegetasi di kebun raya merupakan sumber materi penelitian bagi sejumlah lembaga riset dalam negeri maupun luar negeri. Untuk mendapatkan materi penelitian tersebut, pemohon harus melewati sejumlah prosedur. Termasuk bagi pengelola untuk menjalankan prosedur itu.

Di sisi lain, ia pun mengatakan Indonesia telah meratifikasi Protokol Nagoya pada tahun 2013 yang menjadi dasar pemberian rambu-rambu terkait perjanjian pengalihan materi (material transfer agreement), terutama dengan pihak luar negeri. Protokol ini agar dijalankan agar Indonesia sebagai negara dengan megabiodiversiti tak kehilangan potensi dari kekayaan hayatinya tersebut.

Ia mengatakan keberadaan ISO dan aturan internal di LIPI bisa menjadi rem ganda yang mencegah pencurian material genetika. “Dengan double checking orang yang meminta dan memberi tidak bisa seenaknya memperlakukan koleksi,” kata dia.

Oleh DEONISIA ARLINTA / ICHWAN SUSANTO

Sumber: Kompas, 18 Maret 2019
—————————–
Organisasi dan Fungsi Berubah, Sertifikat ISO Kebun Raya LIPI yang Lama Dicabut

Setifikat ISO 9001 tahun 2015 untuk Kebun Raya Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia resmi dicabut. Hal ini menyusul perubahan organisasi dan fungsi yang saat ini dijalankan di kebun raya tersebut.

Pelaksana Tugas Kepala Pusat Penelitian Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya Hendrian menyampaikan, dicabutnya sertifikasi ISO 9001:2015 untuk kebun raya milik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) disebabkan oleh susunan dan fungsi organisasi yang berubah saat ini. Sertifikasi tersebut dicabut pada 4 Maret 2019.

KOMPAS/RATIH P SUDARSONO–Bunga Rafflesia patma yang mekar di Kebun Raya Bogor, Rabu (19/9/2018). Rafflesia patma ini merupakan bunga raflesia ke-12 yang mekar di kebun raya itu sejak tahun 2010.

Saat menerima sertifikat ISO 9001, kebun raya masih dalam bentuk Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya. Sementara setelah reorganisasi, nama tersebut berganti menjadi Pusat Penelitian Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya.

“Terkait dengan reorganisasi ini sebenarnya sebatas masalah administrasi saja. Jadi, nama yang berubah itu perlu penyesuaian dokumen lagi. Fungsi kebun raya sekarang juga berubah,” ujarnya saat dihubungi di Jakarta, Minggu (17/3/2019).

Pada dokumen sertifikasi ISO 9001:2015 tercatat, cakupan aktivitas dari kebun raya antara lain: manajemen konservasi tumbuhan eks-situ; riset tumbuhan konservasi, dokumentasi, dan reintorduksi; pelatihan untuk manajemen dan teknik dari kebun botani dan konservasi tumbuhan; serta layanan publik.

Menurut Hendrian, sertifikasi ISO ini sangat penting untuk proses manajemen kebun raya. Untuk itu, pihak kebun raya berupaya mempercepat proses untuk kembali mendapatkan sertifikasi tersebut. Administrasi sedang disiapkan dengan menyesuaikan nomenklatur dan lingkup manajemen yang sesuai dengan kondisi eksisting kebun raya saat ini.

“Kami upayakan percepatan untuk mendapatkan sertifikasi kembali. Tapi intinya, kami anggap ISO itu sangat penting dan menjadi kebutuhan kita,” katanya.

Ia menambahkan, selama proses administasi berlangsung, kebun raya tetap menerapkan manajemen mutu serta pelayanan berstandar ISO. Perubahan hanya terjadi pada dokumen-dokumen yang dikeluarkan kebun raya yang tidak lagi mencantumkan logo sertifikat ISO.–DEONISIA ARLINTA

Editor M FAJAR MARTA

Sumber: Kompas, 17 Maret 2019

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 6 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB