Seputar Hiperbarik

- Editor

Selasa, 15 Maret 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Terapi oksigen hiperbarik awalnya populer sebagai pengobatan penyakit dekompresi akibat penyelaman. Akumulasi nitrogen saat menyelam yang membentuk gelembung udara menyumbat aliran darah dan saraf sehingga memicu masalah kesehatan.

Kini, terapi itu digunakan untuk membantu mengatasi berbagai penyakit hingga gaya hidup sehat. Menurut situs hyperbaricoxygentherapy.org, pengguna memakai oksigen murni lebih tinggi daripada tekanan atmosfer ruang tertutup sehingga oksigen diserap semua sel dan jaringan tubuh. Itu meningkatkan aliran oksigen, memperbaiki fungsi sel dan organ rusak, termasuk otak.

Menurut Sekretaris II Ikatan Dokter Hiperbarik Indonesia Erick Supondha, hiperbarik menggabungkan oksigen murni dan tekanan udara di dalam ruang udara bertekanan tinggi (RUBT) atau hyperbaric chamber. Selama terapi, pasien berada di RUBT sambil menghirup oksigen murni lewat alat bantu napas, dipantau perawat dan operator.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

hbot1Terapi tersebut bisa meningkatkan efektivitas pengobatan. Terapi ini, katanya, bisa mengobati keracunan karbon monoksida, dekompresi, juga membantu mengobati penyakit lain, seperti luka akibat diabetes, stroke, patah tulang.

Meski bermanfaat dan minim efek samping, terapi hiperbarik harus menyesuaikan kondisi tubuh. Misalnya, setelah 5 kali terapi, pasien harus berhenti dua hari sebelum melanjutkan terapi. Pasien harus beristirahat seminggu setelah menjalani 20 kali terapi.

Faktor keamanan pasien selama di RUBT jadi hal utama. Karena itu, perawatan dan pengoperasian hiperbarik sesuai panduan jadi keharusan. Ada potensi efek merugikan jika tak menerapkan standar yang benar. Selain penyakit dekompresi, bisa ada keracunan gas, dan trauma.(ADH/EVY)
———–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 15 Maret 2016, di halaman 1 dengan judul “Seputar Hiperbarik”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 0 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB