Semut Rangrang Disebarkan Kapal Dagang Spanyol

- Editor

Senin, 23 Februari 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Semut rangrang atau semut api yang mudah ditemui di Indonesia berasal dari Benua Amerika. Serangga kecil yang punya sengat dengan efek gatal pada manusia itu didistribusikan dari Amerika ke seluruh dunia oleh kapal-kapal Spanyol pada abad XVI.


Kini, semut itu menjadi spesies asing invasif di dunia. Semut api (Solenopsis geminate) berkembang di negara beriklim tropis seperti sebagian Australia, Afrika, India, dan negara Asia bagian tenggara. Hal itu mengemuka dalam jurnal Molecular Ecology, 16 Januari 2015, dan dipublikasikan Livescience, Kamis (19/2), oleh peneliti dari University of Florida-Institute of Food and Agricultural Sciences. ”Kapal-kapal dagang ini memakai pemberat dari tanah, lalu di pelabuhan tujuan digantikan kargo. Mereka tak tahu pemindahan tanah pemberat itu berisi banyak organisme, termasuk semut,” kata Andrew Suarez, pakar serangga. (LIVESCIENCE/ICH)
—————————–
Obesitas Selama Hamil Berisiko pada Anak

Ibu hamil tentu butuh asupan gizi memadai, tetapi sebaiknya hindari asupan berlebihan. Sebab, anak-anak berisiko tinggi mengalami masalah kesehatan pada masa depan jika ibu kegemukan saat hamil. Sejumlah riset di Eropa, termasuk oleh peneliti Edinburgh University, Skotlandia, menyatakan hal itu. Studi kunci yang melibatkan 13.000 individu mengungkap bayi yang lahir dari ibu dengan obesitas berisiko menderita serangan jantung, stroke, dan diabetes tipe 2. ”Setiap ibu hamil harus punya akses ke psikolog dan ahli gizi, tidak hanya dokter kandungan dan kebidanan,” ucap pemimpin keseluruhan riset Patricia Iozzo dari National Research Council, Pisa, Italia, pekan lalu. Ia mengatakan, masa akhir kehamilan amat penting. Jika pada masa itu ibu makan dalam porsi tak sehat, kesehatan metabolisme bayi akan lebih buruk. (BBC/JOG)
————————
Mesin Penetas Telur Penyu Dikembangkan

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Tujuh mahasiswa Universitas Brawijaya, Malang, menemukan mesin penetas telur penyu. Cara kerja alat penetas itu menggunakan sistem pengaturan suhu. Jika ingin telur penyu menetas menjadi penyu jantan, suhu alat harus diturunkan. Sebaliknya, jika ingin menetaskan penyu betina, suhu alat penetas harus dinaikkan. Batas naik turun suhu mulai dari 25 derajat celsius hingga 32 derajat celsius. Penetas penyu buatan mahasiswa itu saat ini dipakai untuk kegiatan konservasi penyu di Desa Wonocoyo, Trenggalek, Jawa Timur. ”Ketersediaan alat tak sebanding dengan banyaknya telur yang harus ditetaskan. Dalam satu kali musim tetas, ada 6.000 butir telur, sedangkan kapasitas satu alat hanya mampu menetaskan 150 butir telur penyu,” kata M Khaerul Askahfi, salah seorang mahasiswa yang menemukan mesin itu, dalam siaran pers, Sabtu (21/2). (DIA)

Sumber: Kompas, 23 Februari 2015

Posted from WordPress for Android

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB