Selangkah Lebih Maju Menemukan Vaksin Covid-19

- Editor

Selasa, 21 Juli 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pengembangan riset untuk menemukan vaksin Covid-19 di Indonesia selangkah lebih maju. Bekerja sama dengan Sinovac, perusahaan farmasi asal China, bakal vaksin tersebut akan diuji klinis tahap tiga.

Sebanyak 2.400 kandidat vaksin Covid-19 dari Sinovac, China, tiba di Indonesia. Bakal vaksin itu mulai diuji klinis tahap tiga pada Agustus nanti selama enam bulan. Meski jadi langkah maju yang memberi harapan, produksi vaksin diprediksi paling cepat baru bisa dilakukan awal tahun depan.

Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan, kandidat vaksin yang dikirim Sinovac diterima Bio Farma pada 19 Juli 2020. Kandidat vaksin itu akan diuji klinis tahap tiga. ”Jika uji klinis vaksin Covid-19 fase tiga lancar, Bio Farma akan memproduksinya pada kuartal pertama 2021. Kami mempersiapkan fasilitas produksi kapasitas maksimal 250 juta dosis,” ujarnya dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Senin (20/7/2020).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kedatangan kandidat vaksin Covid-19 dari China ini merupakan bentuk dukungan Kementerian Badan Usaha Milik Negara dan Kementerian Luar Negeri yang membantu proses kedatangan bakal vaksin itu sebagai barang diplomatik.

Sebelum uji klinis dilakukan, sejumlah tahapan lain harus disiapkan, seperti pengujian di laboratorium Bio Farma. Menurut rencana, uji klinis dilakukan di Pusat Uji Klinis di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung. Pengujian melibatkan 1.620 subyek riset berusia 18-59 tahun dengan kriteria tertentu.

Sisa kandidat vaksin akan digunakan untuk pengujian di beberapa laboratorium lain, seperti laboratorium di Bio Farma dan Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional.

Dalam uji klinis kandidat vaksin Covid-19, Bio Farma jadi sponsor dan berkolaborasi, antara lain, dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan sebagai penasihat medis dan pelaksanaan uji titer antibodi netralisasi. Bio Farma juga bekerja sama dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan RI sebagai regulator dan fakultas kedokteran dalam uji klinis vaksin.

”Pengembangan vaksin Covid-19 ini adalah satu dari lima skenario Bio Farma menangani penyebaran virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19. Skenario lainnya, antara lain, berupa produksi real time polymerase chain reaction, terapi plasma konvalesen, mobile laboratorium BSL 3, dan pembuatan viral transport media,” kata Honesti.

Kebutuhan Indonesia
Wakil Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Herawati Supolo Sudoyo, mengatakan, uji klinis tahap ketiga ini jadi bagian strategi jangka pendek untuk memenuhi kebutuhan vaksin. ”Ini sukses dalam diplomasi yang harus diapresiasi. Selain diuji klinis di Indonesia, Sinovac juga menguji di Brasil dan India, selain di China,” katanya.

Uji klinis tahap ketiga merupakan bagian pengujian secara luas di beberapa negara. Itu lazim dalam produksi vaksin. Dengan turut uji klinis, jika uji klinis bakal vaksin ini berhasil, Indonesia mendapat prioritas dari produsen. ”Di tahun pertama produksi pada 2021, Sinovac bisa memproduksi 150 juta dosis, 20 juta di antaranya akan dialokasikan ke Indonesia,” katanya.

Namun, uji klinis bakal vaksin belum tentu akan berhasil. ”Ada peluang gagal, misalnya efektivitas rendah di Indonesia. Belum tentu cocok di China dan negara lain. Semua vaksin juga ada risiko, misalnya memicu alergi atau hipersensitivitas,” paparnya.

Selain dari Sinovac, dua bakal vaksin lain juga akan diuji klinis di Indonesia. Adapun vaksin dalam negeri dikembangkan Lembaga Eijkman dan dijadwalkan selesai awal 2021, sebelum siap diuji klinis. ”Vaksin dalam negeri masih lama, tetapi harus dibuat. Kebutuhan vaksin Covid-19 amat besar, kita tak bisa bergantung pada luar negeri,” ungkapnya.

Menurut Laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 15 Juli 2020, saat ini ada 160 bakal vaksin virus korona baru dikembangkan di sejumlah negara. Ada 26 bakal vaksin, di antaranya diuji coba ke manusia. Salah satunya, bakal vaksin yang dikembangkan perusahaan milik Pemerintah China, Sinopharm, yang kini diuji klinis fase ketiga di Uni Emirat Arab dengan merekrut 15.000 partisipan.

Bakal vaksin lain yang akan memasuki uji klinis fase ketiga pada 27 Juli nanti dikembangkan perusahaan bioteknologi asal Amerika Serikat, Moderna. Pada tahap ini, Moderna merekrut 30.000 partisipan di AS. Uji klinis akan berlangsung sampai 27 Oktober 2022.

Bakal vaksin yang dikembangkan AstraZeneca dan University of Oxford juga akan memasuki uji klinis fase ketiga setelah hasil uji klinis fase pertama dipublikasikan di jurnal the Lancet.

Selain vaksin, uji klinis dilakukan terhadap terapi Covid-19. Daewoong Infion, perusahaan farmasi usaha bersama asal Korea Selatan, Daewoong Group, mengantongi izin dari Pemerintah Indonesia untuk melaksanakan uji klinis fase pertama terapi Covid-19 berbasis sel punca di Indonesia. ”Kami akan menuntaskan uji klinis,” kata Nova Angginy, Manajer Riset Klinis Daewoong Infion, dalam siaran pers.

Kini, dunia menantikan vaksin dan obat yang efektif mengatasi Covid-19. Penyakit akibat virus korona ini telah menginfeksi lebih dari 14 juta orang di dunia dan hampir 600.000 orang di antaranya meninggal.

Di Indonesia, juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, menyampaikan, 14.027 spesimen diperiksa pada Senin (20/7). Jadi, total 1.235.545 spesimen diperiksa. Dari pemeriksaan itu didapat 1.693 kasus positif sehingga sampai kini total ada 88.214 kasus positif Covid-19 di Tanah Air.

Penambahan kasus terbanyak di DKI Jakarta (361 kasus), menyusul Jawa Tengah (354 kasus), Jawa Timur (237 kasus), dan Sulawesi Selatan (125 kasus).

Adapun kasus sembuh, kemarin, bertambah 1.576 orang dan 96 pasien meninggal. Jadi, total ada 46.977 pasien sembuh dan 4.239 pasien meninggal.

Menurut Yurianto, sepekan terakhir, dari penelusuran rekam jejak pasien, penambahan kasus Covid-19 lebih banyak dari aktivitas perkantoran.

Salah satu sumber penularan adalah saat rapat di ruang perkantoran. Karena itu, ruangan yang dipakai harus bersirkulasi udara baik dan ada pembatasan jarak antarpeserta. (AFP/REUTERS/ADH/AIK/TAN/MTK)

Oleh TIM KOMPAS

Editor EVY RACHMAWATI

Sumber: Kompas, 21 Juli 2020

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 6 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB