Sejumlah langkah teknis disiapkan guna menghadirkan lembaga pendidikan tinggi negeri yang representatif untuk pengembangan sumber daya manusia dan wilayah Nusa Tenggara Barat.
Gubernur Nusa Tenggara Barat Zulkifliemansyah dan Forum Ilmuwan Bima-Dompu se-Indonesia antusias mendorong berdirinya perguruan tinggi negeri di wilayah Bima-Dompu. Sejumlah langkah teknis disiapkan guna menghadirkan lembaga pendidikan tinggi negeri yang representatif untuk pengembangan sumber daya manusia dan wilayah tersebut.
Keseriusan Gubernur Zulkifliemansyah itu dikemukakan dalam sebuah sarasehan yang diikuti sekitar 40 profesor dan doktor asal Bima-Dompu di Hotel Jayakarta, Lombok Barat, Jumat (30/8/2019) malam. Berdasarkan informasi yang diterima Kompas, Minggu (1/9) pagi, sarasehan yang berlangsung dua hari tersebut secara khusus diadakan untuk menyamakan visi pendirian sebuah PTN di Bima-Dompu. Para peserta forum merupakan ilmuwan asal Bima-Dompu yang berkiprah di berbagai wilayah Tanah Air.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
DOKUMENTASI FORUM ILMUWAN BIMA-DOMPU–Gubernur Nusa Tenggara Barat Zulkifliemansyah (kedua dari kiri), didampingi Ketua Forum Ilmuwan Bima-Dompu se-Indonesia Prof Ahmad Thib Raya MA (kiri), berbicara dalam sarasehan pendirian perguruan tinggi negeri di Bima-Dompu, di Hotel Jayakarta, Lombok Barat, Jumat (30/8/2019) malam.
”Forum ini merupakan kumpulan orang-orang yang gundah sekaligus peduli untuk ingin kembali dan berbuat baik untuk kampung halaman,” kata Zulkifliemansyah, mengapresiasi pertemuan tersebut.
Zulkifliemansyah yang merupakan mantan anggota DPR menghargai forum tersebut sebagai upaya mengaktualisasikan kepedulian para tokoh guna membangun daerah asal. Ia menekankan, lembaga pendidikan yang akan dibangun harus memiliki ciri khas dan yang menganut kearifan lokal.
DOKUMENTASI FORUM ILMUWAN BIMA-DOMPU–Para peserta sarasehan pendirian perguruan tinggi negeri di Bima-Dompu berfoto bersama di tempat acara di Hotel Jayakarta, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Jumat (30/8/2019) malam.
”Kita harus meng-create lembaga pendidikan yang bagus. Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) kini diminati oleh mahasiswa dari berbagai daerah di seluruh Indonesia karena ada kekhususannya,” ujar Zulkifliemansyah yang pada kesempatan itu didampingi Ketua Tim Forum Ilmuwan Bima-Dompu se-Indonesia untuk Pendirian Perguruan Tinggi Negeri (PTN) Bima-Dompu, Prof Ahmad Thib Raya.
Dukungan serupa datang dari Mori Hanafi, Wakil Ketua DPRD NTB. Berbicara di depan forum, Mori berjanji akan mengawal rencana pendirian PTN di Bima melalui kewenangan yang ada padanya.
Mori menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi di Bima, antara lain masalah kapasitas rumah sakit di Bima. Dia akan mengadakan pertemuan dengan Pemerintah Kabupaten Bima agar rumah sakit yang ada di Kota Bima dipercayakan pengelolaannya kepada Pemerintah Kota Bima dan Kabupaten Bima akan diarahkan mengembangkan rumah sakit yang ada di Sondosia yang menempati posisi strategis karena dapat menjangkau masyarakat di Bima Selatan dan Barat.
Mediasi
Mori juga mengungkapkan akan memediasi agar DPRD NTB dapat memperjuangkan pengadaan lahan untuk kepentingan pembangunan kampus yang dimaksud.
Sebelumnya, ketua tim forum, Ahmad Thib Raya, menyebutkan, para anggota dan kolega sepakat untuk segera mendirikan STAIN dengan melobi pengelola sekolah tinggi swasta sebagai embrio dari sekolah tinggi swasta yang sudah ada. Alternatif lainnya, beberapa prodi yang sudah ada dapat dilengkapi untuk mendirikan STAIN yang baru dan kelak menjadi UIN. Selain itu, forum tetap menggagas pendirian Universitas Negeri Bima.
Kaharuddin dari tim perumus menjelaskan, forum akan segera mendorong terwujudnya politeknik pertambangan sebagaimana diusulkan oleh Gubernur NTB.
Untuk menangani forum membentuk sejumlah tim teknis, yakni tim lobi Jakarta diketuai Hamdan Zoelva, tim Provinsi NTB dipimpin Prof Nasir, tim percepatan pembentukan Poltek Pertambangan dipimpin Arsyad Abdul Gani, dan tim sinergi antara pemerintah kabupaten dan kota di Bima dan Dompu.
Pada sarasehan itu, forum menerima penyerahan sertifikat tanah seluas 1 hektar untuk kebutuhan pembangunan STAIN di Bima. Lahan tersebut didonasikan oleh keluarga Sukri Abubakar, salah seorang dosen UIN Mataram.
Terkait dengan itu, forum juga membentuk tim hukum untuk menelusuri aset-aset yang dihibahkan untuk pendirian STAIN dan universitas negeri yang dipercayakan kepada H Sofwan sebagai ketua tim.
Juru bicara Tim Forum Ilmuwan Bima Dompu M Dahlan Abubakar menyebutkan, para peserta sarasehan juga sepakat menunjuk Prof Ahmad Thib Raya sebagai ketua Forum Ilmuwan Bima Dompu yang pertama. Hasil pertemuan ini akan dimatangkan lagi dalam pertemuan pada akhir Oktober mendatang. (*)
Oleh NASRULLAH NARA
Sumber: Kompas, 1 September 2019