China melalui misi Tianwen-1 berhasil mendaratkan kapsul dan robot penjelajah di permukaan Mars, Sabtu (15/5/2021) pagi waktu Beijing atau satu jam lebih dulu dari Jakarta.
JIN LIWANG/XINHUA VIA AP—-Pegawai Pusat Pengendali Dirgantara Beijing merayakan Tianwen-1 yang berhasil mendarat dengan selamat di Mars, Sabtu (15/5/2021). Foto yang dirilis kantor berita Xin Hua ini diambil di Beijing, China.
Robot penjelajah China berhasil mendarat dengan selamat di permukaan Mars, Sabtu (15/5/2021) pagi waktu Beijing atau satu jam lebih dulu dari Jakarta. Ini merupakan misi antariksa perdana China di ”Planet Merah” sekaligus menyusul misi nirawak Amerika Serikat yang mendarat Februari lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
China melalui Tianwen-1 menjalankan misi antariksa nirawak untuk mengeksplorasi Mars. Misi ini mencakup pesawat pengorbit, kapsul pendarat, dan robot penjelajah bernama Zhurong.
Tianwen berarti ”pertanyaan-pertanyan kepada surga”. Ini merupakan judul puisi China kuno yang ditulis oleh Qu Yuan, 340-278 tahun sebelum Masehi. Adapun Zhurong adalah nama dewa api dalam mitologi China.
Menurut kantor berita China, Xin Hua, China meluncurkan Tianwen-1 dari lokasi peluncuran pesawat antariksa di Wenchang, pesisir selatan Provinsi Hainan, China, 23 Juli 2020. Misinya adalah mencapai orbit Mars sekaligus menurunkan kapsul pendarat dan melepaskan robot penjelajah untuk mengeksplorasi permukaan Mars.
Pada Februari 2021, Tianwen-1 mencapai orbit Mars setelah perjalanan melintasi luar angkasa selama hampir tujuh bulan. Selanjutnya, pesawat antariksa itu menghabiskan waktu lebih dari 2 bulan untuk menyurvei lokasi pendaratan yang layak bagi kapsul pendarat.
Sabtu (15/5/2021) dini hari, pesawat mulai turun dari lokasi parkirnya di orbit Mars. Sekitar pukul 04.00, pintu pesawat terbuka dan menurunkan kapsul pendarat yang membawa robot penjelajah. Setelah meluncur turun sekitar tiga jam, kapsul memasuki atmosfer Mars pada ketinggian 125 kilometer. Ini merupakan fase paling berisiko dalam misi Tianwen-1.
Desain aerodinamis membuat kapsul melambat karena gesekan yang terjadi dengan atmosfer Mars. Saat kecepatan turun melambat dari 4,8 kilometer per detik menjadi 460 meter per detik, sebuah parasut berukuran 200 meter persegi mengembang untuk mengurangi kecepatan penurunan kapsul hingga kurang dari 100 meter per detik.
Parasut dan selubung kapsul, masih merujuk Xin Hua, kemudian dilepaskan hingga menyisakan kapsul pendarat dan robot penjelajah. Roket retro dihidupkan untuk menahan lebih lanjut kecepatan pendaratan hingga nyaris 0 meter per detik.
Pada ketinggian 100 meter dari permukaan Mars, kapsul pendarat melayang untuk sementara waktu guna mengidentifikasi lokasi pendaratan yang rata. Setelah target dikunci, perlahan-lahan pendaratan dilakukan dengan empat kaki kapsul yang akhirnya menapak permukaan Mars.
Sedianya, robot penjelajah akan berada di Mars selama beberapa hari untuk melakukan penelitian. Robot dengan enam roda tersebut kemudian akan mengeksplorasi area berselimut es di Mars yang disebut Utopia Planitia. Operasi ini akan menyusul misi Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) yang mendarat di Mars pada Februari lalu.
KOMPAS/XINHUA/GUNTER’S SPACE PAGE— Zhurong, robot penjelajah Mars dari misi Tianwen-1, saat berada di permukaan Mars.
Pejabat Pusat Program Luar Angkasa dan Eskplorasi Bulan milik pemerintah China, Geng Yan, menyatakan, kapsul turun dengan kecepatan tinggi selama sembilan menit menembus atmosfer Mars. Proses tanpa kontrol ini sangat kompleks karena sepenuhnya mengandalkan otomatisasi kapsul.
”Setiap langkah, hanya punya satu kali kesempatan. Dan masing-masing amat terhubung satu sama lain. Jika ada kesalahan, pendaratan sudah pasti gagal,” kata Geng.
Presiden China Xi Jinping memberi ucapan selamat secara tertulis kepada tim Tainwen-1. Ia menyebutkan pendaratan tersebut sebagai langkah penting dalam perjalanan eksplorasi antarplanet yang dilakukan China.
”Lompatan dari Bumi-Bulan ke sistem planet dan meninggalkan jejak China di Mars untuk pertama kalinya. Bumi dan umat manusia akan selalu mengingat perayaan yang luar biasa ini,” kata Xi.
Seorang pejabat NASA, Thomas Zurbuchen, melalui cuitannya di Twitter menyampaikan ucapan selamat kepada China. ”Bersama dengan komunitas sains global, saya menunggu kontribusi penting dari misi ini yang akan membuat umat manusia memahami Planet Merah,” kata Thomas.
China sebelumnya telah beberapa kali berhasil melakukan misi ke Bulan. Sebanyak tiga di antaranya mendaratkan robot di Bulan. Namun, misi pendaratan di Mars jauh lebih sulit karena harus dilengkapai sistem pendaratan yang lebih rumit.
Pertama, kapsul pendarat harus menggunkaan selubung untuk perlindungan saat menembus atmosfer Mars. Kedua, kapsul pendarat harus dilengkapi roket retro dan parasut untuk memperlambat pendaratan guna menghindari pendaratan keras menghantam permukaan Mars. Parasut dan roket retro harus beroperasi pada perhitungan waktu yang benar-benar tepat untuk bisa mendarat di target yang telah ditetapkan dengan selamat. (AP/REUTERS/LAS)
Oleh FX LAKSANA AGUNG SAPUTRA
Editor: LAKSANA AGUNG SAPUTRA
Sumber: Kompas, 15 Mei 2021