Serah terima jabatan Rektor UI periode 2014 – 2019, Muhammad Anis kepada Rektor UI periode 2019 – 2024, Ari Kuncoro dilangsungkan di Gedung Balai Purnomo UI Depok pada Rabu (4/12/2019).
Dihadapkan pada tantangan yang kompleks ke depan, Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia (MWA UI) yakin Rektor UI yang baru, Ari Kuncoro, mampu mengatasinya. Namun, tak hanya itu, MWA UI berharap Ari Kuncoro mampu membawa UI menjadi universitas yang diperhitungkan di kawasan ASEAN.
Serah terima jabatan Rektor UI periode 2014–2019, Muhammad Anis kepada Rektor UI periode 2019–2024, Ari Kuncoro dilangsungkan di Gedung Balai Purnomo UI Depok pada Rabu (4/12/2019). Acara tersebut dipimpin langsung oleh Ketua MWA UI Saleh Husin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
KOMPAS/FAJAR RAMADHAN–Proses serah terima jabatan Rektor Universitas Indonesia (UI) periode 2014–2019, Muhammad Anis kepada Rektor UI periode 2019–2024, Ari Kuncoro, di Gedung Balai Purnomo UI Depok pada Rabu (4/12/2019).
”Selamat datang untuk Profesor Ari Kuncoro yang akan memimpin UI lima tahun ke depan dengan tantangan yang sangat kompleks. Kami yakin Profesor Ari akan mampu membawa UI menuju universitas yang diperhitungkan di kawasan ASEAN,” kata Saleh Husin dalam keterangan tertulis.
Saleh berharap, Rektor Ari mampu meningkatkan peringkat UI di tingkat ASEAN dari nomor sembilan menjadi nomor lima. Untuk dapat mewujudkan hal tersebut, salah satu yang harus dilakukan Rektor Ari, menurut Saleh, adalah membangun kerja sama tim yang baik.
KOMPAS/FAJAR RAMADHAN–Proses serah terima jabatan Rektor Universitas Indonesia (UI), di Gedung Balai Purnomo UI Depok pada Rabu (4/12/2019). Rektor UI 2019-2024 Ari Kuncoro saat pemilihan rektor UI membawa visi ”Menuju Universitas Indonesia yang Inovatif, Mandiri, Unggul, Inklusif dan Bermartabat”.
Saleh juga mengajak civitas akademica UI untuk bersatu dan saling bahu-membahu memajukan UI. ”Tentu dengan syarat mampu membuat kerja sama yang solid, kompak, kerja cerdas dan guyub. Sebuah sinergitas yang kokoh tersebut akan membawa UI terbang tinggi,” ujarnya yang juga menjabat sebagai Managing Director Sinarmas.
Pada kesempatan tersebut, Saleh turut menaruh harapan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim untuk dapat mendukung kemajuan UI. Terlebih Nadiem juga terlibat langsung dalam proses pemilihan Rektor UI sebagai panelis.
”Tak disangka saat ini Mas Nadiem menjadi menteri yang membidani dunia pendidikan sehingga ikatan batin yang sudah ada semakin kuat. Itu berarti Mas Menteri harus memberi perhatian dan bantuan yang lebih untuk kemajuan UI,” ujar Menteri Perindustrian 2014-2016 tersebut.
Secara khusus, Saleh juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Rektor Anis yang telah memimpin UI selama 5 tahun terakhir. Menurutnya, banyak kemajuan yang telah diraih selama dia menjabat, terutama dalam membangun fondasi UI yang kuat sehingga mampu bersaing di kancah global menuju universitas berkelas dunia.
”Kami juga mengharapkan Profesor Anis dapat terus menyumbangkan pemikirannya guna kemajuan UI,” katanya.
KOMPAS/FAJAR RAMADHAN–Proses serah terima jabatan Rektor UI di Gedung Balai Purnomo UI Depok pada Rabu (4/12/2019). Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia berharap rektor yang baru, Ari Kuncoro, mampu membawa UI menjadi universitas berkelas dunia.
Hadir dalam acara serah terima jabatan tersebut Anggota MWA UI sekaligus Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara, Mantan Menteri Kesehatan Nila F Moeloek dan Farid Anfasa Moeloek serta Mantan Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardoyo dan Anwar Nasution.
Hadir pula Mantan Menteri Keuangan JB Soemarlin, Mantan Menteri ESDM Soebroto dan sejumlah direktur BUMN dan unsur pimpinan di lingkungan UI, kalangan dosen, mahasiswa, serta dari ILUNI.
Profil Rektor UI
Rektor UI Ari Kuncoro lahir pada 1962. Ia menyelesaikan pendidikan dari Fakultas Ekonomi (FE) UI pada tahun 1986. Saat itu, Ari menekuni bidang Ekonomi Moneter dengan judul Skripsi ”Prospect of Deficit Financing in Indonesia: A Simulation Study Using Macro Econometric Model”.
Setelah lulus, Ari melanjutkan program magister di Master of Arts, University of Minnesota, Amerika Serikat. Gelar master tersebut ia rengkuh pada tahun 1990 dengan konsentrasi Development Economics. Tesis yang ia tulis berjudul ”Technical Efficiency in Indonesian Manufacturing Industry: Estimation with Stochastic Frontier of Production Function”.
KOMPAS/LARASWATI ARIADNE ANWAR–Rektor Universitas Indonesia (UI) 2014-2019 Mohammad Anis (kiri) bersama Rektor UI 2019-2024 Ari Kuncoro seusai upacara serah terima jabatan di Depok, Jawa Barat, Rabu (4/12/2019).
Empat tahun berselang, Ari Kuncoro makin mengukuhkan profesinya dalam bidang ekonomi dengan menamatkan program doktoralnya dari Brown University. Fokus yang dia ambil semakin spesifik, yakni tentang Urban Economics, Industrial Organization and Applied Micro Econometrics.
Dalam perjalanan kariernya, Ari Kuncoro banyak mengabdikan diri di berbagai lembaga. Pasca-merengkuh gelar doktor tersebut, ia kembali ke Tanah Air dan mulai menjalani kariernya sebagai peneliti di LPEM-FEUI hingga saat ini.
Ari Kuncoro juga sempat menjadi pembantu dekan bagian akademik FE UI pada 1998. Selain itu, ia pernah menjadi sekretaris di program pascasarjana FE UI pada tahun 1996.
Ari juga Guru Besar dalam bidang Ilmu Ekonomi di FEB UI dengan Google h-index 14 dan menduduki peringkat pertama di Indonesia untuk sitasi (kutipan) karya ilmiah berdasarkan RePEC. Ari juga masih aktif mengajar beberapa mata kuliah seperti Makroekonomi.
KOMPAS/DEONISIA ARLINTA–Guru Besar Bidang Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Ari Kuncoro terpilih sebagai rektor Universitas Indonesia periode 2019-2024.
Selain itu, Arie masih aktif dengan kegiatan di luar FEB UI seperti menjadi anggota East Asian Economist Association dan menjadi profesor tamu di Brown University dan Australian National University.
Dalam pemilihan rektor UI periode 2019-2014 ini, Ari membawa visi ”Menuju Universitas Indonesia yang Inovatif, Mandiri, Unggul, Inklusif dan Bermartabat”. Dalam menunjang visinya tersebut, Ari memiliki beberapa program yang salah satunya fokus kepada kerja sama.
KOMPAS/HERU SRI KUMORO–Ari Kuncoro
Menurut Ari, melemahnya rupiah dan ekspor saat ini disebabkan oleh sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang tidak guyub secara internasional. Ia memiliki program yang ditujukan untuk mahasiswa, yaitu membuat pendidikan yang berbasis kolaborasi. ”Selama ini yang dihasilkan adalah individualis dengan IPK tinggi, tetapi kerja sama timnya payah,” katanya.
Menurut dia, kerja sama adalah hal yang sangat penting karena seseorang tidak akan bisa menjadi pintar sendirian. Program yang akan ia usung ke depan untuk memfasilitasi kerja sama tersebut, misalnya program paper kelompok dan proyek kelompok.
”Dan itulah program yang akan dicoba supaya SDM Universitas Indonesia dapat berperan untuk menjaga bangsa dan negara kita. Mungkin saat ini masih banyak CEO yang berasal dari Universitas Indonesia, tetapi kita tidak tahu lima tahun ke depan,” katanya.
Oleh FAJAR RAMADHAN
Editor ANTONIUS PONCO ANGGORO
Sumber: Kompas, 4 Desember 2019