Penderita stroke umumnya lumpuh pada sebagian anggota tubuh, khususnya tangan. Namun, kerap kali tangan lumpuh itu tak diterapi atau dirangsang untuk bergerak sehingga kian lemah. Riset di Spanyol menunjukkan, tayangan realitas virtual memungkinkan pasien stroke melihat gerakan tangan lemah di layar monitor.
Itu mendorong pasien berpikir kemampuan lengannya lebih kuat dibandingkan kondisi sebenarnya. Tayangan itu meningkatkan kesempatan pasien menerapkannya di kehidupan nyata. ”Hal mengejutkan, tayangan virtual realitas gerakan tangan penderita selama 10 menit mendorong mereka memakai tangan lebih spontan,” kata salah satu peneliti, Belen Rubio, dari Laboratorium Sintetik, Perseptif, Emosi, dan Sistem Kognitif di Universitas Pompeu Fabra, Spanyol, Selasa (9/6). Terapi melihat tayangan virtual itu membantu pemulihan penderita stroke sehingga lengan lemah bisa bergerak spontan lagi. Sebelum melihat tayangan virtual, 20 pasien stroke yang diuji umumnya memakai lengan paretik (lumpuh sebagian) untuk menjangkau sesuatu di depannya sebesar 35 persen. Seusai melihat tayangan, penggunaan lengan paretik 50 persen atau seperti orang normal. Menurut Prof Paul Verschure, pemimpin riset, dalam jangka panjang dampak tayangan realitas virtual pada kehidupan pasien perlu dipantau. (BBC/MZW)
————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 12 Juni 2015, di halaman 14 dengan judul “Kilas Iptek”.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT