Psikologi Forensik, Kontak Mata Membuat Orang Lebih Jujur

- Editor

Sabtu, 10 November 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ketika orang ingin kejujuran seseorang, intuisi umum adalah menatap matanya. Penelitian di Finlandia menemukan bahwa kontak mata memang dapat membuat orang lebih jujur. Orang lebih mudah berbohong di dunia digital. Jadi, kalau ingin pasangan Anda berbicara jujur, tataplah matanya.

Penelitian berjudul “Kontak Mata Mengurangi Kebohongan” itu dimuat dalam jurnal Consciousness and Cognition yang juga dipublikasikan sciencedaily.com 9 November 2018.

Penelitian dilakukan tim ilmuwan dari Laboratorium Pengolahan Informasi Manusia, Fakultas Ilmu Sosial / Psikologi, Universitas Tampere, Finlandia, seperti Jonne O Hietanen, Aleksi H Syrjämäki, Patrick K Zilliacus, dan Jari K Hietanen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Psikolog di Universitas Tampere itu menyelidiki pengaruh tatapan langsung mata orang lain terhadap kebohongan dalam eksperimen interaktif. Dalam percobaan, peserta memainkan permainan bohong di komputer terhadap orang lain. Efek dari tatapan mata pada ketidakjujuran juga telah diselidiki sebelumnya, tetapi hanya dengan menggunakan gambar mata.

“Ini adalah studi pertama yang menunjukkan efek dengan menggunakan kontak mata yang sebenarnya dengan orang lain dan dengan mengukur tidak hanya bentuk ketidakjujuran, tetapi berbohong,” kata Jonne Hietanen.

OMAN NEWS AGENCY/AP PHOTO–Sultan Qaboos bin Said (kiri) menerima kunjungan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Muscat, Oman, 25 Oktober 2018, dalam foto yang dirilis kantor berita Oman, 26 Oktober 2018. Tatapan mata membuat orang lebih jujur.

Hasil penelitian ini memiliki implikasi praktis untuk situasi sehari-hari dan profesional, seperti interogasi polisi. “Namun, karena hasilnya diperoleh dalam situasi eksperimental, seseorang harus berhati-hati untuk tidak menarik kesimpulan yang terlalu jauh,” ujar Hietanen menekankan.

Penelitian tentang kebohongan sebelumnya pernah dilakukan Universitas British Columbia (UBC), Amerika Serikat tahun 2009. Michael Woodworth, seorang psikolog forensik di UBC mempelajari penipuan di lingkungan yang diperantarai komputer. Ia menemukan, orang lebih mudah berbohong di dunia maya.

“Ketika orang berinteraksi tatap muka, ada sesuatu yang disebut ‘efek perusakan motivasi’, di mana tubuh Anda akan mengeluarkan beberapa isyarat saat Anda menjadi lebih gugup dan ada lebih banyak yang dipertaruhkan dengan kebohongan Anda. Di lingkungan yang diperantarai komputer, yang terjadi justru sebaliknya,” kata Woodworth, seperti dikutip sciencedaily.com, 5 Mei 2009.

DOKUMENTASI BNN–Anggota BNN menginterogasi Ibrahim Hasan, anggota DPRD Kabupaten Langkat, Sumatera Utara yang menjadi bandar narkoba.

Ketika menceritakan kebohongan secara tatap muka, semakin tinggi risiko penipuan Anda, semakin banyak isyarat yang Anda berikan bahwa Anda berbohong. Jadi, apa yang tidak ada dalam pesan teks mungkin memiliki keuntungan untuk penipu: teks tidak mengirimkan isyarat non-verbal seperti properti vokal, isyarat fisik, dan ekspresi wajah. Penelitian Woodworth sangat tepat waktu karena teknologi dan praktik penipuan bersatu.

“Penipuan adalah salah satu fenomena sosial paling signifikan dan meresap di zaman kita. Rata-rata, orang mengatakan satu hingga dua kebohongan setiap hari, dan kebohongan ini berkisar dari yang sepele hingga yang lebih serius. Penipuan terletak pada komunikasi antara teman, keluarga, rekan kerja, dan dalam kekuasaan dan politik,” papar Woodworth.–SUBUR TJAHJONO

Sumber: Kompas, 10 November 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia
Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama
Jembatan antara Kecerdasan Buatan dan Kebijaksanaan Manusia dalam Al-Qur’an
AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah
Ancaman AI untuk Peradaban Manusia
Tingkatkan Produktivitas dengan Kecerdasan Artifisial
Menilik Pengaruh Teknologi Kecerdasan Buatan dalam Pendidikan
Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Berita ini 19 kali dibaca

Informasi terkait

Minggu, 16 Februari 2025 - 09:06 WIB

Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:57 WIB

Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:52 WIB

Jembatan antara Kecerdasan Buatan dan Kebijaksanaan Manusia dalam Al-Qur’an

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:48 WIB

AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:44 WIB

Ancaman AI untuk Peradaban Manusia

Berita Terbaru

Berita

Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:57 WIB

Berita

AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:48 WIB

Berita

Ancaman AI untuk Peradaban Manusia

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:44 WIB