Institut Teknologi Sumatera, Lampung, tengah merancang pendirian Program Studi S-1 Teknologi Kosmetik pertama di Indonesia. Program studi itu didirikan untuk menyiapkan sumber daya manusia yang mumpuni di tengah pesatnya perkembangan industri kosmetik di Indonesia.
KOMPAS/VINA OKTAVIA–Rektor Institut Teknologi Sumatera Ofyar Z Tamin saat diskusi kelompok terfokus terkait pendirian Program Studi Teknologi Kosmetik, Rabu (18/12/2019), di Itera, Lampung Selatan.
Rektor Institut Teknologi Sumatera Ofyar Z Tamin menuturkan, dalam beberapa tahun terakhir, industri kosmetik di Indonesia berkembang pesat. Bahkan, industri kosmetik telah menjadi salah satu sektor andalan nasional dan membuka lapangan kerja bagi masyarakat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, selama 2010-2015, perkembangan pasar industri kosmetik meningkat dari Rp 8,9 triliun menjadi Rp 11,94 triliun. Saat ini tercatat ada 760 perusahaan kosmetik di Indonesia. Jumlah itu melonjak tajam dibandingkan dengan 2017 yang tercatat hanya ada 153 perusahaan.
KOMPAS/DIAN DEWI PURNAMASARI–Salah satu gerai yang menawarkan produk-produk kecantikan dan kosmetik di ITC Fatmawati, Jakarta Selatan, Senin (10/12/2018).
Meski begitu, belum ada perguruan tinggi di Indonesia yang membuka program studi S-1 yang fokus di sektor industri kosmetik. Untuk itu, Program Studi S-1 Teknologi Kosmetik yang akan dibuka di Itera diharapkan mampu memenuhi kebutuhan SDM di bidang itu. Dukungan teknologi juga diharapkan mampu mengembangkan industri kosmetik di masa depan.
Dari hasil kajian, sejumlah negara di dunia juga telah mengembangkan program studi teknologi kosmetik. Program studi serupa terdapat, antara lain, di Korea, Amerika Serikat, Perancis, Inggris, dan India.
”Selain kebutuhan sumber daya manusia, program studi ini juga diharapkan dapat meningkatkan daya saing produk lokal di Sumatera,” kata Ofyar saat kegiatan diskusi terfokus terkait pendirian Program Studi Teknologi Kosmetik, Rabu (18/12/2019), di Itera, Lampung Selatan.
KOMPAS/PRIYOMBODO–Produk rempah-rempah dipamerkan dalam Trade Expo Indonesia 2019 di Indonesia Convention Exhibition, BSD City, Tangerang, Banten, Rabu (16/10/2019).
Lulusan program studi ini nantinya juga diharapkan dapat menggali potensi sumber daya alam, khususnya di Sumatera, untuk bahan baku kosmetik. Selain itu, mereka juga akan dibekali ilmu kewirausahaan sehingga dapat membuka usaha secara mandiri.
Direktur Pengawasan Kosmetik Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Arustiyono mendukung pendirian program studi teknologi kosmetik di Itera. Menurut dia, pemerintah membutuhkan peran perguruan tinggi untuk menyiapkan SDM ahli di bidang kosmetik. Munculnya tenaga ahli di bidang kosmetik diyakini mampu mendorong perkembangan industri kosmetik yang resmi dan aman bagi kesehatan.
Data BPOM, Indonesia baru memiliki 630 usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di bidang kosmetik. Jumlah itu jauh tertinggal dibandingkan dengan Thailand yang telah memiliki lebih dari 5.000 UMKM di bidang kosmetik.
Pada 2018, BPOM masih menemukan ribuan kosmetik ilegal di pasaran yang nilainya mencapai Rp 126 miliar. Selain itu, BPOM juga masih menemukan bahan baku kosmetik yang mengandung bahan berbahaya, seperti merkuri.
Komisaris Utama PT Paragon Technology and Innovation Nurhayati Subakat menuturkan, pasar kosmetik di Indonesia masih dikuasai oleh industri multinasional. Bahkan, produk kosmetik impor juga mulai merambah pasar. Kepala Dinas Perindustrian Lampung Bayana menyatakan, ke depan, industri kosmetik lokal diharapkan mampu bersaing dan merebut pasar.
Oleh VINA OKTAVIA
Editor: AUFRIDA WISMI WARASTRI
Sumber: Kompas, 18 Desember 2019