Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika mempersiapkan prakiraan cuaca digital di lokasi pertandingan di Jakarta dan Palembang. Hal itu untuk mendukung penyelenggaraan Asian Games pada Agustus mendatang.
Untuk menyiapkan info cuaca ini di Command Center ASEAN Games pada pertandingan yang diadakan di Jakarta, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) akan bekerja sama dengan Indonesia Asian Games 2018 Organizing Committee (INASGOC). Pembaruan informasi prakiraan cuaca di setiap lokasi pertandingan dilakukan setiap tiga jam.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Mulyono Rahadi Prabowo, menyampaikan hal itu pada Senin (26/3/2018), di Jakarta. Penyediaan layanan ini sejalan dengan pengoperasian sistem digital prakiraan cuaca (National Digital Forecast) skala kabupaten yang diluncurkan pekan lalu oleh Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, bertepatan dengan Hari Meteorologi Dunia, tanggal 23 Maret.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dwikorita mengatakan, produk prakiraan cuaca akan ditampilkan dalam format info grafis yang mudah dipahami dan menarik untuk berbagai cabang olah raga dalam dan luar ruang pada Asian Games. Bahkan prakiraan dan informasi cuaca dapat masuk dalam tayangan televisi di kamar hotel.
Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Nurhayati menambahkan, untuk prakiraan cuca di lokasi atau venue Asian Games, BMKG sudah menyiapkan template atau model tampilan info grafis yang diperoleh dari pemilihan lokasi yang menjadi referensi kecamatan yang menjadi tempat pertandingan.
KOMPAS/WAWAN H PRABOWO–Prakirawan cuaca memantau citra satelit di ruang Meteorology Early Warning System (MEWS), Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Jakarta, Jumat (31/3/2017).
Selain Asian Games, dengan sarana tersebut BMKG akan menyediakan prakiraan cuaca di lokasi acara bertaraf internasional lainnya pada tahun ini, yaitu pertemuan World Bank dan IMF pada Oktober mendatang di Bali. Prakiraan cuaca untuk daerah Bali tempat pelaksanaan pertemuan IMF akan dibuat dan disebarluaskan secara rutin melalui berbagai media diseminasi.
Prakiraan cuaca digital
Dwikorita mengatakan, inovasi yang dilakukan BMKG bukan hanya terkait penerapan teknologi digital pada sistem prakiraan cuaca, melainkan juga meningkatkan jangkauannya dari skala kabupaten menjadi kecamatan, serta waktu prakiraan dari 3 hari menjadi 7 hari ke depan. Jangka waktu prakiraan juga dipersingkat yaitu setiap 3 jam dari sebelumnya setiap 6 jam.
Pada tahap awal ini Prakiraan Cuaca Digital berbasis kecamatan disediakan untuk 4 provinsi, yaitu DKI Jakarta, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, dan Bali. Prakiraan kecamatan akan menjangkau seluruh provinsi.
Nurhayati menambahkan pembuatan prakiraan cuaca tiap kecamatan diperlukan karena kondisinya bisa berbeda. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi, antara lain liputan vegetasi dan kondisi topografi.
Dwikorita mengatakan, BMKG saat ini juga telah terkoneksi dengan World Weather Information System (WWIS) di bawah koordinasi World Meteorological Organization (WMO). Dalam hal ini prakiraan cuaca di wilayah Indonesia juga dapat diakses melalui laman milik lembaga meteorologi dunia tersebut yang menghubungkan Indonesia dalam platform global serta dapat diakses dari seluruh dunia. Hal ini menunjukkan bahwa BMKG merupakan salah satu lembaga meteorologi di kawasan Asia yang aktif berkontribusi dalam penyebaran prediksi dan peringatan dini cuaca.
“Prakiraan cuaca berbasis kecamatan ini diharapkan dapat menjawab kebutuhan pemerintah dan masyarakat untuk kepentingan keselamatan infrastruktur dan transportasi darat, laut, udara, serta pengurangan resiko bencana dan dampak perubahan iklim,” ujar Dwikorita.
Pengembangkan prakiraan ini memanfaatkan data observasi digital dan otomatis yang dirintis sejak tahun 2014 menggantikan sistem manual. Data ini diperoleh dari satelit, radar dan data pengamatan cuaca di stasiun.
Kemudian dengan menggunakan beberapa model prakiraan cuaca yang terintegrasi dilakukan analisis cuaca terhadap data observasi. Pengembangan pemodelan dan analisis secara digital dan otomatis ini berbasis pada teknologi dari Perancis dan Jepang.
Hary Tirto, Kepala Bagian Humas BMKG, menambahkan, sistem prakiraan digital secara bertahap akan ditambahkan dengan server untuk pemrosesan dan validasi data dengan menambahkan data pengamatan dari peralatan pengamatan satelit dan radar cuaca. Selain itu juga sedang dipersiapkan peralatan pemroses yang disebut HPC (High Performance Computer) untuk mempecepat proses data pemodelan dan pengamatan.
Otomatisasi
Kepala Bidang Layanan Informasi Cuaca BMKG Ana Oktavia Setiowati menjelaskan, data observasi yang digunakan meliputi data in situ atau pengamatan langsung secara manual dan otomatis meliputi Automatic Weather Station (AWS), Automatic Agroclimate Weather Station (AAWS), dan Automatic Rain Gauge Stations (ARG). Data observasi diperlukan untuk validasi dan verifikasi hasil prakiraan cuaca.
Otomatisasi pemantauan cuaca dan iklim dilakukan BMKG sejak tahun lalu, dengan mengacu pada standar dunia yang ditetapkan Organisasi Meteorologi Dunia. Tujuannya untuk menghasilkan data pemantauan dan analisis yang benar, andal, serta tepercaya bagi penyediaan layanan informasi untuk publik. Dengan peralatan otomatis dan terstandar, data cuaca dan iklim bisa dihimpun cepat dan dipertukarkan serta diakses melalui jaringan berbasis web dengan sejumlah negara.
Berbagai peralatan otomatis yang canggih pada tahun lalu didatangkan dari berbagai negara Jerman, Finlandia, Perancis, Amerika Serikat, dan Jepang. Peralatan otomatis itu berbasis sensor, berfungsi untuk mengukur suhu, tekanan dan kelembaban udara, kecepatan dan arah angin, penguapan, serta radiasi.
“Data pengukuran ini dikirim secara otomatis ke stasiun pengamatan dengan sistem telemetri. Pengiriman data ke pusat pemantau di program setiap 10 menit. Di pusat pemantauan pengamat cuaca menggunakan komputer melakukan analisis data,” kata Deputi Bidang Instrumentasi Kalibrasi Rekayasa dan Jaringan Komunikasi BMKG Untung Merdiyanto.
Meningkatkan akses informasi prakiraan cuaca bagi publik, tahun lalu BMKG telah mengoperasikan aplikasi mobile yang dapat diunduh secara gratis melalui peranti lunak aplikasi App Store dan Play Store di telepon seluler dengan nama Info BMKG. Pada layanan ini ada beberapa fitur penting, antara lain prakiraan cuaca di jalur transportasi darat, cuaca maritim, dan cuaca bandara.
Pada aplikasi ini juga ditampilkan informasi peringatan dini cuaca dan prakiraan cuaca di kabupaten/kota hingga tiga hari ke depan. Selain itu, juga ditampilkan tingkat pencemaran udara, informasi kejadian gempa, dan informasi aktual atau siaran pers terkait kegiatan BMKG.
Aplikasi Info BMKG telah menggunakan layanan GPS atau geolocation sehingga pengguna dapat mengetahui posisinya dan kepadatan jalur yang akan dilaluinya. Informasi ini dapat diakses melalui http://apps.bmkg.go.id atau langsung diunduh di App Store dan Google Play dengan kata kunci ”info BMKG”, lalu telusuri ”Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika”.–YUNI IKAWATI
Sumber: Kompas, 27 Maret 2018