Gempa berkekuatan M 6,9 mengguncang selatan Selat Sunda, Banten pada Jumat (2/8) pukul 19.03.21 WIB. Gempa dengan sumber dangkal dan dirasakan cukup kuat hingga Jakarta ini sempat memicu peringatan dini tsunami, walaupun kemudian diakhiri tanpa terjadinya tsunami. Gempa ini relatif kecil dibandingkan potensi maksimal yang bisa terjadi di kawasan ini.
Guncangan gempa ini dirasakan di Lebak dan Pandeglang IV-V MMI; Jakarta III-IV MMI; Bandung, Serang, Bekasi, Tangerang, Bandar Lampung, Purwakarta, Bantul, Kebumen, II-III MMI; Nganjuk, Malang, Kuta, Denpasar, II MMI. Rekaman awal Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), kekuatan gempa disebutkan memiliki kekuatan M 7,4 dengan sumber sangat dangkal, yaitu 10 kilometer (km) di bawah Samudera Hindia sebelah selatan Banten. Pusat gempa pada koordinat 7.54 Lintang Selatan dan 104.58 Bujur Timur. Dengan parameter ini, BMKG kemudian mengeluarkan peringatan dini tsunami.
KOMPAS/JOHANES GALUH BIMANTARA–Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Rahmat Triyono.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
mengatakan, gempa ini berpotensi tsunami dengan peringatan dini untuk wilayah: (1) Pandeglang Bagian Selatan dengan status ancaman SIAGA (ketinggian maksimal 3,0 meter). (2) Pandeglang Pulau Panaitan dengan status ancaman SIAGA (ketinggian maksimal 3,0 meter). (3) Lampung-Barat Pesisir-Selatan dengan status ancaman SIAGA (ketinggian maksimal 3,0 meter). (4) Pandeglang Bagian Utara dengan status ancaman WASPADA (ketinggian maksimal 0,5 meter). (5) Lebak dengan status ancaman WASPADA (ketinggian maksimal 0,5 meter).
“Kepada masyarakat di wilayah dengan status “SIAGA” diharap memperhatikan dan segera mengarahkan masyarakat untuk melakukan evakuasi. Kepada masyarakat di wilayah dengan status “WASPADA” diharap memperhatikan dan segera mengarahkan masyarakat untuk menjauhi pantai dan tepian sungai,” kata dia. Namun demikian, setelah data-data dari seismograf lebih banyak yang masuk, kekuatan gempa ternyata jauh lebih kecil. “Selanjutnya dilakukan pemutakhiran, kekuatan gempa menjadi magnitudo M 6,9.
Episenter terletak pada koordinat 7,32 LS dan 104,75 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 164 km arah barat daya Kota Pandeglang, Kabupaten Pandeglang, pada kedalaman 48 km,” kata Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono.
Menurut Daryono, peringatan dini tsunami dikeluarkan berdasarkan data awal kekuatan gempa M 7,4. Oleh karena itu, setelah diketahui kekuatan gempa M 6,9, diyakini tidak ada tsunami. Pada pukul 19.03.25 WIB, akhirnya BMKG mengakhiri peringatan dini tsunami. Semua tide gauge juga tidak menunjukkan adanya perubahan muka air sehingga dipastikan tidak terjadi tsunami.
Deformasi Lempeng
Daryono mengatakan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya deformasi batuan dalam Lempeng Indo-Australia. “Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa ini dipicu penyesaran oblique yaitu kombinasi gerakan mendatar dan naik,” kata dia.
Sekalipun gempa kali ini tergolong cukup kuat, namun energi yang tersimpan di zona kegempaan di kawasan Selat Sunda sebenarnya jauh lebih besar. Peta Sumber Gempa Bumi Nasional yang dikeluarkan Pusat Studi Gempa Bumi Nasional (Pusgen)-Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tahun 2017 menunjukkan, zona subduksi di segmen Selat Sunda-Banten memiliki potensi gempa maksimum hingga M 8,8.–AHMAD ARIF
Editor ANDY RIZA HIDAYAT
Sumber: Kompas, 3 Agustus 2019