Pemodelan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, kawasan jalur kereta cepat Jakarta-Bandung rentan terdampak gempa bumi. Dampak guncangan tergolong sangat tinggi dengan skala terkuat VIII-IX mercalli modified intensity, yang bisa merusak bangunan rancangan khusus.
Hasil studi berupa peta tingkat guncangan gempa di zona jalur kereta cepat disampaikan Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geopotensial, dan Tanda Waktu Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jaya Murjaya di Jakarta, Jumat (29/1).
”Skenario tingkat guncangan gempa untuk menggambarkan perkiraan guncangan tanah dan efek gempa pada suatu wilayah, baik gempa hipotetik maupun berdasar sejarah gempa. Pada tahap kebijakan, skenario ini bisa menjadi alat perencanaan tanggap darurat,” kata Jaya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kepala Bidang Mitigasi Bencana Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, studi dilakukan proaktif. BMKG belum pernah dimintai masukan terkait proyek ini.
Sumber gempa yang diperkirakan berdampak terhadap jalur kereta cepat adalah tiga sesar: Sesar Lembang, Sesar Cimandiri, dan Sesar Baribis dengan asumsi kekuatan gempa magnitudo 7,0 dengan kedalaman 10-20 kilometer. Selain itu, ada gempa dari zona subduksi dengan magnitudo momen (Mw) 8,5-9,0 kedalaman 20-25 kilometer.
Dari simulasi tingkat guncangan tanah bersumber gempa subduksi selatan Jawa Barat dengan magnitudo 9 dan kedalaman 25 kilometer akan dihasilkan tingkat guncangan pada skala intensitas VIII-IX mercalli modified intensity (MMI), dengan kerusakan sedang-berat hampir merata di Jabar, termasuk wilayah jalur kereta cepat.
Dari simulasi tingkat guncangan tanah bersumber gempa Sesar Lembang bermagnitudo 6,5 dan kedalaman 10 kilometer dihasilkan tingkat guncangan maksimum berintensitas VI-VII MMI dengan kerusakan ringan-sedang, terutama pada wilayah dekat Sesar Lembang. Jalur kereta cepat, terutama seksi Purwakarta-Walini-Tegalluar berimpitan dengan area Sesar Lembang. Berdasar skenario, jalur itu akan terdampak intensitas VII MMI
Berdasar pemodelan itu, Jaya berharap kajian bahaya gempa bumi seismologi teknik dimasukkan komprehensif dalam dokumen proyek. Kajian itu dapat mendukung perencanaan infrastruktur tahan gempa.
Demi mendukung keselamatan penumpang, perlu juga dilengkapi sistem peringatan dini gempa manakala saat kereta api beroperasi, tiba-tiba terjadi gempa di jalur itu.
”Terkait jalur kereta cepat Jakarta-Bandung, patut jadi perhatian bahwa daerah Bandung, Padalarang, Cianjur, Purwakarta, Karawang, Subang, dan Jakarta pernah mengalami kerusakan akibat gempa,” kata Daryono.
Pernyataan Presiden
Kemarin, Presiden Joko Widodo meminta kementerian terkait proyek kereta cepat Jakarta-Bandung menjelaskan sejumlah pertanyaan, termasuk soal kajian kegempaan BMKG. Itu agar tak terjadi kesimpangsiuran informasi. Sejalan dengan itu, pemerintah segera mengevaluasi pelaksanaan proyek setelah diresmikan pembangunannya.
Staf Presiden Bidang Komunikasi Johan Budi SP menegaskan, evaluasi bukan untuk menghentikan proyek karena proyek sudah diputuskan melalui proses panjang. ”Presiden memperhatikan semua masukan yang berkembang,” katanya.
Di kantornya, Wakil Presiden Jusuf Kalla menyampaikan, seharusnya tak ada polemik pada proyek kereta cepat. Wapres menilai perlu koordinasi kerja lintas kementerian yang lebih baik sehingga tak tampak ada polemik di pemerintah sendiri. (AIK/NDY)
——————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 30 Januari 2016, di halaman 1 dengan judul “Potensi Dampak Gempa Sangat Tinggi”.