Xiaomi Indonesia memperkenalkan dua tipe ponsel yang akan dijual ke pasar Indonesia pada minggu keempat Februari yakni Redmi 5 dan Redmi 5 Plus. Sepasang ponsel yang menjadi produk yang diluncurkan untuk pertama kali di tahun 2018 mengawali kiprah Xiaomi untuk ponsel pintar dengan rasio layar 18:9.
Redmi 5 dijual dengan dua varian yakni RAM 2 gigabita dan ROM 16 gigabita dijual seharga Rp 1,7 juta sementara varian RAM 3GB dan ROM 32GB dengan harga Rp 1,9 juta. Redmi 5 Plus juga dijual dengan dua varian yakni RAM 3GB dan RAM 32 GB seharga Rp 2,2 juta sementara varian RAM 4GB dan ROM 64 GB harganya Rp 2,7 juta. Seluruhnya akan dijual melalui skema flash sale pada tanggal 22 Februari di pukul 11.00.
Harga jual tersebut cukup bersaing dengan harga ponsel dengan spesifikasi serupa, terlebih yang juga memiliki layar dengan rasio 18:9 seperti yang dirilis Oppo, Vivo, maupun Huawei.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
KOMPAS/DIDIT PUTRA ERLANGGA RAHARDJO–Xiaomi meluncurkan dua tipe ponsel pintar untuk pasar Indonesia yakni Redmi 5 dan Redmi 5 Plus, masing-masing dengan varian kapasitas RAM maupun penyimpanan internal, Rabu (14/2). Mengandalkan layar dengan rasio 18:9, baik Redmi 5 maupun Redmi 5 Plus mengincar segmen yang sedang digeluti para pemain ponsel di tanah air.
Ciri khas dari dua nama produk itu adalah penggunaan rasio layar 18:9, berbeda dengan rasio layar 16:9 yang lazimnya ditemui di ponsel pintar. Tren ini mulai banyak dilakukan oleh produsen ponsel dengan alasan bisa menampilkan konten yang lebih banyak karena layar yang lebih besar tanpa harus mengorbankan ergonomi sehingga tetap nyaman dipegang.
“Layar yang lebih besar bisa menguntungkan pengguna untuk dalam mengolah dokumen, menggunakan layanan navigasi, atau menjalankan gim. Layar 18:9 perlahan menjadi standar baru,” ujar Xiaomi Indonesia Country Manager Steven Shi, Rabu (14/2).
Tren layar dengan rasio 18:9 diawali dari ponsel kelas flagship atau premium seperti G6 dari LG, atau Galaxy S8 dari Samsung. Namun, semester II tahun 2017 membuka peluang lebih banyak ponsel kelas menengah yang mengadopsi rasio layar seperti ini.
Beberapa nama yang bisa disebut seperti Oppo dengan F5, Vivo dengan V7+, atau Huawei dengan Nova 2i. Ada pula merek Luna yang juga menghadirkan ponsel G8 yang juga memiliki layar yang ramping. Baru-baru ini Samsung juga mewariskan teknologi layar tersebut ke seri menengah dengan merilis Galaxy A8.
KOMPAS/DIDIT PUTRA ERLANGGA RAHARDJO–Redmi 5 dan Redmi 5 Plus menjadi sepasang ponsel pintar yang diluncurkan pertama di tahun 2018 oleh Xiaomi untuk pasar Indonesia, Rabu (14/2). Mereka tengah agresif untuk mengulangi kesuksesan di India dengan menjadi merek nomor satu setelah menggulingkan Samsung.
Ponsel terakhir yang diluncurkan Xiaomi di Indonesia adalah Redmi 5A yang masih memiliki rasio layar 18:9.
Peluncuran Redmi 5 dan Redmi 5 Plus di Indonesia dilakukan bersamaan dengan India yang memperkenalkan Redmi Note 5 dan Redmi Note 5 Pro.
Spesifikasi antara Redmi 5 Plus di Indonesia dengan Redmi Note 5 yang diluncurkan di India cukup mirip. Hanya saja Redmi Note 5 Pro yang memiliki lensa ganda di belakang tidak diumumkan di Jakarta.
Steven memaparkan nilai jual yang membuat Redmi 5 maupun Redmi 5 Plus bisa mejadi ponsel untuk semua, mulai dari kemampuan prosesor yang dipakai, baterai tahan lama, serta kamera depan maupun belakang yang andal. Harga jual yang ditawarkan untuk semua varian pun membuatnya cukup bersaing dengan produk andalan di pasar saat ini, meski harus diakui waktu peluncurannya terpaut beberapa bulan.
Redmi 5 memiliki sistem dalam cip Snapdragon 430, bentang layar 5,7 inchi dengan resolusi definisi tinggi (HD), serta baterai 3.300 miliampere jam. Sementara Redmi 5 Plus menggunakan Snapdragon 625, bentang layar 5,9 inchi dengan resolusi definisi tinggi penuh (FHD), dan baterai 4.000 mAh. Persamaan keduanya adalah pemakaian kamera belakang dengan resolusi 12 megapiksel.
Konsumen Indonesia
Peluncuran ponsel ini juga dihadiri oleh MiFans, sebutan untuk komunitas pengguna dan pendukung ponsel dari Xiaomi. Mereka juga ikut bersorak saat disebutkan komponen yang dipilh termasuk harga jualnya.
Dalam pemaparannya, Steven secara khusus menyebutkan bahwa ponsel Xiaomi yang resmi dijual sepenuhnya dirakit di Indonesia. Saat ini mereka bekerja sama dengan PT Sat Nusapersada Tbk yang bertempat di Batam untuk itu.
“Kami ingin memastikan kualitas dengan komponen yang jelas sumbernya dan melalui serangkaian tes agar memastikan kualitas akhir dari produk,” ujarnya.
Selain melibatkan komunitas penggemar, mereka juga menunjuk 10 orang untuk menjadi duta besar yang diberi kesempatan menguji produk Redmi 5 sebelum resmi diluncurkan. Mereka berasal dari Jakarta, Medan, Aceh, Tasikmalaya, Semarang, Surabaya, Tangerang, dan Bandung.
Berdasarkan laporan IDC mengenai pengapalan ponsel dunia kuartal IV tahun 2017, Xiaomi menempati perangkat keempat setelah Apple, Samsung, dan Huawei. Dari sisi volume sepanjang tahun, mereka menunjukkan pertumbuhan hingga 96,9 persen sementara merek lain menunjukkan pelambatan. (eld)
Sumber: Kompas, 15 Februari 2018