Pompa Irigasi dengan Tenaga Surya Dikembangkan di Banyumas

- Editor

Jumat, 8 November 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto mengembangkan panel tenaga surya untuk menggerakan pompa air yang digunakan untuk pengairan sawah di sekitar Sungai Serayu, Banyumas. Tenaga surya untuk menggerakkan mesin diesel dinilai lebih hemat dan ramah lingkungan dibanding menggunakan bahan bakar minyak.

“Selama ini pakai mesin diesel butuh biaya solar sampai Rp 1,2 juta sehari. Itu pun digilir untuk empat desa, yaitu Desa Wlahar Wetan, Wlahar Kulon, Kaliori, dan Sokawera,” kata Kepala Desa Wlahar Wetan Slamet Zaenudin, Kamis (7/11/2019) di Banyumas, Jawa Tengah.

KOMPAS/WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO–Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto mengembangkan panel tenaga surya untuk menggerakan pompa air yang digunakan untuk pengairan sawah di sekitar Sungai Serayu, di Desa Wlahar Wetan, Kalibagor, Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (7/11/2019).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Slamet menyampaikan, di desanya ada sekitar 80 hektar sawah dan merupakan sawah tadah hujan. Oleh karena itu, sawah ini hanya bisa ditanami sekali dalam setahun. Embung serta saluran irigasi yang ada di desanya pun tidak efektif. “Ada saluran irigasi sepanjang 10 kilometer dari Sungai Banjaran, tapi airnya tidak pernah sampai desa ini,” katanya.

Menurut Slamet, kondisi desanya lebih tinggi dibandingkan desa-desa lainnya sehingga air saluran irigasi tidak sampai wilayahnya. “Sudah ada pengerukan, tapi air tetap tidak bisa sampai sini,” ujarnya. Demikian pula dengan embung yang berukuran 70 meter x 30 meter dengan kedalaman 3 meter hanya mengandalkan air di musim hujan.

Dengan adanya pompa tenaga surya itu, biaya bahan bakar yang mencapai 1,2 juta per hari diharapkan bisa dihilangkan.

KOMPAS/WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO–Dosen dari Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto menunjukkan pompa air dan aki yang jadi bagian dari instalasi panel tenaga surya. Instalasi ini untuk menggerakan pompa air yang digunakan untuk pengairan sawah di sekitar Sungai Serayu, di Desa Wlahar Wetan, Kalibagor, Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (7/11/2019).

Dosen Teknik Pertanian Universitas Jenderal Soedirman Arief Sudarmaji menyampaikan, diperlukan dana sekitar Rp 9 juta untuk membangun instalasi panel surya dengan pompa airnya. “Air bisa disedot dengan jarak 32 meter dari sungai lalu dialirkan sejauh 30 meter dengan ketinggian 4 meter. Debet airnya 20 liter untuk satu menit,” kata Arief.

Instalasi pembangkit listrik tenaga surya itu terdiri dari panel surya berkapasitas 200 Watt Peak (Wp), solar controller, inverter 500 Watt, dua unit aki, dan pompa air berkapasitas 123 Watt. Selain di Banyumas, Unsoed juga mengembangkan panel surya untuk pompa air di sumur bor dan digunakan Brebes serta Cilacap.

KOMPAS/WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO–Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto mengembangkan panel tenaga surya untuk menggerakan pompa air yang digunakan untuk pengairan sawah di sekitar Sungai Serayu, di Desa Wlahar Wetan, Kalibagor, Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (7/11/2019).

Parsun (56) dan Naswan (61) petani di Desa Wlahar Wetan menyampaikan, pompa air bertenaga surya ini diharapkan bisa terus dikembangkan agar sawahnya yang berjarak sekitar 3 kilometer dari tepi Sungai Serayu juga bisa tetap dialiri. “Kalau musim kering seperti ini, sawah dibiarkan saja. Kami kerja serabutan,” kata Parsun.

Koordinator Program Pengabdian Masyarakat Bina Desa Universitas Jenderal Soedirman Dyah Susanti menambahkan, pendampingan serta penerapan teknologi inovasi diharapkan mampu mengatasi permasalahan masyarakat terutama di bidang pertanian. Selain inovasi instalasi listrik tenaga surya, di desa ini juga pernah diberikan bantuan bibit varietas unggul Inpago Unsoed I pada 2017, yaitu padi gogo aromatik toleran kekeringan.

Pertanian organik juga diterapkan di desa ini melalui pengembangan pertanian sehat. Pengendalian hama-penyakit tanaman menggunakan pestisida nabati dan tanaman refugia.

KOMPAS/WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO–Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto mengembangkan panel tenaga surya untuk menggerakan pompa air yang digunakan untuk pengairan sawah di sekitar Sungai Serayu, di Desa Wlahar Wetan, Kalibagor, Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (7/11/2019).

WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO

Editor AUFRIDA WISMI WARASTRI

Sumber: Kompas, 7 November 2019

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB