PLTN; Jepang Tentukan Sikap Bulan Desember

- Editor

Rabu, 10 September 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Paling lambat Desember 2014, Pemerintah Jepang sudah memutuskan akan terus menggunakan dan memperluas tenaga nuklir sebagai sumber energinya atau memilih sumber lain. Sejak gempa yang memicu kebocoran pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima, Maret 2011, pihak otoritas menghentikan sementara segala kegiatan pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir.

Faktanya, hingga kini Jepang secara alami tak punya sumber daya energi terbarukan atau energi fosil. Hal itu terungkap pada perbincangan wartawan Kompas, Brigitta Isworo Laksmi dan Irma Tambunan, dengan akademisi dari Tokyo Institute of Technology, Tetsuo Sawada, dan mantan Direktur Eksekutif pada Japan Oil, Gas, and Metals National Corporation Hisanori Nei yang kini mengajar pada National Graduate Institute for Policy Studies, Selasa (9/9), di Tokyo, Jepang.

Pasca melelehnya inti sel Caesium di PLTN Fukushima yang disusul radiasi, Maret 2011, Pemerintah Jepang mengungsikan sekitar 300.000 warganya dalam radius 20 kilometer dari PLTN. Fukushima 1 dibangun pada 1967 dan mulai beroperasi 1971. Menurut Sawada, usia operasi Fukushima 1 direncanakan mencapai 40-60 tahun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut Nei, laporan tentang suplai energi di Jepang saat ini disusun April 2014 dan dalam pertimbangan pemerintah. ”Kebijakan penggunaan tenaga nuklir itu akan diambil setidaknya pada akhir tahun ini sesuai tahun fiskal,” ujarnya. Pemerintah juga sedang mendiskusikan kemungkinan melakukan penilaian kembali semua PLTN di Jepang.

Mengenai layak tidaknya suatu PLTN kembali dioperasikan, menurut Nei, penilaiannya diserahkan kepada pihak industri pengguna. ”Mereka diminta memilih PLTN mana yang ditutup selamanya dan mana yang akan dibuka kembali. Itu agar keputusan cepat diambil,” ujarnya.

Saat ini, dari 48 PLTN yang masih dimungkinkan dioperasikan kembali, 20 di antaranya sedang dinilai ulang. ”Setelah bencana Fukushima, semua PLTN kami hentikan pengoperasiannya,” ujar Sawada.

Sebelum bencana, PLTN menyuplai 30 persen energi listrik di seluruh Jepang. Jepang pernah punya 54 PLTN.

Untuk beralih pada sumber energi lain, menurut Sawada, Jepang tidak memiliki sumber daya alam energi, baik minyak, gas bumi, maupun batubara. Untuk panas bumi, pemerintah mendapat tentangan dari para pelaku industri air panas (hotspring). ”Di Jepang, usaha hotspring amat menguntungkan dan tidak ada yang mau melepas untuk dijadikan sumber energi panas bumi,” katanya.

Sumber: Kompas, 10 September 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Boeing 777: Saat Pesawat Dirancang Bersama Manusia dan Komputer
James Webb: Mata Raksasa Manusia Menuju Awal Alam Semesta
Maung, Mobil Nasional yang Tangguh dan Cerdas: Dari Garasi Pindad ke Jalan Menuju Kemandirian Teknologi
Menelusuri Jejak Mobil Listrik di Indonesia: Dari Solar Car ITS hingga Arjuna EV UGM
Harta Terpendam di Air Panas Ie Seum: Perburuan Mikroba Penghasil Enzim Masa Depan
Haroun Tazieff: Sang Legenda Vulkanologi yang Mengubah Cara Kita Memahami Gunung Berapi
BJ Habibie dan Teori Retakan: Warisan Sains Indonesia yang Menggetarkan Dunia Dirgantara
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Jumat, 13 Juni 2025 - 13:30 WIB

Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia

Jumat, 13 Juni 2025 - 11:05 WIB

Boeing 777: Saat Pesawat Dirancang Bersama Manusia dan Komputer

Jumat, 13 Juni 2025 - 08:07 WIB

James Webb: Mata Raksasa Manusia Menuju Awal Alam Semesta

Kamis, 12 Juni 2025 - 20:36 WIB

Maung, Mobil Nasional yang Tangguh dan Cerdas: Dari Garasi Pindad ke Jalan Menuju Kemandirian Teknologi

Rabu, 11 Juni 2025 - 21:40 WIB

Menelusuri Jejak Mobil Listrik di Indonesia: Dari Solar Car ITS hingga Arjuna EV UGM

Berita Terbaru

Artikel

James Webb: Mata Raksasa Manusia Menuju Awal Alam Semesta

Jumat, 13 Jun 2025 - 08:07 WIB