Aplikasi dan gim untuk sistem operasi Android buatan pengembang Asia Tenggara semakin diminati pasar regional dan global. Google berupaya mengambil peran dalam ekosistem industri aplikasi dan gim di kawasan itu.
Dari sisi pembayaran konten, Kunal Soni, Head of Business Development Google Play untuk Asia Tenggara, Australia, dan Selandia Baru, menyebutkan, pihaknya telah bermitra dengan lebih dari 20 operator telekomunikasi seluler di negara-negara Asia Tenggara. Tujuannya adalah menyediakan fasilitas direct carrier billing pembelian aplikasi atau gim di Google Play, toko digital konten Android milik Google.
Sementara dari sisi pembinaan para pengembang, kata dia, Google telah menyelenggarakan beberapa kegiatan, seperti kompetisi gim Android di Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Direktur Google Play Asia Pasifik James Sander menyebutkan, pihaknya memiliki inovasi bernama Android Go. Inovasi ini memungkinkan pemanfaatan sistem operasi Android di daerah dengan sinyal seluler kurang dan ponsel pintar segmen bawah.
”Kami memiliki program Next Billion User yang ditujukan bagi negara berkembang, seperti di Asia Tenggara. Android Go adalah salah satu bagian di dalam program itu,” ujar James.
KOMPAS/MEDIANA–Kunal Soni, Head of Business Development Google Play untuk Asia Tenggara, Australia, dan Selandia Baru, menyampaikan sambutannya di sesi keynote Playtime 2017 Asia Tenggara, Kamis (2/11), di Singapura.
Global Head of Games Merchandising Google Kami LeMonds menjelaskan bahwa Google ingin menjadikan Google Play sebagai destinasi berbelanja aplikasi dan gim. Sebagai bagian dari visi ini, Google memiliki tiga misi, yaitu kurasi mendalam, seksi baru, dan tipe konten baru.
Kurasi mendalam diwujudkan dalam bentuk fitur artikel editorial seputar aplikasi dan gim, best of 2017, dan Android excellence. Implementasi misi seksi baru mencakup fitur aplikasi dan gim pilihan editor, gim premium, dan gim baru rilis. Adapun misi tipe konten baru meliputi fitur cuplikan dan video aplikasi ataupun gim, LiveOps, hiburan, dan instant apps.
Layaknya sebuah destinasi wisata yang sangat personal, Google pun akhirnya memasukkan teknologi personalisasi ke dalam Google Play. LeMonds mengatakan, cara ini ingin mengakomodasi kepentingan pengguna perangkat Android dalam memutuskan memakai sebuah aplikasi atau gim.
”Anda sebagai pengguna memiliki ’kekuasaan’ menentukan pilihan aplikasi atau gim yang ingin dipakai. Teknologi personalisasi memungkinkan tampilan pilihan kategori aplikasi atau gim muncul sesuai kesenangan Anda. Teknologi ini hanya membantu memberikan rekomendasi, sisanya keputusan di tangan Anda,” tutur LeMonds.–CAECILIA MEDIANA
Sumber: Kompas, 2 November 2017