Plastik Oxium Terurai dalam Dua Tahun

- Editor

Selasa, 31 Agustus 2010

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Banyak orang beranggapan plastik adalah bahan non-organik yang berasal dari petroleum. Padahal, petroleum itu sendiri berasal dari plankton-plaknton yang kemudian menjadi minyak bumi dan akhirnya dijadikan bahan dasar plastik.

“Banyak orang menyalahkan plastik karena non-organik. Itu salah. Justru plastik itu organik. Hanya memang sulit terurai dia bisa diurai 500-1000 tahun lamanya. Ini yang jadi masalah kenapa plastik itu tidak ramah lingkungan bukan karena dia non organik,” ujar Presiden Direktur PT Tirta Marta, Sugianto Tandio, Selasa (31/8/2010), saat jumpa pers di Grand Indonesia, Jakarta.

Lanjutnya, bahan plastik sering kali menjadi kambing hitam, karena dianggap merusak lingkungan. Akan tetapi, manusia sebenarnya tidak dapat memungkiri bahwa plastik masih menjadi bahan kemasan favorit. Hal ini karena plastik memiliki karakter berbiaya murah, berbobot ringan, praktis, dan tidak mudah pecah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

oxium“Dengan demikian yang harus dilakukan saat ini adalah bukan memusuhi plastik, tapi mempercepat proses penguraian plastik, yang awalnya ribuan tahun jadi bisa lebih singkat,” ujarnya kepada pers.

Oleh karena itu, melalui perusahannya, PT Mitra Tirta, Sugianto kemudian mengembangkan produk plastik yang ditambahkan Oxium. Oxium merupakan aditif yang dapat mempercepat terjadinya proses degradasi plastik dalam waktu 2 tahun melalui oksidasi, thermal, dan fotodegradasi.

“Dari mana Oxium ini terbentuk? Kalau itu saya tidak bisa beritahu yang jelas bahan baku Oxium ini berasal dari manusia, jadi bisa dipastikan aman,” ungkap Sugianto.

Retailer di beberapa kota besar telah menggunakan Oxium sebagai shopping bag, seperti Carrefour, Indomaret, Alfamart, Superindo, Hero, Giant, Gramedia, Zara, Time Zone, Kemchicks, Guardian, dan Premium Factory Outlet.

“Ke depannya kita masih berusaha mendekati untuk penggunaan plastik produk kemasan,” ujarnya.

Menurut Sugianto, upayanya ini memang merupakan langkah kecil dalam menyelamatkan lingkungan karena masih banyak penggunaan plastik lainnya yang masih belum dijangkau Oxium.

“Untuk sampah plastik retail modern mencapai 35.000 ton/hari. Coba bandingkan dengan total konsumsi plastik di Indonesia yang mencapai 3 juta ton/hari, jelas PR kita masih banyak,” tandasnya.

Dengan inovasi yang dilakukan PT Tirta Marta ini, asosiasi pengelolaan sampah Indonesia atau InSWA pun memberikan sertifikasi Green Label pada produk plastik Oxium. “Dengan menggunakan plastik terurai, sampah plastik diharapkan tidak lagi menumpuk, menghambat saluran air, dan tanah dapat berfungsi kembali sebagai penyerap air hujan,” Sugianto menjelaskan.

Editor : Tri Wahono

Selasa, 31 Agustus 2010 | 22:49 WIB

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB