Masyarakat petani jangan lagi menggantungkan harapan dari balai pelatihan yang disediakan pemerintah guna meningkatkan kemampuan bercocok tanam atau beternak yang memadai sesuai tuntutan zaman. Oleh karena itu, sudah saatnya dibangun institusi atau lembaga pelatihan untuk meningkatkan kemampuan petani yang datang dari petani sendiri.
Artinya sudah saatnya petani sukses atau maju berbagi ilmu pengetahuan dan keterampilan kepada petani di sekitarnya. Dengan demikian, pada saatnya petani memiliki teknologi sesuai dengan minat dan bidang usahanya.
Hal itu diungkapkan Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian Jatim Adang Warya, Kepala Balai Besar Pelatihan Peternakan Jatim Rudi Rawendra, dan Direktur Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Jember Teguh Wahyudi seusai penyerahan sertifikat Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Taruna Bumi yang diketuai H Arum Sabil di Tanggul, Jember, Jawa Timur, Jumat (27/12).
Rudi Rendrawan mengatakan, P4S yang dikelola langsung oleh petani sukses lebih mengena daripada balai latihan yang dikelola oleh pemerintah. Petani bisa saling berinteraksi langsung karena sesama petani memiliki jaringan, teknik budidaya pertanian, dan teknik pemeliharaan ternak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Adang Warya menambahkan, petani bukan hanya dilatih agar memiliki teknik meningkatkan produksi pertanian dan peternakan, melainkan juga memiliki peluang untuk belajar soal teknologi permesinan dan manajemen. Kemampuan memperbaiki mesin traktor sebagai sarana pertanian juga memberi nilai tambah.
Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Katindan di Malang memiliki wilayah kerja dari Jateng, Yogyakarta, Jatim, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Hingga saat ini, di wilayah kerja BBPP Katindan terbentuk sebanyak 233 P4S.
”Balai latihan milik pemerintah hanya mendidik instruktur agar terjadi alih teknologi,” kata Adang.
Teguh Wahyudi menambahkan, jika masa depan petani tidak dilatih atau diberdayakan, akan stagnan sebab kepemilikan lahan rata-rata sempit. Untuk itu harus ada upaya peningkatan produksi melalui instensifikasi.
Arum Sabil menambahkan, sertifikat yang diberikan kepada P4S Taruna Bumi merupakan pengakuan dari pemerintah. Petani yang berlatih di P4S Taruna Bumi belajar teknik tanaman, perbanyakan benih lewat kultur jaringan, ternak ayam, inseminasi buatan atau kawin suntik sapi dan banyak lagi. (SIR)
Sumber: Kompas, 28 Desember 2013