Petani Sukses supaya Berbagi Ilmu

- Editor

Sabtu, 28 Desember 2013

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Masyarakat petani jangan lagi menggantungkan harapan dari balai pelatihan yang disediakan pemerintah guna meningkatkan kemampuan bercocok tanam atau beternak yang memadai sesuai tuntutan zaman. Oleh karena itu, sudah saatnya dibangun institusi atau lembaga pelatihan untuk meningkatkan kemampuan petani yang datang dari petani sendiri.

Artinya sudah saatnya petani sukses atau maju berbagi ilmu pengetahuan dan keterampilan kepada petani di sekitarnya. Dengan demikian, pada saatnya petani memiliki teknologi sesuai dengan minat dan bidang usahanya.

Hal itu diungkapkan Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian Jatim Adang Warya, Kepala Balai Besar Pelatihan Peternakan Jatim Rudi Rawendra, dan Direktur Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Jember Teguh Wahyudi seusai penyerahan sertifikat Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Taruna Bumi yang diketuai H Arum Sabil di Tanggul, Jember, Jawa Timur, Jumat (27/12).

Rudi Rendrawan mengatakan, P4S yang dikelola langsung oleh petani sukses lebih mengena daripada balai latihan yang dikelola oleh pemerintah. Petani bisa saling berinteraksi langsung karena sesama petani memiliki jaringan, teknik budidaya pertanian, dan teknik pemeliharaan ternak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Adang Warya menambahkan, petani bukan hanya dilatih agar memiliki teknik meningkatkan produksi pertanian dan peternakan, melainkan juga memiliki peluang untuk belajar soal teknologi permesinan dan manajemen. Kemampuan memperbaiki mesin traktor sebagai sarana pertanian juga memberi nilai tambah.

Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Katindan di Malang memiliki wilayah kerja dari Jateng, Yogyakarta, Jatim, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Hingga saat ini, di wilayah kerja BBPP Katindan terbentuk sebanyak 233 P4S.

”Balai latihan milik pemerintah hanya mendidik instruktur agar terjadi alih teknologi,” kata Adang.

Teguh Wahyudi menambahkan, jika masa depan petani tidak dilatih atau diberdayakan, akan stagnan sebab kepemilikan lahan rata-rata sempit. Untuk itu harus ada upaya peningkatan produksi melalui instensifikasi.

Arum Sabil menambahkan, sertifikat yang diberikan kepada P4S Taruna Bumi merupakan pengakuan dari pemerintah. Petani yang berlatih di P4S Taruna Bumi belajar teknik tanaman, perbanyakan benih lewat kultur jaringan, ternak ayam, inseminasi buatan atau kawin suntik sapi dan banyak lagi. (SIR)

Sumber: Kompas, 28 Desember 2013

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB