Sel Lemak Pria dan Wanita Berbeda
Postur tubuh pria dan wanita dewasa jelas sekali bedanya. Selain bentuk dada yang berlainan, proporsi pinggang dan pinggul pria dan wanita biasanya berbanding terbalik. Lingkar pinggang atau lingkar perut pria lebih besar ketimbang punya wanita. Tapi sebaliknya dengan lingkar pinggul dan lingkar paha. Perbedaan itu kian mencolok pada pria dan wanita yang sudah mulai kegemukan.Perut pria cenderung membuncit, sedang pinggul wanita melebar dan pangkal pahanya pun membesar. Postur pria berperut gembul biasa disamakan dengan bentuk buah apel, sedang wanita gendut diibaratkan mirip buah persik, yang bentuknya kebalikan buah apel.
Apa yang menyebabkan perbedaan bentuk postur itu? Mengapa lemak lebih suka bertimbun di bagian perut pria, tapi memilih tempat di pinggul dan pangkal paha wanita?
Belum lama ini dokter-dokter Amerika Serikat menemukan jawabnya. Ternyata bentuk sel lemak pria dan wanita berbeda. Sel-sel lemak pada pria,khususnya di bagian perut, memiliki jauh lebih banyak reseptor alfa dibandingkan pada wanita. Reseptor alfa inilah yang berfungsi memasukkan dan menyimpan molekul-molekul lemak di dalam sel lemak. Selain reseptor alfa, permukaan sel lemak juga memiliki reseptor beta yang berfungsi mengeluarkan cadangan lemak dari dalam sel lemak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Adanya jumlah reseptor alfa yang lebih banyak di bagian perut inilah yang membuat pria cenderung berperut buncit. Penemuan ini di peroleh Dr Rudolph L. Leibel dan rekan-rekannya dari Universitas Rockefeller New York, dan dikemukakan dalam simposium Ikatan Ahli Jantung AS di New Orleans tanggal 18 Januari lalu.
Cadangah untuk janin
Lalu bagaimana dengan pinggul dan pangkal paha wanita yang membesar? Menurut Dr Leibel, kemungkinan karena jumlah sel lemak di daerah itu pada wanita jauh lebih banyak dibanding pada pria. Dikatakan, wanita perlu menyimpan cadangan lemak sebanyak 80.000 kalori untuk persiapan jika ia hamil. Bahan bakar ini amat penting untuk membesarkan dan memberi makan janin yang dikandungnya. Dan tempat yang paling efisien untuk menyimpan cadangan energi ini adalah di tubuh bagian bawah.
Membawa cadangan Iemak di perut dapat membahayakan wanita karena akan mengacau pemecahan insulin di hati. Hal ini malah membuat tekanan darah melonjak dan menyebabkan penyakit kencing manis. Karena itulah menurut Dr Leibel, pria dengan perut buncit lebih tinggi risikonya mendapat serangan jantung dibanding wanita sekalipun yang mengalami kegemukan dan tubuhnya berbentuk buah persik.
Ada dua faktor yang mengontrol jumlah lemak tubuh, yaitu jumlah total sel lemak dan ukuran sel-sel ini. Manusia dewasa memiliki sekitar 30-40 milyar sel lemak (adipose cell) yang tersebar di seluruh tubuh, tapi tidak merata penyebarannya. Jumlah dan lokasi sel-sel lemak itu diduga sudah diatur pada awal kehidupan dan tak bisa diubah lagi. Sel-sel lemak praktis tidak berkurang jumlahnya sepanjang hidup manusia, seperti juga sel-sel jaringan otak, sementara sel-sel tubuh lainnya terus dirombak terutama jika cadangan lemak tubuh sudah habis terpakai. Dalam keadaan kelaparan, sel-sel lemak hanya menyusut ukurannya; sedang pada saat kelimpahan makanan akan membengkak menjadi puluhan kali lebih besar.
“Sel-sel lemak nampaknya amat dilindungi oleh tubuh selama kelaparan, sama seperti sel-sel Jaringan otak,” tutur Dr Irving Faust dari Universitas Rockefeller kepada majalah Time yang menurunkan laporan utama tentang masalah diet dan kegemukan tanggal 20 Januari 1986 lalu. Mengapa sel-sel lemak diperlakukan begitu istimewa? Para ahli menduga ada kaitannya dengan masa lalu umat manusia yang dalam proses evolusinya setiap kali harus mengalami masa paceklik atau kelaparan periodic. Cadangan lemak amat berguna dan merupakan penyelamat bagi kelangsungan hidup manusia, karena itu sel-sel yang meIindungi lumbungnya harus dilindungi dengan begitu ketatnya.
Tentang distribusi lemak yang berbeda pada pria dan wanita, Dr Ahmed Kissebah dari Fakultas Kodokteran Wisconsin berpendapat erat kaitannya dengan keseimbangan hormon pria dan wanita di dalam tubuh. Wanita gemuk yang postur tubuhnya berbentuk buah apel, bukan buah persik, biasanya memiliki kadar hormon pria yang lebih tinggi. Dan wanita yang lingkar pinggangnya lebih 85 persen dari ukuran lingkar pinggulnya memiliki risiko yang sama besarnya dengan pria berperut buncit untuk terserang tekanan darah tinggi, penyakit jantung dan kencing manis.
Diprogramkan gemuk
Menurut Dr Jules Hirsch dari Universitas Rockefeller, pada tingkat tertentu sebenarnya setiap manusia diprogramkan untuk gemuk, tapi bukan untuk kegemukan. Tidak ada patokan yang pasti untuk meramalkan apakah seseorang akan menjadi langsing atau gemuk. Anggapan bahwa bayi yang kelewat banyak makan akan menyebabkan jumlah sel lemaknya bertambah, sehingga kelak ia memiliki kemungkinan lebih besar untuk menjadi orang tambun, kini sudah tak dapat lagi diterima. Hal ini dibuktikan oleh penelitian ahli-ahli Universitas California di Berkeley terhadap 180 bayi selama 15 tahun. Ternyata bayi yang mengalami kegemukan pada usia enam bulan atau satu tahun hampir semuanya beratnya normal, atau malah kurus pada usia 9 tahun.
Sel-sel lemak yang muncul pada awal masa kanak-kanak sebenarnya lebih berkembang pada fase pertumbuhan berikutnya, yaitu terutama pada masa pubertas. Pada semua orang yang kegemukan yang terutama terjadi adalah sel-sel lemaknya menumpuk banyak zat lemak. Sel-sel lemak tambahan hanya dijumpai pada seseorang yang paling sedikit beratnya 60 persen di atas berat normal untuk usia dan tingginya. Diperkirakan di AS kini terdapat 34 juta orang dewasa yang mengalami kegemukan, dan sepertiga di antaranya kegemukannya benar-benar serius. Warga AS yang tercatat sebagai orang tergemuk di dunia adalah Walter Hudson (43 tahun), yang pernah bobotnya mencapai 566 kg.Berkat
diet yang terpaksa harus dijalaninya, berat badannya kini tinggal 397 kg.
Kegemukan seperti Hudson atau para pegulat sumo sudah banyak diketahui lebih banyak merugikan diri sendiri. Karena walaupun usia kronologis mereka masih muda, tapi usia biologis jaringan dan organ tubuh mereka sudah lanjut, sehingga usia harapan hidup mereka pun singkat.
Peluang bisnis
Tak urung orang umumnya lebih mempersoalkan estetika tubuh, daripada soal risiko penyakit kalau sedang mengalami kegemukan. Sabtu kemarin misalnya, di Jakarta para istri dokter yang bermukim di Jakarta Utara mengadakan simposium sehari tentang pengaruh kegemukan (obesitas) pada estetika tubuh. Memang selain mata acara senam untuk melangsingkan tubuh, dibahas pula pengaruh kegemukan pada kejiwaan dan kesehatan jantung. Melangsingkan tubuh yang kegemukan akan terus jadi persoalan bag sebagian kalangan masyarakat, dan akan terus bisa dimanfaatkan sebagai peluang bisnis atau menjual jasa oleh mereka yang jeli. Tapi akan lain jadinya kalau pengetahuan kedokteran nantinya sudah bisa lebih menyibak rahasia tubuh manusia, seperti yang dilakukan oleh Dr Leibel dan rekan-rekannya tadi.
Leibel sendiri mengaku, tujuan akhir dari risetnya adalah untuk mencari jalan untuk menolong orang-orang menghilangkan timbunan lemak di bagian tubuh tertentu tanpa harus banyak kehilangan berat tubuh secara keseluruhan. Salah satu cara yang paling masuk akal untuk memenuhi gagasan ini adalah bagaimana mengaktifkan atau menonaktifkan reseptor alfa dan beta. Diakuinya pula, masih banyak faktor lain yang berpengaruh terhadap pembentukan postur tubuh di antaranya gen-gen dan hormon-hormon kelamin tertentu. Jadi rasanya masih sulit untuk memperoleh hasil yang nyata untuk melangsingkan tubuh dengan semata-mata memanipulasi reseptor-reseptor pada permukaan sel-sel lemak tadi.
Kritik senada dikemukakan oleh Dr Janet Robishaw dari Klinik Geisinger di Danville, Pennsylvania yang juga meneliti reseptor alfa dan beta. Dikatakan, penyimpanan lemak jauh lebih kompleks daripada hanya mengamati reseptor-reseptor. Apa yang terjadi di dalam sel setelah reseptor distimulasi, juga punya peran penting terhadap bagaimana nasib lemak selanjutnya. (Irwan Julianto)
Sumber: Kompas 31 Januari 1988