Ilmu kewirausahaan yang akan diajarkan pada siswa Sekolah Menengah Kejuruan belum matang karena guru serta standar kompetensi mata pelajaran terkait masih belum siap. Pihak sekolah masih belum mempunyai bayangan terkait materi yang akan diajarkan. Padahal, mata pelajaran tersebut harus sudah mulai diberikan pada tahun ajaran baru 2018/2019.
Tahun ajaran baru akan berganti sekitar empat bulan lagi. Namun, konsep detil mata pelajaran “Produk Kreatif dan Kewirausahaan” sebagai bagian dari ilmu kewirausahaan untuk siswa SMK masih belum diterima pihak sekolah kejuruan.
NIKOLAUS HARBOWO–Seorang siswi melintas di depan gapura SMKN 14 Jakarta Pusat, pada Rabu (28/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sebelumnya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) memasukkan dua mata pelajaran terkait ilmu kewirausahaan ke dalam Revisi Kurikulum 2013 (K-13). Dua mata pelajaran tersebut adalah “Simulasi dan Komunikasi Digital” untuk kelas I SMK dan “Produk Kreatif dan Kewirausahaan” untuk kelas II sampai IV SMK. Hal itu sebagai upaya menciptakan pengusaha muda dalam rangka memangkas jumlah penganggur lulusan SMK sebesar 2 persen dari sekitar 1,5 juta siswa lulusan SMK setiap tahun. (Kompas, 28/2)
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMKN 26 Jakarta Timur, Acep Suhandi, menuturkan, keterlambatan penerimaan KI & KD kepada pihak sekolah akan menghambat penyusunan perangkat pembelajaran. Menurut Acep, setidaknya, KI & KD harus sudah diterima pihak sekolah dua bulan sebelum tahun ajaran baru 2018/2019, atau bulan Mei 2018.
“Sekarang, kan, masih abu-abu karena mata pelajaran ini masih baru. Padahal, kami butuh perencanaan dan proses yang matang untuk menyusun konsep mata pelajaran ini. Jadi harus secepatnya diluncurkan,” ujar Acep saat ditemui di SMK 26 Jakarta, pada Rabu (28/2).
Kemdikbud berencana bekerja sama dengan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) dan Sekretariat Organisasi Menteri-menteri Pendidikan Asia Tenggara (SEAMEO) sebagai tenaga pendidik mata pelajaran kewirausahaan. Hal itu dimaksudkan agar ilmu yang diberikan kepada siswa dapat lebih implementatif.
Acep berharap, guru produktif nantinya dapat dikolaborasikan dengan tenaga pendidik dari Kemendikbud ketika mengajar. Namun demikian, guru produktif tersebut perlu diberikan pendidikan dan pelatihan (diklat) soal kewirausahaan agar tidak menghambat proses pembelajaran.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMKN 14 Jakarta Pusat, Praktikno, juga mengatakan, saat ini pihak sekolah masih menunggu KI & KD yang akan diberikan Kemdikbud. Tenaga pendidik juga masih kebingungan konsep mata pelajaran “Produk Kreatif dan Kewirausahaan” tersebut.
“Kami, kan, sebagai pelaksana hanya menerjemahkan apa yang disampaikan. Jangan sampai belum siap. Nanti, kami yang di lapangan malah kerepotan,” ujarnya.
Apalagi, lanjut Pratikno, jurusan-jurusan di SMKN 14 merupakan jurusan nonteknik -multimedia, pemasaran, administrasi perkantoran, serta akuntansi dan tata niaga- di mana jurusan-jurusan tersebut memiliki saingan yang ketat di dunia industri. Oleh karena itu, perlu KI & KD yang inovatif agar lulusan memiliki daya saing tinggi.
“Itu memang tergantung dari gurunya yang harus lebih kreatif, tetapi guru juga kan tergantung pada KI dan KD agar materi yang diberikan tidak asal-asalan,” tutur Pratikno.
NIKOLAUS HARBOWO DARI KOMPAS–Kepala Subdit Kurikulum Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdkibud) Mochamad Widiyanto (kiri) dan Direktur Pembinaan SMK, Kemdikbud M Bakrun melakukan konferensi video bersama SMK seluruh Indonesia dengan tema “Revitalisasi Kelas Model Kewirausahaan dan Produk Kreatif SMK Melalui Mata Pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital” di gedung Kemdikbud, Senin (26/2).
Dihubungi secara terpisah, Direktur Pembinaan SMK Kemdikbud, M Bakrun, mengatakan, saat ini KI & KD masih menunggu standar nasional pendidikan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Ia berharap, materi itu sudah siap pada April 2018.
“KI dan KD, kan, sekarang masih menunggu standar nasional pendidikan tentang SMK. Kalau sudah keluar perubahannya, pasti akan segera kami sosialisasikan,” ujar Bakrun.
Terkait peningkatan kompetensi tenaga pendidik dalam hal kewirausahaan, Bakrun menuturkan, pihaknya akan memberikan kursus melalui konferensi video yang akan disiarkan ke seluruh SMK di Indonesia. Selain itu, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan tingkat provinsi untuk sosialisasi mengenai ilmu kewirausahaan itu.
“Pakai video ini agar penyebarannya cepat dan seluruh wilayah bisa menangkap sosialisasi kami. Nah, di bulan Juni atau Juli nanti, ketika hampir semua sekolah mempersiapkan pelajaran untuk tahun ajaran baru, pengawas SMK dari Dinas Pendidikan tiap-tiap daerah juga akan masuk ke sekolah-sekolah,” katanya.(DD18)–DD18 1 Maret 2018