Perguruan Tinggi Lawan Plagiarisme

- Editor

Sabtu, 9 Juni 2012

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Minat Memublikasikan Masih Rendah

Perguruan tinggi negeri dan swasta mendukung sejumlah upaya internal kampus dan pemerintah untuk melawan plagiarisme. Ajakan untuk menindak tegas pelaku dan meng-online-kan karya ilmiah terus didorong.

Idrus Paturusi, Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI), yang dihubungi dari Jakarta, Jumat (8/6), mengatakan, tiap perguruan tinggi perlu mengembangkan sistem sendiri untuk memerangi plagiarisme, baik untuk kalangan mahasiswa maupun dosen. Dalam pembuatan tugas akhir, misalnya, dosen pembimbing mesti cermat dalam memeriksa karya ilmiah mahasiswa yang dibimbingnya.

”Di kalangan dosen pun, plagiarisme tetap bisa terjadi. Kampus harus bertindak tegas terhadap dosen seperti ini,” kata Idrus.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut dia, dorongan untuk memublikasikan karya ilmiah mahasiswa S-1, S-2, dan S-3 secara online mesti didorong. Jika publikasi ilmiah di tiap kampus dilakukan secara terbuka, pelacakan atas plagiarisme bisa lebih mudah dilakukan.

Secara terpisah, Ketua Umum Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTSI) Edy Suandi Hamid mengatakan, dalam tiap kesempatan, APTSI mendorong semua PTS agar bersikap tegas kepada pelaku plagiarisme. Ajakan untuk meng-online-kan skripsi, tesis, dan disertasi mahasiswa di tiap kampus terus dilakukan.

”Pemanfaatan portal Garuda milik Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi juga kami lakukan. Cara ini mungkin lebih mudah karena sistemnya sudah ada,” kata Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta ini.

Seperti diketahui, pemerintah telah membuat situs jurnal Garba Rujukan Digital Nusantara (Garuda) sejak dua tahun lalu. Situs ini untuk memublikasikan karya ilmiah di Indonesia.

Dari penelusuran di laman http://garuda.dikti.go.id, terdata sebanyak 254 kontributor, terdiri dari perguruan tinggi dan jurnal. Padahal, jumlah PT di Indonesia lebih dari 3.000 universitas dan 250 jurnal ilmiah perguruan tinggi yang terakreditasi.

”Sistem Garuda tidak stabil, datanya sering hilang. Biasanya kalau itu terjadi, unit sistem informasi UII mengontak pengelolanya,” kata Edy.

Guna mengembangkan kualitas penelitian dan karya ilmiah kalangan PT di Indonesia, Idrus mengatakan, MRPTNI akan membuat jurnal ilmiah berkelas internasional. Pada Juli ini, rencananya akan diluncurkan tiga jurnal, yakni bidang sosial, sains dan teknologi, serta kesehatan.

Idrus menjelaskan, penerbitan jurnal internasional ini dibutuhkan karena peneliti Indonesia kesulitan memublikasikan tulisan di jurnal ilmiah internasional di luar negeri. Padahal, kum atau angka kredit di jurnal internasional 40, sedangkan jurnal nasional 25. (ELN)

Sumber: Kompas, 9 Juni 2012

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB