Pembelajaran secara elektronik dapat memperluas jangkauan pendidikan. Karena itu, Kementerian Perindustrian akan menerapkan sistem tersebut untuk memperluas akses pengembangan kapasitas sumber daya manusia di bidang perindustrian.
Untuk membina SDM di bidang industri, Kementerian Perindustrian menandatangani nota kesepahaman dengan Ruangguru dari PT Ruang Raya Indonesia yang selama ini berkiprah di bidang layanan pendidikan digital.
”Kami ingin guru-guru produktif dan ahli industri yang kami miliki dapat membagikan ilmunya dengan jangkauan yang lebih luas melalui akses digital,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di gedung Kementerian Perindustrian, Jakarta, Kamis (28/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Peningkatan kapasitas SDM di industri ini dalam rangka menunjang program pendidikan vokasi yang taut dan paut (link and match) serta e-smart IKM (industri kecil menengah). Dalam pidatonya, Airlangga menyebutkan, jumlah guru produktif untuk pendidikan vokasi hanya 30 persen.
Sistem pendidikan digital dapat mengefisiensikan dan mengefektifkan jumlah tenaga pendidik yang terbatas dalam membagikan ilmunya kepada SDM-SDM industri yang ada dengan jangkauan yang lebih luas. ”Ini merupakan batu lompatan bagi kami,” kata Airlangga.
Secara spesifik, layanan pendidikan digital dari Kementerian Perindustrian dan Ruangguru ini menyasar peserta didik vokasi dan pelaku IKM.
Menurut rencana, kedua pihak ini akan bekerja sama dalam menyusun konten digital pelatihan industri lalu dibagikan dengan memanfaatkan sistem digital yang dimiliki oleh Ruangguru. Bentuk kontennya dapat berupa video atau animasi, soal, dan rangkuman.
Peningkatan kapasitas SDM di industri ini untuk menunjang program pendidikan vokasi yang taut dan paut (link and match) serta e-smart IKM (industri kecil menengah).
Kemudahan akses konten pendidikan dalam bidang industri melalui sistem digital tersebut dinilai penting oleh Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Gati Wibawaningsih. ”Masalah IKM saat ini berakar dari SDM-nya. Dengan semakin mudahnya akses pendidikan industri ini, kapasitas SDM harusnya meningkat,” katanya.
Peningkatan kapasitas SDM, menurut Gati, merupakan kunci menghadapi era digital. Saat ini pada ekosistem e-smart IKM, pelaku IKM dapat memasarkan produknya di sejumlah laman pemasaran atau marketplace, seperti Bukalapak, Blanja.com, Tokopedia, Shopee, dan Blibli. Transaksinya sebagian besar menggunakan teknologi finansial.
Selain itu, Gati mengharapkan adanya efisiensi APBN dengan kolaborasi ini. ”Kira-kira dapat memangkas 70 persen anggaran APBN untuk bidang SDM,” ujarnya.
Berdasarkan pengalamannya, Gati mengatakan, pelatihan pelaku IKM selama ini memerlukan biaya karena pengajar harus mengunjungi daerah-daerah dan perlu mendatangkan sejumlah pihak untuk memperdalam materi. Kendati demikian, sistem pendidikan digital tidak akan menghapus pelatihan tatap muka secara keseluruhan.
Masalah IKM saat ini berakar dari SDM-nya. Dengan semakin mudahnya akses pendidikan industri ini, kapasitas SDM harusnya meningkat.
Sepanjang 2017, jumlah peserta lokakarya atau pelatihan e-smart IKM mencapai 1.700 pelaku IKM. Pada 2018, Kementerian Perindustrian menargetkan 4.000 pelaku pada 2018 dan 5.000 pelaku pada 2019 yang menjadi peserta lokakarya.
Pemilihan materi
Pihak Kementerian Perindustrian belum bisa memberikan keterangan waktu peluncuran resmi materi-materi pendidikan dan pelatihan industri melalui Ruangguru kepada IKM. ”Semuanya masih dalam tahap pembahasan,” ujar Gati.
Tahap awal kerja sama ini adalah memilah dan memilih materi perindustrian yang dapat disampaikan secara digital. Chief Executive Officer Ruangguru Belva Devara mengatakan, ada materi yang harus langsung dipraktikkan agar lebih mudah dipahami.
Namun, ada sejumlah materi yang sudah terbayang oleh Belva. ”Contohnya, strategi pemasaran, teknik produksi, pembukuan dan administrasi, dan fotografi pemasaran,” ujarnya.
Terkait jangkauan, Belva mengatakan, Ruangguru sudah digunakan dari Indonesia barat hingga timur. Terakhir, pihaknya meluncurkan Ruangguru di Papua pada Desember ini. Peluncurannya juga melibatkan pemerintah daerah setempat.
Sistem pendidikan digital Ruangguru berupa aplikasi pada gawai serta situs. Penggunanya lebih dari 6 juta dengan jumlah guru yang berpartisipasi mencapai lebih dari 150.000.
M PASCHALIA JUDITH J UNTUK KOMPAS-Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih (dua dari kiri), Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (tiga dari kanan), Chief Executive Officer Ruangguru Belva Devara (dua dari kanan), dan Chief Procurement Officer Ruangguru Iman Usman setelah penandatanganan nota kesepahaman dalam rangka mengembangkan sumber daya manusia di bidang perindustrian. Penandatanganan dilakukan di Jakarta, Kamis (28/12).
Jangan sia-sia
Dihubungi secara terpisah, pengamat dan praktisi pendidikan digital dari PT Eduspec Indonesia, Indra Charismiadji, mendukung kerja sama antara Kementerian Perindustrian dan Ruangguru. ”Manfaat penerapan sistem pendidikan digital ialah menghilangkan batas sehingga dapat menjangkau pulau-pulau terjauh,” ujarnya.
Namun, Indra mengharapkan kerja sama ini tidak sia-sia. Agar benar-benar berdampak, infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di daerah sasaran harus dipastikan dapat beroperasi optimal terlebih dahulu.
Kementerian Perindustrian harus memiliki cetak biru terkait pengembangan SDM. Dari cetak biru ini, Kemenperin dapat menentukan jumlah dan kualitas tenaga pendidik, capaian peserta didik, serta materi dan metodenya.
Indra menuturkan, jika ada daerah yang tidak terjangkau TIK, pendidikan dan pelatihan offline atau luar jaringan harus disediakan di daerah terdekat yang terjangkau teknologi tersebut. ”Jadi, SDM di daerah yang belum terjangkau TIK tetap dapat mengembangkan kapasitasnya,” ujarnya.
Tidak kalah penting dari ketersediaan infrastruktur TIK, peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga pendidik juga disoroti oleh Indra. Dia berpendapat, hal itu harus berjalan paralel dengan pendidikan digital.
Karena itu, bagi Indra, Kementerian Perindustrian seharusnya sudah memiliki cetak biru terkait pengembangan SDM-nya. ”Dari cetak biru ini, Kemenperin dapat menentukan jumlah dan kualitas tenaga pendidik, capaian peserta didik, serta materi dan metodenya,” ujarnya. (DD09)
Sumber: Kompas, 28 Desember 2017