Hasil analisis terhadap arsip alami laut yaitu skeleton karang menunjukkan sisi timur Kepulauan Galapagos di Samudera Pasifik mengalami pemanasan sejak tahun 1070-an. Petunjuk penting akan penghangatan global di masa lalu itu didapatkan para peneliti yang dipimpin Universitas Arizona Amerika Serikat, dengan cara mengebor bongkahan karang, biasanya dari jenis Porites sp.
Pengeboran itu menghasilkan potongan batang karang berwarna putih krem. Pada seputar potongan batang karang itu terlihat garis-garis tahunan atau musim seperti lingkar tahunan pada batang kayu berkambium. Temuan kenaikan suhu ini mengejutkan para peneliti karena catatan riset awal tak menunjukkan terjadinya pemanasan.
Riset sebelumnya itu didasarkan kondisi upwelling yang membawa arus dingin sehingga menetralisir arus panas. “Orang-orang tak tahu bahwa Galapagos atau Pasifik timur memanas,” kata Gloria Jimenez, Ketua Tim Peneliti yang juga kandidat doktor bidang geosains dari Universitas Arizona, Rabu (21/18) di Sciencedaily.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO–Pengunjung bermain air dan melihat ikan kecil di Takat Sagele, Kawasan Pulau Moyo, Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat. Selain menjadi surga para penyelam permukaan (snorkling), Takat Sagele yang merupakan pulau mini dari karang ini juga menarik para wisatawan untuk sekedar berfoto ataupun terun bersandar melihat permukaan dangkal. (Kompas/Rony Ariyanto Nugroho)
Batang karang yang didapatnya dengan cara mengebor itu menyimpan informasi tahun 1940 sampai 2010 atau kondisi selama 70 tahun. Analisisnya menunjukkan bahwa dari tahun 1979 sampai 2010, suhu lautan regional meningkat hampir 0,2 derajat Celcius per dekade atau 0,6 derajat Celcius secara keseluruhan. El-Nino yang sangat kuat pada tahun 1982-1983 menghangatkan samudera sekitarnya sehingga sebagian besar karang di bagian selatan Galapagos mati, kata Julia Cole, penulis laporan lainnya.
Laporan riset berjudul Northern Galapagos Corals Reveal Twentieth Century Warming in The Eastern Tropical Pacific ini dimuat dalam Geophysical Research Letters. Temuan ini meresahkan para peneliti karena lokasi Galapagos bagian utara dan bagian timur Pasifik selama ini dianggap kuat.
“Ini adalah satu-satunya tempat yang terumbu karang bertahan di Galapagos. Ini menunjukkan bahwa terumbu karang lebih rentan daripada yang kita duga,” kata Cole, yang sekarang menjadi profesor ilmu bumi dan lingkungan di Universitas Michigan.–ICHWAN SUSANTO
Sumber: Kompas, 23 Februari 2018