Peneliti pangan Indonesia, Irwandi Jaswir, mendapat penghargaan King Faisal Prize 2018 dari Pemerintah Arab Saudi. Irwandi dinilai berjasa mengembangkan penelitian soal kehalalan pangan dan benda lain yang dikonsumsi kaum Muslim.
Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel mengatakan, penghargaan itu diberikan oleh Raja Salman.
Dalam acara di Riyadh, ibu kota Arab Saudi, Senin (26/3/2018) malam waktu setempat, Irwandi disebut amat membantu Muslim mengenali produk halal. ”Beliau menciptakan alat untuk mendeteksi kandungan babi dalam suatu produk,” ujar Agus, Rabu (28/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
KBRI RIYADH–Irwandi Jaswir (kanan) menerima King Faisal Prize 2018 dari Raja Salman (kiri), Senin (26/3/2018) malam di Riyadh, Arab Saudi.
Kiprah Irwandi pada penelitian soal kehalalan pangan dimulai sejak 1988. Ia memulai risetnya pada lemak dan minyak. Penelitian-penelitiannya membuat Irwandi mendapat banyak penghargaan dari berbagai pihak.
Terakhir, ia menciptakan alat yang disebut Hidung Elektronik. Alat itu bisa mendeteksi alkohol dan lemak babi di suatu produk dalam hitungan detik.
Agus mengatakan, King Faizal Prize diberikan kepada banyak tokoh. Dari Indonesia, penghargaan itu antara lain diberikan kepada politikus M Natsir.
Penghargaan itu diberikan untuk lima kategori, yakni Pelayanan kepada Islam, Kajian Islam, Bahasa dan Sastra Arab, Farmasi, dan Sains. Penghargaan itu kerap disebut ”Nobel Dunia Islam”.–KRIS RAZIANTO MADA
Sumber: Kompas, 28 Maret 2018
——————————
‘Profesor Halal’ Indonesia Terima Penghargaan King Faisal
Seorang asal ilmuwan Indonesia, Prof. Dr. Irwandi Jaswir berhasil meraih penghargaan bergengsi di dunia Arab dan Islam ‘King Faisal International Prize 2018’.
Irwandi menyabet penghargaan dalam kategori Pelayanan Kepada Islam (Service to Islam). Penghargaan disampaikan langsung oleh Raja Salman bin Abdul Aziz Al Saud dalam sebuah acara megah yang diselenggarakan di Hotel Faisaliyah, Riyadh, pada Senin (26/3).
Duta Besar RI merangkap Wakil Tetap Organisasi Kerjasama Islam (OKI), Agus Maftuh Abegebriel, yang turut hadir sebagai undangan menyatakan kebanggaannya yang luar biasa.
“Sebagai wakil Pemerintah Indonesia di Arab Saudi, saya merasa sangat bangga dan terharu karena setelah sekian lama baru kali ini ada anak bangsa yang kembali memperoleh penghargaan dari Yayasan Raja Faisal. Hebatnya lagi penghargaan ini diserahkan langsung oleh Raja Arab Saudi,” kata Agus Maftuh dalam rilis yang diterima CNNIndonesia.com, Rabu (28/3).
Profesor Irwandi, pria kelahiran Medan, Sumatera Utara, 48 tahun yang lalu, atau yang lebih dikenal dengan “Profesor Halal”. Dia adalah ilmuwan yang dinilai berkontribusi besar dalam pengembangan Halal Science, yang berkat penemuannya akan mempermudah ummat Islam dalam mendeteksi unsur haram pada makanan atau produk lainnya seperti obat dan kosmetik.
Menurut Agus Maftuh, penghargaan tersebut merupakan penghargaan nyata dunia internasional untuk para intelektual Indonesia. Di malam pagelaran yang dinilainya ‘super mewah’ tersebut, Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta itu mengaku sangat bangga menyaksikan melihat bendera Merah Putih berjejer di antara 6 bendera yaitu Saudi Arabia, Inggris, Amerika, Jordania, Tunisia dan Indonesia.
Penghargaan King Faisal Prize diberikan dalam lima kategori yaitu, Pelayanan Kepada Islam (Service to Islam) diterima Irwandi dari Indonesia, Studi Islam (Islamic Studies) diterima ilmuwan Jordania, Bahasa Arab dan Literature (Arabic Language and Literature) diterima ilmuwan Tunisia, Obat (Medicine) diterima ilmuwan Amerika Serikat, dan Sains (Science) diterima ilmuwan asal Inggris.
Acara seremoni penyerahan penghargaan sekaligus perayaan 40 tahun Penghargaan King Faisal Prize tersebut dihadiri tidak kurang dari 500 undangan dari berbagai elemen baik nasional maupun internasional dengan pengamanan sangat ketat karena berselang 21 jam paska serangan tiga rudal ke Riyadh.
Adapun Irwandi, dalam sambutan singkat di hadapan Raja Salman, mengajak kepada seluruh peneliti Islam di seluruh dunia untuk terus berkarya dan menyumbangkan pemikiran-pemikiran dan penelitian ilmiahnya kepada Islam di semua aspek disiplin ilmu sebagai sumbangan untuk kemanusiaan.
Dengan terbata-bata menahan haru, Irwandi juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada sang ibu yang turut hadir di forum tersebut, serta mediang ayahnya.
Dubes Maftuh menjelaskan bahwa selain Raja Salman dan Prof Irwandi, Nobel ini pernah dianugerahkan kepada 46 tokoh dan institusi di antaranya adalah Abul Hasan an-Nadwi dari India, Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan, Syeikh Hasanain Makhlouf, Syeikh Gad al-Haq Ali Gad al-Haq, M. Natsir dari Indonesia, Roger Garaudy, Universitas al-Azhar, mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohammad dan semua Raja Saudi pasca Raja Faisal.
Esok harinya, Irwandi Jaswir bertemu dan bersilaturahim dengan ekspatriat Indonesia di Riyadh. Hadir pada acara silaturahim tersebut tokoh masyarakat, perwakilan ormas/LSM, mahasiswa Indonesia dan siswa-siswi Sekolah Indonesia Riyadh.
Dia pun berbagi pengalamannya sejak dari IPB sampai IIUM Malaysia terkait dengan konsistensinya untuk melakukan peneletian Industri Halal dan juga pengalamannya dalam berinteraksi dengan negara-negara yang fokus terhadap produk halal seperti Korea, Jepang, New Zealand, Australia dan juga Brasil.
Dia juga berharap Indonesia akan mendapatkan manfaat besar peluang market ini sebagai produsen industri halal.
Profesor Irwandi Jaswir adalah orang kedua setelah Dr. Mohammad Natsir (Perdana Menteri ke-5 Indonesia) yang menerima penghargaan yang seringkali disebut “Nobel” dalam dunia Arab dan Islam.
Penghargaan dalam kategori Pelayanan Kepada Islam (Service to Islam), sebagaimana yang diberikan kedua anak bangsa tersebut, juga diberikan kepada kepada tokoh-tokoh dunia yang dianggap telah melakukan upaya-upaya yang luar biasa dalam mempromosikan Islam sebagai agama yang toleran atau memiliki karya-karya yang didedikasikan untuk kemajuan dan kesejahteraan umat Islam.
Profesor Irwandi Jaswir lahir pada 20 Desember 1970 di Medan, Indonesia. Menyelesaikan S1-nya di Institut Pertanian Bogor dan melanjutkan S-2 serta S-3 di International Islamic University Malaysia (IIUM). Publikasi internasional Profesor Irwandi Jaswir terdiri dari 75 tulisan ilmiah, 30 buku dan 150 karya ilmiah selain 60 jenis penghargaan nasional dan internasional yang telah dikantonginya. (nat)–Natalia Santi
Sumber: CNN Indonesia | Rabu, 28/03/2018
—————
Ilmuwan Indonesia Terima King Faisal International Prize 2018
Seorang ilmuwan Indonesia, Prof. Dr. Irwandi Jaswir menyabet penghargaan bergengsi di dunia Arab dan Islam, yakni “King Faisal International Prize 2018” dalam kategori Pelayanan Kepada Islam (Service to Islam). Penghargaan ini diumumkan langsung oleh Raja Salman bin Abdul Aziz Al Saud dalam sebuah acara yang diselenggarakan di Hotel Faisaliyah, Riyadh, pada Senin 26 Maret 2018.
Dalam keterangan tertulis yang disampaikan Kedutaan Besar Indonesia di Arab Saudi, Irwandi, 48 tahun, berasal dari Medan, Sumatera Utara. Dia selama ini lebih dikenal dengan sebutan ‘Profesor Halal’.
Irwandi mendapat penghargaan King Faisal International Prize 2018 karena dinilai telah berkontribusi besar dalam pengembangan Halal Science, yang berkat penemuannya akan mempermudah umat Islam dalam mendeteksi unsur haram pada makanan atau produk lainnya seperti obat dan kosmetik.
Prof. Dr. Irwandi Jaswir, kiri berpose bersama Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi, Agus Maftuh, kanan. Irwandi berhasil menyabet penghargaan bergengsi di dunia Arab dan Islam, yakni “King Faisal International Prize 2018” dalam kategori Pelayanan Kepada Islam (Service to Islam), Rabu, 28 Maret 2018. Sumber: dokumen KBRI Arab Saudi
Penghargaan ini pernah dianugerahkan kepada 46 tokoh dan institusi dunia di antaranya adalah Presiden Turki Recep Tayib Erdogan dan mantan Perdana Menteri Malaysia Mahatir Muhammad
Duta Besar RI merangkap Wakil Tetap Organisasi Kerjasama Islam (OKI), Agus Maftuh Abegebriel, yang hadir dalam kesempatan itu mengaku bangga dengan penghargaan bergengsi yang dicapai Irwandi. Penghargaan Ini adalah penghargaan nyata dunia Internasional untuk para intelektual Indonesia.
“Sebagai wakil Pemerintah Indonesia di Arab Saudi, saya merasa sangat bangga dan terharu karena setelah sekian lama baru kali ini ada anak bangsa yang kembali memperoleh penghargaan dari Yayasan Raja Faisal. Hebatnya lagi penghargaan ini diserahkan langsung oleh Raja Arab Saudi,” kata Agus, Rabu, 28 Maret 2018.
Dalam sambutan singkatnya atas penghargaan tersebut di hadapan Raja Salman dan ratusan undangan, Irwandi sempat terbata-bata dan haru ketika mengucapkan terimakasihnya kepada Ibunya yang hadir di forum tesebut dan almarhum Bapaknya. Dia mengajak seluruh peneliti Islam di seluruh dunia untuk terus berkarya dan menyumbangkan pemikiran-pemikiran dan penelitian ilmiahnya kepada Islam di semua aspek disiplin ilmu sebagai sumbangan untuk kemanusiaan.
Reporter: Suci Sekarwati
Editor: Maria Rita Hasugian
Sumber: Tempo.co, Rabu, 28 Maret 2018