Hingga hari ke-10 operasi pencarian pesawat AirAsia QZ 8501 di perairan sekitar Selat Karimata dan Laut Jawa, Kapal Riset Baruna Jaya I belum menemukan obyek logam dan kotak hitam yang dicari. Kini, BPPT akan menambah tiga kapal survei, yaitu Baruna Jaya IV, Java Imperia, dan Trisula.
Dua kapal terakhir milik mitra BPPT dalam survei di sekitar perairan tersebut. ”Pelibatan kapal baru untuk mengintensifkan pencarian kotak hitam dan serpihan lain,” kata Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam BPPT Ridwan Djamaluddin, di Jakarta, Selasa (6/1).
Penambahan kapal itu juga mengikuti keputusan Basarnas yang memperluas daerah pencarian. Untuk kapal BPPT, operasi dilakukan pada areal seluas hampir 228 kilometer persegi. ”Operasi pencarian mengarah ke barat laut mendekati posisi terakhir pesawat teridentifikasi hilang kontak. Diduga badan pesawat jatuh tak jauh dari posisi itu,” tutur Ridwan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sementara itu pencarian yang melibatkan beberapa kapal lain cenderung ke timur atau tenggara untuk mencari serpihan dan jasad yang terbawa arus.
Hingga kemarin malam, jadwal keberangkatan Baruna Jaya IV belum ditetapkan. ”Kapal Java Imperia dan Trisula sudah bergerak ke lokasi pencarian,” kata Nani Hendiarti, Kepala Bidang Teknologi Pemodelan Sumber Daya Alam BPPT.
Kapal Java Imperia bertolak dari Pulau Bangka, sedangkan Kapal Trisula dari Jakarta. Sebelum bertolak, Kapal Trisula milik Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dipasangi peralatan pendeteksi obyek dasar laut. Peralatan milik BPPT itu antara lain multibeam echo sounder, side scan sonar, dan magnetometer.
Dari Laut Jawa dilaporkan, Baruna Jaya I tiga hari terakhir menyisir area seluas 20 kilometer persegi. Kapal bergerak bolak-balik dengan kecepatan 4 knot atau 6,5 kilometer per jam pada lintasan imajiner yang ditetapkan dengan jarak antarlintasan 150 meter-200 meter.
Beberapa kali kru kapal yang bekerja 24 jam menurunkan peralatan pendeteksi logam. ”Kami belum menemukan apa yang kami cari,” kata Ketua Tim Pencarian Pesawat AirAsia Kapal Baruna Jaya I Rahadian.
Area berbeda
Sejak Minggu, Baruna Jaya I menyisir area pencarian baru. Para peneliti BPPT juga masih mengembangkan pemetaan area agar pencarian lebih fokus.
Kepala BPPT Unggul Priyanto menegaskan, daerah prioritas baru berada di ujung barat laut rencana operasi Baruna Jaya I. Masih beririsan dengan daerah yang ditetapkan Basarnas.
Sementara itu dari Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalop) Baruna Jaya I, di Jakarta, Spesialis Geodesi Balai Teknologi Survei Kelautan BPPT Imam Mudita mengatakan, BPPT masih memverifikasi ulang peta area untuk pencarian badan pesawat serta kotak hitam. Karena itu, Pusdalop belum memberikan arahan bagi awak Baruna Jaya I terkait program pencarian.
”Kami sekarang (Selasa malam) sedang membahas dan menguji model pemetaan dari para peneliti kami,” kata Imam. Tujuannya, pencarian bisa difokuskan pada area pencarian yang lebih sempit sehingga jangkauan pemindaian Baruna Jaya I tak terlalu luas dan lama, tetapi efektif.
Sejumlah pertimbangan digunakan untuk membuat pemetaan, antara lain komunikasi terakhir menara Pengawas Lalu Lintas Udara dengan QZ 8501, titik-titik koordinat yang diberikan Komite Nasional Keselamatan Transportasi, arah angin, dan arus laut. (MZW/JOG/YUN)
Sumber: Kompas, 7 Januari 2015