PREDISPOSISI adalah kecenderungan mendapat penyakit tertentu. Kegemukan misalnya, adalah predisposisi untuk penyakit diabetes, jantung, liver dan pencernaan. Sedang orang kurus, predisposisi untuk penyakit paru dan saluran nafas.
Penyakit batu ginjal tidak punya predisposisi semacam itu. Ini berarti setiap orang berpeluang sama untuk mendapat penyakit batu ginjal, walaupun statistik menunjukkan laki-laki lebih banyak ketimbang wanita.
Ginjal yang ada 2 di kanan kiri, merupakan organ tubuh yang berfungsi sebagai penyaring darah. Zat-zat yang tidak berguna lagi maupun racun akan dibuang bersama urine, sedang yang masih bermanfaat akan tetap berada dalam darah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sebenarnya pekerjaan menyaring darah dalam arti menseleksi zat mana yang dibuang dan tidak, dilakukan oleh sekumpulan capiler darah yang membentuk anyaman atau saringan, disebut sebagai “glomerulus” yang berarti jala ajaib.
Akibat pekerjaan menyaring yang berlangsung puluhan tahun, terjadilah endapan atau kerak pada ginjal yang makin lama makin keras dan besar hingga terbentuklah batu ginjal atau renal calculi. Penyakitnya dinamakan nephrolithiasis yang istilah awamnya batu ginjal atau kencing batu.
Ditilik dari bahan pembentuknya, dikenal beberapa macam batu ginjal, yakni batu calcium, batu oxalate , batu urat, batu phosphate dan batu cystine. Satu batu mungkin merupakan campuran dari 2 bahan. Keempat bahan tersebut semuanya ada dalam makanan sehari-hari maupun dalam tubuh. Hingga agak sulit menentukan pantangan makan apa yang tepat untuk penyakit ini.
Sangat Sakit
Gejala batu ginjal bervariasi dari yang ringan berupa pegal di ping-gang belakang menunjukkan letak batu ginjal masih didalam Apabila batu ini terdorong unne ke arah ureter, rasa sakitnya bertambah dan dirasakan juga di perut bagian bawah. Dalam perjalanan dari ginjal kekandung kemih inilah saat perasaan sakit yang menyiksa.
Apabila batunya kecil saja, sebesar kacang kedelai atau lebih, rasa sakit bisa sangat sakit yang dinamakan colic.
Karena sangat sakit, kadang disertai muntah bahkan hampir pingsan. Begitu hebatnya sakit colic ini sampai dalam literatur disebutkan perlu diberikan narkotik untuk menguranginya.
Gesekan batu pada dinding ureter menyebabkan luka yang bisa dilihat dari warna urine yang merah bercampur darah. Dengan foto rontgen, dapat terlihat besar dan letak batu. Tetapi batu urat karena
bening bagai kaca, tak tampak pada foto Rontgen biasa, hingga perlu menggunakan foto Rontgen khusus, atau menggunakan media kontras yang disuntikkan ke pasien.
Pencegahan dengan diet agak sulit diterapkan mengingat semua makanan sehari-hari mengandung pembentuk batu ginjal. Yang paling praktis adalah banyak minum air putih untuk memperlancar kencing, hingga mengurangi endapan kristal-kristal calon batu. Dalam 24 jam, 8-10 gelas sudah cukup bermanfaat.
Cuma untuk diketahui bahwa terlalu banyak vitamin D dan susu, mempermudah terbentuknya batu calcium. Sedang kebanyakan vit C, teh, bayam, seledri dan wortel mempermudah terbentuknya batu oxalate. Makanan yang banyak mengandung purine seperti hati dan jerohan lain mempermudah terbentuknya batu ginjal, hingga sebaiknya dikurangi.
Apabila telah terjadi, maka pengobatan tergantung kondisi dan gejala yang ada. Pada kasus dimana batu ginjaI ini sampai mengganggu fungsi ginjal, perlu dioperasi untuk mengambil batu dan memperbaiki fungsi ginjalnya. Sebelumnya, bisa di pakai obat tradisional yang mengandung tempuyung untuk melarutkan batu hingga mudah dikeluarkan bersama urine.
Colic yang terjadi dapat diatasi dengan obat-obat penghilang rasa sakit dan pengendor otot polos. Dalam hal terj adi perdarahan yang dikhawatirkan timbul infeksi, diobati dengan anti biotika misalnya ampisilin.
Mulai tahun 1989 kemarin ditemukan antibiotika baru, Oflosaxin, yang di Indonesia dipasarkan dengan nama Tarivid dan sangat efektif untuk infeksi saluran kemih.
Dr Budhiarto Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran UGM
Sumber: Kedaulatan Rakyat, 14 Januari 1990