Tumbuhnya dunia usaha dan industri berbasis inovasi terus didorong. Karena itu, sinergi lembaga penelitian di perguruan tinggi dengan dunia usaha dan industri menjadi keharusan.
Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Muhammad Dimyati di Jakarta, Jumat (2/3), mengatakan pengembangan riset harus dilakukan serius dan bersinergi. Sebab, riset harus dapat dimanfaatkan untuk mendukung daya saing dunia usaha dan industri guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
”Saat ini, riset tidak boleh lagi berjalan sendiri-sendiri. Kita perlu mendorong kolaborasi dan sinergi, baik antarlembaga maupun multidisplin. Bahkan, pemerintah mendorong agar peran dunia usaha dan industri semakin besar dalam pengembangan riset di Indonesia,” kata Dimyati.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut Dimyati, riset di Indonesia masih mengandalkan anggaran pemerintah berkisar 84 persen, sisanya swasta. ”Negara yang maju, peran swasta dalam riset cukup besar,” kata Dimyati.
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohammad Nasir dalam berbagai kesempatan mengatakan, riset harus sampai menghasilkan inovasi yang dapat diproduksi atau dimanfaatkan, utamanya oleh dunia usaha dan industri.
KOMPAS/ESTER LINCE NAPITUPULU–Menristek dan Dikti Mohammad Nasir (kedua dari kiri) menjelaskan dukungan pemerintah untuk mempekuat riset dalam upaya mendukung daya saing dan pertumbuhan ekonomi bangsa. Kemitraan dunia usaha dan industri dnegan lembaga penelitian terus didorong.
Untuk itu, kerja sama riset lembaga penelitian dengan dunia usaha dan industri harus berjalan. Kemenristek dan Dikti memfasilitasi kemitraan dunia usaha dan industri dengan perguruan tinggi/lembaga penelitian. Selain itu, start-up berbasis riset juga didorong dan difalitasi.
Kekuatan riset dan pengembangan menjadi bagian penting dalam menopang produktivas perusahaan. Salah satunya dilakukan L’Oréal sebagai perusahaan kecantikan di dunia yang berbasis sains. Perusahaan ini selalu mengedepankan inovasi sebagai salah satu pilar mereka dalam membuat berbagai produk yang dapat memenuhi beragam kebutuhan dan keinginan yang berbeda.
Presiden Direktur PT L’Oréal Indonesia Umesh Phadke mengatakan, L’Oréal selalu mengembangkan penelitian yang kuat karena dalam hal kecantikan, sains adalah dasar yang fundamental untuk berinovasi. Berbagai inovasi terdepan di bidang kecantikan menjadi salah satu faktor bagi L’Oréal dalam memperkuat eksistensi sebagai perusahaan kosmetik ternama di dunia.
Selama lebih dari satu abad, L’Oréal terus mengembangkan inovasinya yang didasari oleh keyakinan bahwa dengan riset yang kuat dapat tercipta produk-produk kosmetik yang mampu memberikan hasil yang nyata.
Hal ini didorong oleh tiga entitas utama divisi Riset dan Inovasi L’Oréal, yaitu Advanced Research, bertugas untuk terus memperkaya pengetahuan ilmiah seputar kulit dan rambut di seluruh dunia dan menemukan bahan-bahan aktif baru; Applied Research, bertugas untuk mengembangkan sistem formulasi yang nantinya diaplikasikan pada produk-produk yang berbeda; dan Development, yang bertugas menyediakan produk-produk dengan formula inovatif yang disesuaikan terhadap identitas tiap merek untuk memenuhi harapan semua konsumen di seluruh dunia.
”Sejak awal didirikannya, perusahaan ini oleh seorang ilmuwan, Eugène Schueller, L’Oreal telah mendorong batasan-batasan pengetahuan, didasari oleh keyakinan yang kuat akan inovasi. Inovasi yang diciptakan dan dikembangkan oleh L’Oréal tidak hanya didasari oleh pengetahuan ilmiah yang mendalam seputar kulit dan rambut, tapi juga melalui dialog secara terus-menerus dan perhatian terhadap tren dan opini konsumen di setiap benua yang memiliki keragaman ritual kecantikan yang unik dan berbeda satu sama lain,” kata Umesh.
DOKUMENTASI MAJALAH SAINS KUARK–Siswa SD di Jakarta Timur diajak untuk mencintai sains lewat riset sederhana dan menyenangkan. Dukungan bagi genereasi muda yang dimulai sejak SD untuk mencintai sains dan meminati karier sebagai ilmuwan dilakukan PT Kuark International dnegan menghadirkan majalah komik sains Kuark dan Olimpiade Sains Kuark yang mendapat dukungan dunia usaha dan industri. Foto dokumentasi Majalah Sains Kuark
Setiap tahun, kata Umesh, L’Óreal menginvestasikan 850 juta euro untuk pengembangan Riset & Inovasi dengan 20 pusat penelitian dan 3.862 peneliti di seluruh dunia. ”Kami percaya bahwa sains menjadi penggerak inovasi kosmetika. Divisi Riset dan Inovasi kami mampu menjawab beragam harapan akan kecantikan di dunia,” ujar Umesh.
Dalam penguatan sumber daya penelitian, L’Óreal Indonesia juga mendorong perempuan peneliti Indonesia untuk tampil di tingkat nasional dan internasional. Setiap tahun diadakan program For Women in Science untuk para peneliti. Ada pula program untuk mendorong remaja putri untuk menggeluti karier sebagai ilmuwan.–ESTER LINCE NAPITUPULU
Sumber: Kompas, 2 Maret 2018