Menguasai sains atau ilmu pengetahuan penting untuk mencari tahu dan menguak rahasia alam yang berguna bagi kehidupan umat manusia. Karena itu, penguasaan sains bangsa harus terus dibangun dengan mengoptimalkan pembelajaran sains sejak tingkat Sekolah Dasar. Kecintaan siswa pada ilmu pengetahuan dipupuk lewat permainan dan proyek penelitian atau eksprimen sederhana guna menarik minat siswa.
Dalam upaya terus menumbuhkan kecintaan sains bagi siswa SD di seluruh Indonesia, Olimpiade Sains Kuark (OSK) secara rutin digelar oleh Majalah Sains Kuark selama 12 tahun ini. Pembukaan babak penyisihan OSK 2018 yang tahun ini diikuti sekitar 93.000 siswa SD/MI di berbagai wilayah Indonesia, dipusatkan di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Sabtu (24/2).
Penyelenggaraan OSK di Kabupaten Kudus diikuti sebanyak 2.292 siswa SD/MI. Para siswa menjalani tes tertulis dengan mengerjakan 50 soal yang didesain untuk menguji pemahaman, bukan hafalan. Setelah itu, para siswa diajak menikmati beragam permainan sains untuk memudahkan pemahaman dan aplikasi konsep sebuah sains yang tahun ini mengambil tema soal pemanasan global dan perubahan iklim.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Penasihat PT Kuark International Wardiman Djojonegero yang hadir dalam pembukaan di SDN 2 Sambung Kudus mengatakan, menghadirkan pembelajaran sains yang baik dan berkualitas pada siswa sangat penting bagi kemajuan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi Indonesia. Sebab, bangsa yang maju saat ini dan masa depan yang kuat dalam menguasai iptek.
Siswa SD di Kudus diajak bereksprimen sains secara sederhana dan menyenangkan. Eksprimen diajarkan Komunitas Ilmuwan Cilik di SDN 2 Sambung, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Siswa SD dari seluruh Indonesia diperkenalkan sains asyik lewat eksprimen dalam Olimpiade Sains Kuark yang tahun ini memasuki tahun ke-12. Olimpiade ini untuk menumbuhkan kecintaan pada sains sejak dini.–Kompas/Ester Lince Napitupulu (ELN)–24-02-2018
Menghadirkan pembelajaran sains yang baik dan berkualitas pada siswa sangat penting bagi kemajuan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi Indonesia. Sebab, bangsa yang maju saat ini dan masa depan yang kuat dalam menguasai iptek.
“Rasa ingin tahu siswa harus ditumbuhkan. Guru perlu menciptakan pembelajaran sains yang membuat siswa selalu ingin mencari tahu. OSK yang digelar Majalah Kuark memfasilitasi pengembangan pembelajaran sians yang asyik dan menyenangkan serta bermakna,” kata Wardiman.
Sementara itu, Asisten 2 Pemerintah Kabupaten Kudus Budi Rakhmat menyambut baik adanya kegiatan seperti OSK yang menjadi wadah pengembangan diri siswa, khususnya dalam bidang sains. Sebab, adanya sumber daya manusia yang berkualitas, termasuk dalam bidang sains,dibutuhkan daerah untuk mendukung kemajuan dan kesejahteraan masyarakat di daerah.
Mendorong anak-anak
Direktur PT Kuark International Sanny Djohan mengatakan penyelenggaraan OSK merupakan kompetisi sains yang terbuka bagi semua siswa sD/MI. Sebab, semangatnya lebih untuk mendorong anak-anak berminat pada sains.
“Penguasaan sains penting untuk menghadapi tantangan dunia masa kini dan masa depan. Salah satunya soal pemanasan global yang menyebabkan perubahan iklim. Kepedulian tentang isu ini kami perkenalkan lewan kegiatan OSK tahun ini,” kata Sanny.
Para guru dibantu untuk mengembangkan pembelajaran abad 21, termasuk dalam menghadirkan pembelajaran sains yang kreatif, yang mendorong siswa menghasilkan proyek penelitian.
Siswa SDN 2 Sambung, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mengikuti upacara pembukaan babak penyisihan OSK 2018. Olimpiade ini untuk menumbuhkan kecintaan pada sains sejak dini.–Kompas/Ester Lince Napitupulu (ELN) 24-02-2018
Salah satu guru SD di Kudus, Ulil Abshor, mengatakan pembelajaran sains dengan alat peraga yang aplikatif disukai siswa dan lebih mudah dipahami. Dalam mengenalkan soal pemanfaatkan sains untuk mengatasi pemanasan global, Ulil mengajak siswa membuat robot dari kertas yang digerakkan dengan empat alat suntik. Robot ini dapat mengangkat sampah organik dan nonorganik.
Mengatakan pembelajaran sains dengan alat peraga yang aplikatif disukai siswa dan lebih mudah dipahami.
Para siswa peserta OSK mendeklarasikan diri untuk menjalani kehidupan sehari-hari yang ramah lingkungan. Salah satunya dengan membiaskan membawa air minum dalam botol yang bisa terus-menerus diisi ulang.
Selain itu, para siswa diajak untuk memanfaatkan media sosial untuk memposting beragam aksi untuk lingkungan. Ajakan ini disambut siswa dari berbagai daerah dengan antusias, mulai dari memposting kegiatan mematikan lampu listrik yang tidak dipakai, memilah sampah, membuat proyek sains dari barang bekas, hingga kegiatan menanam pohon.–ESTER LINCE NAPITUPULU
Sumber: Kompas, 26 Februari 2018