Peluncuran satelit milik Bank Rakyat Indonesia, BRIsat, ditunda hingga batas waktu yang belum dipastikan. Semula, satelit pertama di dunia yang dimiliki bank itu akan diluncurkan dari Bandar Antariksa Guyana di Kourou, Guyana- Perancis, Amerika Selatan, Rabu (8/6) petang atau Kamis (9/6) pagi waktu Jakarta.
“Ada anomali teknik pada roket peluncur Ariane 5. Kami sedang menginvestigasi,” kata salah seorang pejabat Arianespace yang enggan dipublikasikan namanya, seperti dilaporkan wartawan Kompas, M Zaid Wahyudi,dari Paris, Perancis, Selasa.
Keterangan tertulis Arianespace, masalah di roket peluncur itu berupa gangguan pada konektor fluida kriogenik, bahan bakar roket, pada bagian atas roket dengan dudukan peluncur roket. Gangguan ditemukan setelah roket peluncur dibawa menuju landasan peluncuran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut rencana, roket peluncur Ariane 5 akan meluncurkan dua satelit sekaligus, BRIsat dan Echostar XVIII milik operator satelit AS. Meski roket peluncur setinggi 70 meter itu bermasalah, kedua satelit aman dan siap diluncurkan.
Arianespace meminta maaf atas kendala teknik itu dan menemukan kerusakan yang sedang diatasi. Butuh waktu 5-10 hari memperbaiki gangguan roket peluncur. Namun, waktu peluncurannya belum bisa dipastikan.
Direktur Utama BRI Asmawi Syam memahami masalah yang terjadi. Apalagi terkait keamanan peluncuran satelit, bukan kesalahan manusia. BRI berharap peluncuran bisa segera dilakukan.
“Yang penting, Arianespace sudah menemukan dan memahami masalahnya dan tahu cara menyelesaikannya meski perbaikan itu butuh waktu,” ujarnya.
Tanpa kompensasi
Sementara itu, Direktur Manajemen Risiko dan Human Capital BRI Randi Anto mengatakan, penundaan peluncuran masih dalam rentang waktu kontrak peluncuran BRIsat oleh Arianespace. Semula, BRIsat akan diluncurkan akhir Juli 2016. Namun, karena pengerjaan satelit lebih cepat, peluncurannya dimajukan.
“Karena masih dalam rentang waktu kontrak peluncuran, tidak ada kerugian atau kompensasi kepada BRI atas penundaan peluncuran itu,” ujarnya.
Arianespace sudah meluncurkan 71 satelit sejak 2003. Tahun 2016 saja, empat kali meluncurkan satelit, dengan 2 roket Ariane dan 2 roket Soyuz. BRIsat dan Echostar XVIII peluncuran ketiga tahun ini.
Kedua satelit itu dijadwalkan diluncurkan Rabu (8/6) pukul 17.30 waktu Kourou atau Kamis (9/6) pukul 03.30 WIB. BRIsat yang dibuat Space Systems/Loral (SS/L), AS, seharga Rp 3,375 triliun itu akan ditempatkan di orbit geostasioner setinggi 35.786 km di atas khatulistiwa Bumi, pada posisi 150,5 derajat bujur timur atau di atas Samudra Pasifik di utara Papua Niugini.
BRIsat punya 45 transponder, terdiri dari 36 transponder frekuensi C-band dan 9 transponder frekuensi Ku-band. Satu transponder Ku-band dan dua transponder C-band diserahkan pemanfaatannya kepada pemerintah. Sisanya digunakan BRI untuk mendukung layanan perbankan dari kota hingga daerah pelosok dan pedalaman.
——————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 8 Juni 2016, di halaman 14 dengan judul “Peluncuran BRIsat Ditunda”.