Kemajuan teknologi informasi kini memberikan kemudahan bagi pelajar sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas/sekolah menengah kejuruan untuk mengakses informasi terkait jurusan dari pendidikan lanjutan yang sesuai dengan minat dan bakat. Hanya melalui aplikasi yang dilengkapi berbagai fitur, para pelajar juga bisa mengakses database kampus beserta jurusan-jurusan, serta informasi lain di seputar pendidikan.
Berbagai informasi tersebut bisa diakses melalui Aplikasi “Aku Pintar” sebuah platform edukasi berbasis teknologi yang diluncurkan sejak 7 Februari 2019 di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan oleh Purwadi Sutanto.Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Atas, Kemdikbud.
“Sejak diluncurkan, hingga saat ini aplikasi Aku Pintar telah digunakan oleh lebih 250.000 pelajar di seluruh Indonesia,” ujar Chief Executive Officer Aku Pintar, Lutvianto Pebri Handoko, di Jakarta, Jumat (3/5/2019).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
KOMPAS/SONYA HELLEN SINOMBOR–Founder PT Aku Pintar Indonesia Widjaja menunjukkan cara mengakses aplikasi Aku Pintar, Jumat (3/5/2019), di Jakarta.
Aplikasi Aku Pintar (AP) diharapkan membantu para pelajar untuk memilih jurusan di SMA/SMK hingga perguruan tinggi sesuai dengan minat dan bakatnya. Berdasarkan penelitian Indonesia Career Center Network (ICCN) 2017, sebanyak 87 persen anak atau mahasiswa salah memilih jurusan kuliah.
Founder dan Co-Founder PT Aku Pintar Indonesia Widjaja dan Sofian Lusa mengatakan, aplikasi AP tersebut akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang mampu berkompetisi di era revolusi industri 4.0, terutama pada saat bonus demografi di Indonesia.
“Melalui aplikasi ini kami ingin membantu agar anak-anak tidak salah memilih jurusan. Jadi misinya menjadi edutech acuan yang memberdayakan ekosistem pendidikan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia,” ujar Widjaja.
KOMPAS/SONYA HELLEN SINOMBOR–Penjelasan tentang aplikasi Aku Pintar yang bisa diakses pelajar SMP dan SMA/SMK, oleh tim PT Aku Pintar Indonesia, Jumat (3/5/2019), di Jakarta.
Rekomendasi jurusan
Bahkan, dari aplikasi AP tersebut, menurut Widjaja hanya dalam waktu singkat anak atau pelajar mendapat informasi sehingga bisa memetakan kepribadiannya dan jurusan yang diminatinya. Selanjutnya, anak-anak bisa mengakses fitur yang tersedia seperti tes penjuruan sehingga akhirnya anak akan mendapat rekomendasi jurusan.
Misalnya, ketika sang anak mendapat rekomendasi jurusan teknik industri, aplikasi tersebut akan memberikan informasi apa saja yang akan dipelajari di jurusan tersebut, kemudian daftar kampus yang mempunyai jurusan tersebut serta prospek kerjanya di mana.
“Saat di AP sudah ada sekitar 2.000 sekolah tinggi/universitas dan 800 jurusan. Ini sangat memudahkan terutama untuk anak-anak sekolah di luar Jawa yang membutuhkan informasi terkait jurusan-jurusan pendidikan yang diminati,” kata Widjaja.
Selain memberikan informasi terkait minat dan bakat serta jurusan yang sesuai pilihan pelajar, menurut Lutivianto, aplikasi AP juga menyediakan materi pembelajaran daring, try out ujian daring, belajar secara daring, serta perkumpulan komunitas pemerhati pendidikan, serta diskusi interaktif seputar pendidikan.
Selain itu, disediakan fitur untuk konseling secara daring, untuk menjawab kebutuhan para pelajar ketika menghadapi masalah/kendala. Aplikasi ini akan menjembatani para pelajar yang memiliki kendala atau masalah dalam pendidikan untuk menemukan solusi/jawaban. Sejumlah konselor dan psikolog bisa diakses langsung para pelajar melalui daring.
“Proses konseling nanti bisa langsung melalui aplikasi, bisa langsung tatap muka secara daring melalui video call,” ujar Pebri.
Hingga kini, Sofian menambahkan, sosialisasi terus dilakukan di wilayah Jabodetabek, Bandung, Semarang, Surabaya, Bali, Medan, Padang, Palu, dan sejumlah daerah.
Selain fitur-fitur yang memudahkan pelajar, menurut Febri, AP bekerja sama dengan Fintech Edukasi yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk memberikan bantuan pendanaan kepada pelajar yang memiliki kendala keuangan untuk melanjutkan pendidikan baik formal maupun informal.–SONYA HELLEN SINOMBOR
Sumber: Kompas, 3 Mei 2019