Partisipasi Perempuan dalam Industri Rendah

- Editor

Selasa, 25 April 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Keterlibatan perempuan Indonesia dalam industri berbasis sains, teknologi, rekayasa, dan matematika mencerminkan ketimpangan jender secara global. Faktor budaya seperti stereotip terkait peran perempuan di sektor yang dikesankan maskulin dan tekanan sosial menjadi tantangan.

Hasil studi yang dilakukan Microsoft Asia tahun 2017 menyebut, 3 perempuan dari 10 peneliti bekerja di industri berbasis sains, teknologi, rekayasa, dan matematika (STEM) di dunia. Riset sama menyebut, hanya 1 perempuan dari 5 pekerja profesional di industri STEM.

Deborah Intan Nova, IT Director Coca-Cola Amatil Indonesia, menyatakan, kecenderungan itu juga ditemui di Indonesia. Minat perempuan menuntut ilmu di bidang STEM relatif tinggi, tetapi minat bekerja di sektor itu masih rendah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Cara terbaik meningkatkan ketertarikan perempuan pada teknologi ialah melihatnya bukan hal rumit. Teknologi harus dilihat sebagai sarana mewujudkan minatnya,” kata Deborah dalam diskusi bertema “Perempuan Canggih di Industri STEM”, di Jakarta, Jumat (21/4) malam.

Hani Rosidaini, Chief Operating Officer Satria Asia, menambahkan, gambaran industri STEM kompleks membuat perempuan memilih tak terlalu terlibat. Apalagi ada tekanan sosial terkait peran sebagai ibu rumah tangga. Akibatnya, sebagian perempuan merelakan cita-citanya demi peran di keluarga.

Peran orangtua

Hanifa Ambadar, CEO Female Daily Network, mengatakan, orangtua berperan penting dalam mendukung anak perempuan untuk terjun di jalur STEM sejak dini. Studi oleh Microsoft menyebut, 68 persen anak perempuan menganggap orangtua menjadi penentu utama mereka berkarier di industri STEM.

Banyak peluang bisnis bisa digali dari industri ini karena perempuan lebih tahu kebutuhan mereka. “Untuk mengatasi stereotip industri STEM ialah dunia maskulin, perlu lebih dikenalkan sosok perempuan sebagai panutan dan inspirasi bagi perempuan lain di Indonesia,” kata Gezang Putri Agung, Group Head Network Design and Deployment Indosat Ooredoo.

Linda Dwiyanti, Direktur Consumer Devices Sales Microsoft Indonesia, mengaku merintis karier 7,5 tahun lalu sampai masuk sebagai Dewan Direksi Microsoft Indonesia. Timnya memiliki keseimbangan jender hampir rata dengan kinerja paling unggul dibandingkan dengan unit lain. (ELD)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 22 April 2017, di halaman 14 dengan judul “Partisipasi Perempuan dalam Industri Rendah”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia
Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama
Jembatan antara Kecerdasan Buatan dan Kebijaksanaan Manusia dalam Al-Qur’an
AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah
Ancaman AI untuk Peradaban Manusia
Tingkatkan Produktivitas dengan Kecerdasan Artifisial
Menilik Pengaruh Teknologi Kecerdasan Buatan dalam Pendidikan
Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Berita ini 8 kali dibaca

Informasi terkait

Minggu, 16 Februari 2025 - 09:06 WIB

Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:57 WIB

Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:52 WIB

Jembatan antara Kecerdasan Buatan dan Kebijaksanaan Manusia dalam Al-Qur’an

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:48 WIB

AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:41 WIB

Tingkatkan Produktivitas dengan Kecerdasan Artifisial

Berita Terbaru

Profil Ilmuwan

Mengenal Achmad Baiquni, Ahli Nuklir Pertama Indonesia Kelahiran Solo

Selasa, 29 Apr 2025 - 12:44 WIB

Berita

Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:57 WIB

Berita

AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:48 WIB