Perkembangan teknologi informasi yang pesat saat ini memberikan dampak yang besar bagi masyarakat, termasuk anak-anak. Karena itu, semua pihak, baik pemerintah, kalangan swasta, masyarakat, terutama orangtua dan guru harus memiliki kesadaran dan tanggung jawab untuk mendampingi dan mengedukasi anak-anak tentang cara mengakses berbagai informasi dalam jaringan (daring) dengan aman.
Di lingkungan keluarga, peran orangtua sangat penting dalam mendampingi dan mengarahkan anak-anak untuk menggunakan berbagai informasi daring dengan cara yang aman. Fenomena saat ini, mayoritas orangtua membiarkan anak-anak menggunakan gawai yang dilengkapi berbagai konten yang bisa menjerumuskan anak-anak pada perilaku negatif. Padahal orangtua bisa memproteksi anak-anak dari berbagai informasi negatif dengan melakukan berbagai langkah dan menerapkan cara penggunaan internet yang aman untuk anak.
Orangtua bisa memproteksi anak-anak dari berbagai informasi negatif dengan melakukan berbagai langkah dan menerapkan cara penggunaan internet yang aman untuk anak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kompas/Samuel Oktora (SEM)–Sejumlah anak sedang mengakses internet menggunakan gawai di teras kantor Desa Cibogo, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Foto diambil pada akhir September 2017.
Hal ini terungkap dalam diskusi bertema “Create, Connect, Respect: Memberdayakan Orangtua untuk Memandu Anak-anak yang Terkoneksi” di Jakarta, Senin (12/2). Acara yang merupakan rangkaian Safer Internet Day (SID) atau Hari Internet Aman Sedunia ini digelar Netflix (perusahaan hiburan internet) bekerja sama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) serta Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Selain Asisten Deputi Perlindungan Anak Dalam Situasi Darurat dan Pornografi, Deputi Perlindungan Anak, Valentina Ginting, tampil menjadi narasumber dalam diskusi tersebut Stephen Balkam (pendiri dan CEO, Family Online Safety Institute), Margaret Aliyatul, (Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonsia), dan Rizki Amelia (perwakilan Siberkreasi).
Stephen Balkam mengatakan, penggunaan informasi daring yang aman adalah tanggung jawab semua orang. Saat ini, Family Online Safety Institute menemukan langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh setiap orang di seluruh dunia dalam mengarahkan anak-anak.
Dia membagikan tujuh langkah yang bisa diterapkan orangtua untuk melindungi anak-anak saat mengakses informasi melalui gawai dan perangkat elekronik lainnya. Pertama, orangtua harus berbicara terbuka dengan anak bagaimana menggunakan internet yang aman. Kedua, orangtua harus mengedukasi dirinya sendiri dengan mempelajari berbagai informasi daring, mengetahui aplikasi-aplikasi termasuk permainan yang aman bagi anak. Ketiga, orangtua harus mengaktifkan pengaturan keamanan dalam setiap gawai dan perangkat elektronik yang dimanfaatkan anak-anak untuk mengakses internet.
Adapun langkah keempat, membuat aturan dan sanksi dalam penggunaan gawai, melalui kesepakatan orangtua dan anak. Kelima, memantau teman-teman anak di media sosial dan mendorong anak-anak untuk menciptakan menggunakan gawai secara bertanggungjawab. Keenam, orangtua harus mengatur waktu untuk bersama-sama dengan anak-anak menggunakan gawai dn mengekspoler dan mempelajari konten-konten dalam dunia daring. Ketujuh, orangtua dan anak berkolaborasi menciptakan role model tentang penggunaan internet yang baik dan aman.
Industri juga harus berperan
Valentina mengingatkan bahwa orangtua tidak boleh meremehkan penggunaan internet di kalangan anak-anak, apalagi Indonesia merupakan salah satu dari negara yang paling tinggi penggunaan media sosial. Karena itu, informasi mengenai penggunaan internet yang aman bagi orangtua dan guru, serta anak sangat penting.
“Kami mengajak industri yang bergerak di bidang infomasi dan teknologi agar terlibat langsung kampanye-kampanye internet yang aman untuk anak-anak serta harus menyediakan aplikasi yang mampu memproteksi penggunaan konten yang tidak aman bagi anak,” katanya.
Pada kesempatan tersebut, Margaret mengungkapkan bagaimana anak-anak di Indonesia tidak hanya di kota tetapi sampai ke desa-desa menggunakan gawai dan perangkat elekronik lainnya tanpa ada edukasi. Akibatnya, banyak anak-anak terpapar konten-konten negatif terutama pornografi.
Anak-anak di Indonesia tidak hanya di kota tetapi sampai ke desa-desa menggunakan gawai dan perangkat elekronik lainnya tanpa ada edukasi. Akibatnya, banyak anak-anak terpapar konten-konten negatif terutama pornografi.
Sementara Rizki dalam paparannya mengungkapkan berbagai upaya yang dilakukan Kementerian Kominfo sampai saat ini dalam memerangi berbagai aplikasi daring yang memiliki konten-konten negatif. “Tiap hari ada ratusan aduan yang masuk ke Kominfo untuk memblokir konten-konten dalam internet,” ujarnya.
Kuek Yu-Chuang, Managing Director Netflix APAC, mengatakan, sebagai penyedia layanan hiburan internet, Netflix ingin ikut terlibat dalam upaya mengedukasi masyarakat soal penggunaan internet yang aman bagi masyarakat terutama untuk anak. “Kami ingin memberdayakan para keluarga untuk mengambil keputusan yang bijak sambil mencari tahu apa saja yang bisa didapatkan dari internet” ujar Kuek Yu.–SONYA HELLEN SINOMBOR
Sumber: Kompas,12 Februari 2018