Onkologi; Kenali Kanker pada Anak sejak Dini

- Editor

Senin, 16 Februari 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kanker menyerang semua golongan usia, termasuk anak-anak. Namun, gejala penyakit itu kerap tidak disadari penderita sehingga baru terdeteksi pada stadium lanjut. Untuk itu, orangtua berperan penting dalam mengenali gejala awal kanker pada anak.


Ketua Yayasan Onkologi Anak Indonesia Rahmi Adi Putra Tahir menyampaikan hal itu dalam peringatan Hari Kanker Anak Internasional, Minggu (15/2), di Jakarta. Acara tersebut dihadiri lebih dari seribu orang, terdiri atas anak-anak yang menderita kanker bersama orangtua mereka, para penyintas, dan beberapa komunitas peduli terhadap kanker.

”Setiap gejala yang muncul tak boleh diremehkan karena bisa menyebabkan kematian,” kata Rahmi. Dua jenis kanker yang banyak diderita anak-anak adalah retinoblastoma (kanker mata) dan leukemia (kanker darah). Retinoblastoma ditandai adanya bintik putih pada mata penderita. Adapun gejala leukemia di antaranya lebam-lebam, mudah lelah, dan kerap pendarahan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Rahmi menyatakan, gejala kanker yang dikenali lebih awal memiliki peluang keberhasilan terapi lebih besar daripada jika terdeteksi saat stadium lanjut. Itu karena kanker belum menjalar ke organ tubuh lain sehingga lebih mudah diobati. Untuk itu, tiap ada gejala kanker pada anak, orangtua sebaiknya segera memeriksakan anaknya ke dokter.

Namun, sebagian orangtua sulit memahami tindakan medis kanker yang diderita anaknya. ”Tak mudah meyakinkan orangtua bahwa jika ada satu bintik putih di mata anak yang merupakan gejala kanker, matanya harus diangkat,” ujarnya.

Terus bertambah
Jumlah angka kasus kanker pada anak terus bertambah. Ada sekitar 11.000 kasus baru kanker pada anak per tahun dan 560 pasien di antaranya di Jakarta. ”Kita tak punya data (penderita) secara akumulatif. Namun, YOAI menangani 50-60 penderita baru per tahun,” ujarnya.

Lama terapi kanker pada anak umumnya 1-2 tahun antara lain dengan metode kemoterapi. ”Semakin dini gejala dikenali, kian cepat terapinya,” kata Rahmi.

Badrun (34), ayah Muhammad Ramadan (3) yang menderita retinoblastoma, menyatakan, ia awalnya tak menyadari anaknya menderita kanker. ”Ketahuan gejalanya ketika berusia 2 tahun. Anak saya selalu tak tahan saat kena sinar matahari atau cahaya televisi,” ujarnya.

Semula, ia membawa Muhammad Ramadan ke pengobatan alternatif. Atas saran kerabat, Badrun membawa anaknya ke rumah sakit dan anaknya didiagnosis kena kanker mata. Lalu, mata kiri Ramadan diangkat agar kanker tak menjalar ke organ tubuh lain. ”Waktu anak saya dioperasi, dokter bilang kankernya mendekati otak. Karena ditangani lebih awal, jadi bisa dicegah,” ujarnya.

Nimas (21), penyintas, didiagnosis menderita kanker tulang saat berusia 12 tahun. ”Saya dikemoterapi selama satu tahun. Tak boleh ada kata menyerah melawan kanker. Saya berharap para penderita kanker juga punya semangat itu,” ujarnya. (B07)

Sumber: Kompas, 16 Februari 2015

Posted from WordPress for Android

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB