Nihonium, Nama Unsur Atom Pertama Asal Asia

- Editor

Senin, 13 Juni 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Para peneliti Jepang di balik temuan unsur kimia bernomor atom 113, unsur pertama yang ditemukan di Asia, bahkan di luar Eropa dan Amerika Serikat, menamakan unsur itu nihonium. Itu merujuk nama negara asal peneliti, dalam bahasa Jepang dibaca “Nihon”. Unsur 113 pertama kali ditemukan pada 2004.

Nomor 113 menandakan jumlah atom atau jumlah proton di inti atom. Unsur itu tak bisa muncul alami, hanya lewat sintesis. “Saya percaya fakta, kami di Jepang menemukan satu dari 118 unsur kimia, temuan ini amat bermakna,” ucap Kosuke Morita, profesor universitas yang memimpin tim penemu unsur itu dari RIKEN Nishina Center for Accelerator-Based Science, Kamis (9/6). Sebelumnya, belum ada satu unsur atom ditemukan di Asia, Oseania, ataupun Afrika. Meski unsur 113 diakui International Union of Pure and Applied Chemistry (IUPAC) pada Desember 2015, nama unsur itu belum diumumkan IUPAC hingga Rabu lalu. (REUTERS/JOG)
—————–
“Drone” Berpenumpang Segera Jalani Uji Kelayakan

Wahana tanpa awak (drone ) Ehang 184 buatan perusahaan Tiongkok EHang akan menjalani uji kelayakan kendaraan berpenumpang di Nevada, Amerika Serikat. Drone seukuran mobil otonom itu bertenaga listrik, mengangkut beban hingga 100 kilogram, terbang hingga ketinggian 200 meter, bergerak sampai kecepatan 100 kilometer per jam, dan menjelajah udara hingga 23 menit. Drone punya empat baling-baling dilengkapi aplikasi, membantu lepas landas dan mendarat. Jadi, drone itu mirip becak di udara. EHang bekerja sama dengan Badan Pengembangan Ekonomi Negara Bagian (BPEN) Nevada dan Institut untuk Sistem Otonom Nevada dalam uji terbang, pelatihan, dan pengembangan sistem uji drone hingga Ehang mendapat izin dipakai warga. “Taksi drone akan jadi bagian sistem transportasi di Nevada,” kata Tom Wilczek, ahli industri pertahanan dan penerbangan BPEN Nevada, Kamis (9/6). Targetnya, uji terbang pada akhir 2016. (LIVESCIENCE/MZW)
———–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 13 Juni 2016, di halaman 14 dengan judul “Kilas Iptek”.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 13 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB