N-219 dan R-80 Terbang 2016

- Editor

Senin, 10 Februari 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Prototipe pesawat terbang karya Indonesia, N-219 dan R-80, direncanakan akan terbang perdana pada 2016 untuk mendapat sertifikat kelaikan terbang. N-219 akan diproduksi PT Dirgantara Indonesia. Adapun R-80 diproduksi PT Regio Aviasi Industri.

Hal itu disampaikan Bambang S Tejasukmana, mantan Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), dan Sulistyo Atmadi, peneliti senior di Pusat Teknologi Penerbangan (Pustekbang) Lapan, Minggu (9/2), di Jakarta.

Realisasi desain, rancang bangun, sertifikasi hingga produksi N-219, kata Bambang, melibatkan tiga pihak, yaitu Lapan, PT Dirgantara Indonesia (PTDI), dan Kementerian Perhubungan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pada 2014 akan dilaksanakan pengadaan komponen bagi pesawat dua baling-baling berpenumpang 19 orang tersebut. Pada 2015 dilakukan integrasi dan pembuatan prototipe. Tahun 2016, N-29 akan diuji terbang hingga mendapatkan sertifikat kelaikan terbang. Setelah itu PTDI akan memproduksi pesawat tipe perintis tersebut.

Menurut Gunawan S Prabowo, Kepala Pustekbang Lapan, dana total yang diperlukan untuk pembuatan prototipe hingga uji terbang Rp 400 miliar. Tahun ini disediakan dana Rp 310 miliar untuk pengadaan komponen. Sisanya tahun depan. Untuk memperoleh sertifikat perlu dana Rp 20 miliar. Direncanakan akan diambil dari anggaran riset Lapan.

Menurut Menristek Gusti Muhammad Hatta, pesawat jenis ini diperlukan Indonesia untuk memenuhi kebutuhan transportasi antarpulau kecil. Pesawat ini hanya perlu landasan relatif pendek, yaitu 600 meter, setengah landasan umumnya pesawat.

Gunawan menambahkan, Indonesia memerlukan 240 pesawat kelas perintis tiga tahun mendatang. N-219 itu akan bersaing dengan pesawat Twin Otter. Namun, rencana pembelian N-219 diperoleh dari Lion Air.

Pesawat komuter
Pesawat komuter akan dibuat di Indonesia oleh industri penerbangan swasta, PT Regio Aviasi Industri (RAI), yang dirintis pendiriannya oleh BJ Habibie.

R-80, pesawat dua baling-baling untuk 80 penumpang, merupakan pengembangan N-250. Prototipe pesawat 50 penumpang buatan PTDI itu gagal memperoleh sertifikat meski telah terbang perdana pada 1995.

Sulistyo Atmadi, peneliti senior dari Pustekbang, menambahkan, Lapan akan membantu penghitungan menggunakan kluster komputer dan uji terbang di landasan di Rumpin, Bogor.

Uji terbang R-80, menurut rencana, juga pada dilakukan pada 2016 untuk mendapatkan sertifikat laik terbang.

Menurut Komisaris PT RAI Ilham Habibie, untuk produksi tahap awal perlu dana 400 juta dollar AS. Pesawat ini akan digunakan NAM Air, anak perusahaan Sriwijaya Airlines. Penyerahan perdana dilaksanakan tahun 2018. (YUN)

Sumber: Kompas, 10 Februari 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB