Bobot sapi pasundan-sapi lokal di Jawa Barat-terus menurun 50 persen dibandingkan dengan generasi puluhan tahun lalu. Penurunan mutu genetis itu disebabkan perkawinan alami dalam satu garis keturunan dan pola peternakan yang sama.
Perbaikan genetika sapi pasundan, plasma nutfah asli Indonesia, akan dilakukan dengan melibatkan pakar peternakan dan bioteknologi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Universitas Padjadjaran, PT Karya Anugerah Rumpin (KAR), Balitbang Penerapan Iptek Provinsi Jabar, serta di bawah koordinasi Kemenristek-Dikti.
Agrobisnis terpadu berbasis keragaman hayati lokal itu memerlukan penerapan teknologi, di antaranya rekayasa genetika. “Ini tuntutan untuk memenuhi kebutuhan pangan jangka panjang,” ujar Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir seusai menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman (MOU) “Penerapan Iptek Agrobisnis Terpadu Berbasis Keragaman Hayati di Jawa Barat” antara sejumlah pihak di Jakarta, Selasa (19/5). Kesepakatan disaksikan Gubernur Jabar Ahmad Heryawan.
Nasir berharap, Jabar dapat menjadi sentra daging sapi dan pusat peternakan kambing melalui persilangan dengan kambing etawa. Kambing unggulan memiliki potensi pasar yang baik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut Ahmad, ada tiga pusat atau kluster agrobisnis terpadu untuk peternakan sapi di Jabar selain di Rumpin Bogor sebagai pusat pembibitan, yakni di Cijenjing (perbanyakan bibit sapi) dan Agrotechnopark Cikadu (penggemukan).
“Riset pengembangan bibit sapi unggulan itu, tahun ini, mendapat dana Rp 2 miliar. Tahun depan melalui program technopark diharapkan tambahan dana Rp 10 miliar,” kata Lukman Salahuddin, Kepala Balitbang Penerapan Iptek Provinsi Jabar.
Penelitian genetika melibatkan peneliti LIPI dan Unpad yang memiliki fasilitas laboratorium genetika. “Riset genetika itu mendapat bantuan peralatan dari Spanyol,” kata Enny Sudarmonowati, Deputi Bidang Ilmu Hayati LIPI.
Fokus kerja sama itu adalah pengembangan sapi-sapi unggul. Sebagai awal, dilakukan pelestarian plasma nutfah dan perbaikan mutu genetis sapi pasundan di PT KAR. Seleksi dan perbanyakan bibit sapi pasundan dilaksanakan UPT Sapi Potong Cijenjing. “Tujuannya meningkatkan populasi dan mutu genetis serta pelestarian sapi pasundan,” ujar Syahruddin Sais, peneliti senior Pusat Bioteknologi LIPI.
Sapi lokal itu akan dikembangbiakkan dengan konsep pertanian terpadu di Agrotechnopark Cikadu, Jabar. Dari program agrobisnis terpadu itu diharapkan melahirkan UKM dan IKM melalui pembinaan, pelatihan, dan pendampingan.
Selain sapi lokal, penelitian dan produksi bibit sapi unggul juga dilakukan di Rumpin Bogor oleh PT KAR. Peningkatan mutu genetika dan populasi ternak dilakukan dengan inseminasi buatan.
Produksi sperma juga menggunakan pejantan unggul sapi potong dan sapi perah yang dipelihara di rumpin. Sperma yang memenuhi syarat diproses untuk pemisahan bibit jantan dan betina. (YUN)
——————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 21 Mei 2015, di halaman 14 dengan judul “Mutu Merosot Genetis Sapi Pasundan Diatasi”.