Mobil balap formula Bimasakti yang dikembangkan para mahasiswa Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, siap berlomba di ajang Student Formula Japan 2018 pada 4-8 September di Shizuoka, Jepang. Dalam kompetisi internasional tersebut, Bimasakti akan bersaing dengan mobil balap formula karya mahasiswa dari sejumlah negara.
”Tahun ini, kami sudah melakukan persiapan maksimal dan semoga apa yang kami targetkan bisa tercapai,” kata Kapten Tim Bimasakti UGM Fajar Fitrahadi Danda dalam peluncuran mobil Bimasakti yang akan berlomba dalam Student Formula Japan 2018, Jumat (24/8/2018) sore, di Balairung UGM, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
KOMPAS/HARIS FIRDAUS–Mobil balap formula Bimasakti yang dikembangkan tim Universitas Gadjah Mada (UGM) diuji coba di halaman Balairung UGM, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (24/8/2018) sore.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Fajar menjelaskan, mobil Bimasakti yang akan diberangkatkan ke Jepang itu merupakan mobil generasi ketujuh. Dibandingkan dengan mobil generasi sebelumnya, mobil Bimasakti generasi ketujuh itu memiliki keunggulan dalam hal daya tahan dan kemudahan untuk dikendalikan.
KOMPAS/HARIS FIRDAUS–Mobil balap formula Bimasakti yang dikembangkan tim Universitas Gadjah Mada (UGM) diuji coba di halaman Balairung UGM, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (24/8/2018) sore.
Tahun ini, tim Bimasakti UGM juga memasang mesin baru dalam mobil yang mereka kembangkan. Hal ini karena mesin lama mobil Bimasakti mengalami masalah saat mengikuti Student Formula Japan tahun lalu.
”Tahun ini, kami melakukan refreshment (penyegaran) mesin. Jadi, kami menggunakan mesin baru, tetapi tipenya masih sama dengan mesin sebelumnya,” ujar Fajar.
Ia menambahkan, pada ajang Student Formula Japan 2017, tim Bimasakti UGM menduduki peringkat ke-45 dari 98 tim yang bertanding. Tahun ini, tim yang terbentuk sejak tahun 2010 itu menargetkan bisa masuk ke peringkat ke-20 dari 98 tim yang bertanding.
Dalam kompetisi tahun ini, tim Bimasakti UGM akan menghadapi tim dari sejumlah negara, seperti Jepang, China, Taiwan, Thailand, Austria, Korea Selatan, Malaysia, dan Filipina.
KOMPAS/HARIS FIRDAUS–Mobil balap formula Bimasakti yang dikembangkan tim Universitas Gadjah Mada (UGM) diuji coba di halaman Balairung UGM, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (24/8/2018) sore.
Selain itu, dalam Student Formula Japan 2018, tim Bimasakti UGM juga akan bersaing dengan sejumlah tim dari perguruan tinggi di Indonesia, misalnya Universitas Indonesia, Universitas Sebelas Maret, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Universitas Negeri Yogyakarta, serta Universitas Islam Indonesia.
Dalam kompetisi Student Formula Japan, ada dua kategori kompetisi, yakni static events dan dynamic events yang masing-masing terdiri atas beberapa perlombaan lagi.
Static events terdiri dari lomba desain, efisiensi biaya produksi, dan presentasi perencanaan bisnis. Sementara dalam dynamic events, mobil balap formula karya mahasiswa lintas negara itu ditantang berlomba dalam beberapa kategori, misalnya daya tahan, efisiensi bahan bakar, dan akselerasi mobil.
KOMPAS/HARIS FIRDAUS–Wakil Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Bidang Kerja Sama dan Alumni, Paripurna, mencoba naik ke mobil balap formula Bimasakti yang dikembangkan tim UGM, Jumat (24/8/2018) sore, di halaman Balairung UGM, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dosen pembimbing tim Bimasakti UGM, Fauzun, mengatakan, sejak mengikuti Student Formula Japan pada 2011, prestasi tim Bimasakti UGM naik-turun. Namun, Fauzun menyebutkan, selama tiga tahun terakhir, prestasi tim tersebut menunjukkan tren positif.
”Kami selalu melakukan evaluasi dan tahun 2018 ini kami berangkat dengan optimisme karena persiapan kami jauh lebih baik dibanding tahun-tahun sebelumnya. Kami sudah melakukan banyak sekali test drive,” ungkap Fauzun.
Wakil Rektor UGM Bidang Kerja Sama dan Alumni, Paripurna, menyatakan, tim Bimasakti UGM merupakan wujud nyata semangat untuk berinovasi dari mahasiswa UGM. ”Tim ini juga menunjukkan semangat kerja sama antara mahasiswa dan dosen pembimbing,” ujarnya.–HARIS FIRDAUS
Sumber: Kompas, 24 Agustus 2018