Semangat kewirausahaan harus ditumbuhkan di kalangan generasi muda Indonesia. Untuk itu, generasi muda perlu diberi pengalaman belajar khusus untuk menguasai keterampilan bisnis dan kewirausahaan yang dapat dikembangkan di masa depan.
Berdasarkan data Pemerintah Indonesia, tahun 2012 tercatat 1,56 persen penduduk di Indonesia yang terlibat dalam kewirausahaan. Jumlah ini kalah jauh dengan Malaysia yang mencapai 4,1 persen dan Singapura sebesar 7,2 persen.
Robert Gardiner, Communication and Development Executive Prestasi Junior Indonesia (PJI), di Jakarta, Rabu (11/3), mengatakan, para pemuda perlu diberi alternatif pilihan untuk masa depan mereka karena pada usia muda mereka harus mulai membuat keputusan penting bagi hidup mereka. Menggeluti kewirausahaan bisa jadi pilihan untuk dipertimbangkan karena akan membuat peluang penciptaan lapangan kerja dan perekrutan banyak tenaga kerja.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Urgensi mengembangkan kewirausahaan di Indonesia dilakukan dengan mempromosikan budaya kewirausahaan bagi anak muda mulai dari bangku sekolah. Pada tahun ini, PJI bermitra dengan Citi Indonesia memberikan pendidikan kewirausahaan untuk 31 SMA/SMK di Jakarta, Bandung, Medan, Semarang, Surabaya, dan Denpasar. Sejak tahun 2006, PJI telah melatih sekitar 60.000 siswa.
Dana hibah
Lewat program “Growing the Spirit: Youth Entrepreneurship Initiative” atau YEI ada sekitar 9.100 siswa usia 15-17 tahun dari keluarga berpenghasilan rendah mendapatkan pembekalan komprehensif mengenai keterampilan bisnis dan kewirausahaan untuk kehidupan masa depan.
Agung Laksamana, Country Corporate Affairs Director, Citi Indonesia, mengatakan, lewat program YEI, Citi Peka memberikan dana hibah dari Citi Foundation sebesar 170.000 dollar AS (sekitar Rp 2,2 miliar) untuk melaksanakan pendidikan kewirausahaan di sejumlah sekolah. “Kewirausahaan merupakan sesuatu yang harus ditanamkan sejak dini. Bersama PJI, kami berharap program pendidikan kewirausahaan ini dapat menumbuhkan generasi yang mandiri, cerdas, dan produktif,” kata Agung.
Dalam pelaksanaan program, para siswa memperoleh pelatihan dan kesempatan untuk menjalankan sebuah usaha. Kegiatan ini sangat komprehensif dan sesuai dengan kondisi riil, seperti pendirian perusahaan terbuka (PT), penentuan posisi dan tanggung jawab jajaran direksi, perencanaan dan pelaksanaan strategi bisnis, hingga tata penjualan saham/atau penutupan usaha. Pada pengujung program, perusahaan siswa ini akan dilombakan secara regional, nasional, hingga internasional.
M Kahfi, siswa kelas X SMKN 6 Jakarta, mengatakan, awalnya dirinya hanya berpikir menjadi seorang pekerja dengan gaji besar. Setelah mengikuti pendidikan kewirausahaan dari PJI, dan mendirikan perusahaan siswa Garda Infinity, keinginan dia untuk memiliki usaha sendiri tumbuh.
“Saya ingin punya usaha sendiri untuk memajukan ekonomi Indonesia. Dengan belajar bisnis, saya berharap dapat mempersiapkan diri dan berkontribusi untuk masyarakat,” kata Kahfi.
Sudiyono, Kepala SMKN 6 Jakarta, mengatakan, pendidikan kewirausahaan bagi siswa kejuruan sudah lama dikembangkan. Namun, dengan memberikan pengalaman langsung menjalankan perusahaan sendiri, siswa tidak hanya belajar keterampilan bisnis, tetapi juga membentuk karakter yang dibutuhkan untuk menjadi pebisnis andal dan beretika.
Ester Lince Napitupulu
Sumber: Kompas Siang | 12 Maret 2015