Menjernihkan Limbah dengan Limbah

- Editor

Rabu, 11 Agustus 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ferro sulfat, agaknya, akan mengalami permintaan yang semakin meningkat. Komoditi yang tidak banyak dikenal oleh masyarakat luas, tetapi cukup dikenal kalangan industri, ini memiliki keunikan Bahan kimia ini mengandung besi dan sulfat, dengan cara pembuatan cukup mudah. Uniknya, bahan yang dibuat dari limbah ini juga dapat berfungsi untuk menjernihkan limbah industri.

Pengendalian limbah, termasuk limbah industri, makin lama makin terasa sebagai suatu yang mau tidak mau harus dijalankan, untuk menyelamatkan dan melestarikan lingkungan. Isu mengenai lingkungan akan semakin kuat, dan karenanya kalangan dunia usaha, terutama industri, memerlukan teknologi yang dapat membantu mereka mengatasi ataupun paling tidak mengurangi beban tersebut, tidak saja menyangkut aspek produksi, tetapi juga aspek lingkungan, yang sederhana dan murah. Daur ulang akan meningkatkan efisiensi pemakaian sumber daya. Banyak contoh mengenai hal ini.

Di dalam industri kertas misalnya, mereka berpacu tidak saja pada mutu produk yang harus mampu bersaing, tetapi juga penghematan pemakaian air yang di kalangan mereka bervariasi antara lima puluh hingga sekitar tiga ratus ton air untuk tiap ton kertas yang dihasilkan, tergantung pada jenis kertas maupun teknologi yang digunakan. Penekanan pemakaian air, di samping penghematan sumber daya secara langsung, juga bisa mengurangi beban lingkungan yang daya dukungnya memang terbatas. Tidak saja dalam industri kertas yang memungkinkan daur ulang. Di kalangan industri logam hal tersebut telah lama dilakukan. Pemanfaatan kembali buangan logam, yang masyarakat sering menyebutnya sebagai rongsokan, untuk menjadi hasil industri yang baru juga telah lama dilakukan baik oleh industri keeil maupun industri yangbesar.Yang belum lazim atau barangkali belum diusahakan secara komersial adalah memanfaatkan limbah menjadi produk yang penggunaannya bisa lebih luas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Limbah industri logam yang padat mengandung besi, sedangkan yang cair mengandung asam sul-fat cukup tinggi, di samping besi. Karena itu, keduanya dapat digunakan untuk membuat besi sulfat atau lazim disebut ferro sulfat. Senyawaan ini penggu-naannya sangat luas. Tergantung kepada mutunya, ferro sulfat bisa menjadi bahan obat-obatan, di samping dalam industri yanglain. Yang menarik dari percobaan-percobaan pada akhir-akhir ini ternyata bahwa ferro sulfat dapat memisahkan warna dari limbah industri.

Konsumsi bahan pewarna dalam industri makin tahun makin meningkat, dan salah satu dampak adalah tercemarnya lingkungan perairan dengan limbah industri yang mengandung warna. Yang diperkirakan semakin besar jumlah limbah yang mengandung warna adalah dari industri tekstil. Salah satu karakter industri tekstil adalah industri ini menggunakan air yang cukup besar. Sebagai perbandingan terhadap industri pelapisan logam misalnya jumlah pemakaian air pada in-dustri tekstil bisa mencapai dua hingga tujuh kali lebih besar.

Tidak mengherankan bila industri tekstil menggunakan banyak air yang berarti juga meng-hasilkan banyak limbah karena dalam tiap tahap proses selalu dipakai dan dikeluarkan limbah. Mulai dari scouring yang bertujuan untuk menghilangkan kanji, kemudian membilas, menetralkan, membilas lagi, kemudian mewarnai, dan membilas lagi. Semuanya mengeluarkan limbah. Dan untuk industri tekstil yang sampai pada pewarnaan (tidak semua industri tekstil melakukan pewarnaan), tentu saja limbah yang paling menarik perhatian dan perlu diolah adalah yang berasal dari proses pewarnaan.

Bermacam-macam warna dapat digunakan dalam industri tekstil, tetapi mayoritas mereka menggunakan bahan warna organik. Warna tersebut ditimbulkan oleh berbagai gagus fungsional seperti gugus carbonil, gugus nitro, gugus azo, gugus nitroso.

Selain pewarna, secara umum limbah industri tekstil bersifat alkalis, dengan kandungan padatan tersuspensi, BOD, serta COD yang cukup tinggi. Hal ini dimaklumi karena terdapat kanji serta juga asam asetat yang ikut terbuang dalam limbah.

Menurut perkiraan, tiap 100 gram kanji dalam limbah menghasilkan 46 gram BOD, sedangkan tiap 100 gram asam asetat menghasilkan BOD sebanyak 62 gram.

Untuk menghilangkan warna dari limbah tekstil tersebut dapat digunakan sodium hipochlorit (yaitu senyawaan yang dibuat dari garam dapur) yang termasuk penghilangan warna cara oksidasi.

Belakangan ini ternyata ferro sulfat juga sangat efektif untuk menjernihkan limbah thkstil yang berwarna itu. Banyak literatur menyatakan hal tersebut.

Balai Industri Surabaya telah mencobakan penggunaan ferro sulfat untuk menjernihkan limbah industri tekstil pewarnaan. Hasil percobaan menunjukkan tanda-tanda yang menggembirakan, warna limbah bisa menggumpal dan memisah hingga diperoleh limbah yangjernih, jauh lebihjernih daripada semula yang sangat pekat warnanya. Kemampuan mereduksi warna oleh ferro sulfat, karena ferro sulfat termasuk koagulant, seperti halnya tawas dan ferri chlorida. Penentuan dosis yang pas dapat dilakukan dengan menggunakan percobaan Jar (Jar trial). Terhadap warna indigo, misalnya, ferro sulfat mampu mengurangi warna bisa lebih dari 95 persen, melebihi kemampuan tawas.

Tentu saja, pengolahan limbah tidak berhenti sampai flokulasi saja, tetapi perlu dilanjutkan dengan tahap selanjutnya untuk menurunkan beban senyawaan organik penyebab tingginya kandungan BOD dan COD. Tahap ini termasuk proses biologis. Meningkatnya pemakaian bahan pewarna dalam industri bisa diperkirakan akan meningkatkan pemakaian ferro sulfat untuk mengantisipasi limbah industri tersebut.

Secara teknologi, ferro sulfat dapat dibuat dengan proses yang sederhana. Sumber bahan bakunya yang selama ini sudah komersial berasal dari hasil samping industri titanium yang menggunakan bahan baku berupa mineral ilmenite yang mengandung 35-50 persen titan dioksida. Titanium, antara lain, digunakan untuk pembuatan titan dioksida yang digunakan sebagai bahan pewarna putih dalam industri.

Banyak negara dilaporkan memiliki tambang ilmenite ini, seperti Australia, Canada, Firlandia, Cambia, India, Jepang.

Lebih dari seratus tahun semenjak ditemukan mineral yang mengandung titan oleh William Gregor pada tahuin 1790, barulah titan di usahakan secara komersial. Di samping ilmenite, kita bisa memperoleh bahan baku lain untuk pembuatan ferro sulfat yaitu limbah industri logam.

Dalam beberapa industri logam seperti industri kawat, industri galvanizing serta industri pelapisan logam ada proses pendahuluan untuk membersihkan bahan baku dengan menggunakan asam sulfat yang dinamakan proses pickling. Karena digunakan asam sulfat untuk proses tersebut, limbah dari proses pickling bersifat asam dengan kadar asam 2-7 persen dan kekentalan 17-30 derajat Beume, dan mengandung besi (larut) cukup tinggi.

Limbah ini karena mengandung sulfat bisa menjadi bahan baku untuk industri ferro sulfat. Tahap pertama memasukkan skrap besi ke dalam limbah yang asam tadi, untuk mendapatkan larutan ferro sulfat Tahap selanjutnya menetralkan dan memekatkan sampai 42 derajat Beume. Bila larutan pekat ini mendingin, pada temperatur kamar ferro sulfat akan mengkristal. Tinggal memisahkan dan mengeringkan. Jadilah ferro sulfat, yang mempunyai masa depan cerah untuk menjernihkan limbah industri yang berwarna.

oleh lr Basoeki Balai Industri Surabaya

Sumber: Jawa Pos, 16 Agustus 1992

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif
Berita ini 37 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:11 WIB

Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB