Mengkomputasi Bentuk Baru Teknologi

- Editor

Senin, 25 November 2002

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

KETIKA sistem operasi Windows yang sekarang menguasai pangsa pasar terbesar di dunia dan terdapat di setiap komputer PC, baik di perkantoran maupun di rumah, Microsoft sebelumnya sudah mendengungkan semboyan “a computer on every desk and in every home.” Sebuah semboyan visioner yang memang menjadi kenyataan dan memiliki makna yang dalam. Semboyan yang mampu mengembangkan sebuah perusahaan yang diawali oleh beberapa orang saja, dan mampu menjadikan Bill Gates, yang mendirikan perusahaan ini, sebagai orang terkaya di dunia.

SEMBOYAN ini memang menjadi penting, sampai munculnya kehadiran jaringan Internet dan globalisasi yang membawa berbagai perubahan drastis, tidak hanya di sisi industri yang menghasilkan berbagai produk teknologi komunikasi informasi, tapi juga di sisi pengguna yang terus-menerus dibingungkan dengan berbagai perangkat teknologi canggih yang belum tentu tepat untuk menggunakannya. Teknologi komunikasi informasi ini memang merupakan sebuah fenomena yang tidak ada preseden seperti pada teknologi sebelumnya.

Dimulai dengan ketika teknologi komputasi dikuasai oleh perangkat-perangkat mainframe yang didominasi oleh IBM. Kemudian era komputer PC yang dikuasai Microsoft dari sisi perangkat sistem operasinya yang terkenal, Windows. Perkembangan selanjutnya adalah mengarah pada sebuah keterbukaan dan sering disebut sebagai Open Standard. Keterbukaan bukan hanya menyangkut pada sisi komputasinya saja, tapi juga keterbukaan menuju perangkat dan aplikasi lain seperti telekomunikasi, misalnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Fenomena yang sekarang muncul mengarah pada sebuah era di mana komputasi dan ko-munikasi menjadi sebuah pe-rangkat kesatuan, bergerak dengan cepat (terlihat misalnya dari jumlah perbandingan antara telepon saluran tetap dan seluler), serta era di mana saling mencari peluang untuk mendominasi satu sama lain. Persaingan yang paling jelas sekarang ini adalah antara Microsoft yang gencar dengan aplikasi Pocket Windows untuk dijadikan sebuah sebuah standar tersendiri dalam komputer genggam (PDA) lengkap dengan peralatan komunikasinya, serta Nokia dan konsorsiumnya yang mempelopori penggunaan sistem operasi Symbian dengan lisensi Seri 60-nya dan mulai lengkap dengan kemampuan komputasinya.

Selintas, kecenderungan yang muncul adalah bergeraknya teknologi komunikasi informasi sekarang ini menuju arah ke luar dari lingkungan komputer PC (dimulai dengan istilah IBM compatible), maupun dominasi industri untuk beberapa merek yang mulai menunjukkan kejenuhan tanpa sebuah temuan teknologi maupun inovasi seperti yang terjadi dalam kurun waktu 20 tahun terakhir ini. Microsoft sendiri sekarang menghadapi persaingan Open Standard dengan kemunculan berbagai sistem operasi alternatif yang disebut Linux dengan varian yang beragam.

Kotak putih
Open Standard memang menjadi fenomena di mana-mana dan didorong secara cepat akibat perubahan globalisasi dengan infrastruktur jaringan internet yang sebentar lagi diperkirakan akan mencapai satu milyar orang pengguna. Open Standard pun tidak hanya dikaitkan dengan masalah perangkat lunak saja, seperti sistem operasi Windows, Linux, atau Symbian. Tetapi juga merambah ke perangkat keras yang memang selalu dikuasai oleh merek-merek terkenal mulai dari IBM, Hewlett-Packard (sekarang termasuk Compaq), Dell, dan merek lainnya baik untuk komputer PC maupun komputer laptop/ notebook.
Fenomena ini dikenal dengan sebutan DIY (Do It Your-self) atau dalam kasus komputer PC lazim dikenal dengan istilah white-box, komputer PC yang tidak memiliki merek. Sebutan DIY sendiri juga sebenarnya merambah secara perlahan ke seluruh sendi teknologi komunikasi informasi. Seperti penggunaan berbagai program Java pada ponsel sekarang ini mulai dirasakan dengan dikembangkannya berbagai aplikasi buatan sendiri, dimulai dengan berbagai game atau logo sendiri menunjukkan identitas penggunanya.

Melemahnya penjualan komputer PC di dunia ini memang mendorong munculnya white-box, karena berbagai alasan. Salah satunya, jaringan internet di mana berbagai informasi yang tersedia dalam jumlah yang masif, memungkinkan siapa saja, di mana saja untuk melihat, memilih, menentukan, mengevaluasi, serta membeli berbagai merek maupun tanpa merek teknologi yang ada di dalam komputer PC.

Fenomena jaringan internet juga menyebabkan berbagai komputer yang memiliki merek menghadapi semacam stagnasi serta menghadapi persaingan yang lebih ketat lagi, karena mekanisme promosi dan pemasaran yang lazim dikenal selama ini sudah tidak menjadi faktor penentu. Misalnya, di jaringan internet sekarang tersedia berbagai ragam review product baik yang dilakukan secara individual amatiran (karena pengalaman menggunakan sendiri atau profesional dengan berbagai uji coba yang canggih.

Alasan lainnya adalah adanya pemanjangan skala waktu di kalangan pengguna teknologi informasi untuk meningkatkan sistem dan jaringan yang digunakannya sekarang ini. Artinya, pembelanjaan produk-produk teknologi informasi menjadi berkurang frekuensinya.

Masalah ini masih ditambah dengan tekanan harga dan kondisi pasar yang sangat ketat, menyebabkan perusahaan-perusahaan high-tech di dunia mulai berjinjit mencari peluang. Salah satu contoh dan menjadi proyek percobaan adalah yang dilakukan Hewlett Packard dengan mulai menjual komputer Compaq Evo tanpa sistem operasi Windows, tapi menyediakan sebuah sistem operasi Linux yang tidak terpasang di dalam harddisk. Tujuannya, adalah mengurangi harga jual untuk bersaing dengan komputer white-box yang secara kreatif pun sudah mulai menjajakan berbagai teknologi high-end ke berbagai bagian jaringan penjualannya.

Tidak risau
Mekanisme DIY atau penjualan komputer PC white-box ini sebenarnya berupaya untuk memutus mata rantai panjang pemasaran dan birokrasi servis purna jual perangkat-perangkat teknologi informasi yang dikuasai oleh perusahaan-perusahaan berskala besar seperti Hewlett-Packard. Secara umum, pemahaman kita tentang DIY ini sebenarnya adalah merakit sendiri perangkat teknologi informasi mulai dari yang terkecil mengganti hard-disk atau memory sampai memasang server jaringan.

Tapi ada yang menggunakan jasa orang lain untuk melakukannya. Coba saja masuk ke dalam jaringan Internet, sebuah perusahaan kecil bisa menjual sebuah mesin komputer server IU berbasis prosesor Pentium 4/1.5 GHz tanpa sistem operasi dengan harga hanya 729 dollar AS (sekitar Rp 6,56 juta). Perusahaan 1HotWebServer.com yang menjual mesin server tipis tanpa merek ini adalah sebuah usaha yang menguntungkan. Termasuk di antaranya adalah berbagai aplikasi untuk kepentingan hotel yang mau masuk ke era teknologi informasi serta sistem perlindungan Firewall untuk menangkal serangan di jaringan Internet.

Di Amerika Serikat (AS) sendiri, menurut laporan US Monthly Solution Provider Survey, Hewlett-Packard memang masih menjadi penjual mesin komputer server terbaik dengan penguasaan pangsa pasar sebesar 46 persen. Tapi di sisi lain, mesin-mesin server yang masuk kategori DIY ini juga menguasai pangsa pasar yang lumayan sebesar 24 persen, atau sebuah peningkatan sebesar 4 persen sebelum Hewlett-Packard membeli Compaq.

Segmentasi pemasaran perangkat teknologi informasi white-box ini memang stabil, tidak terjadi lonjakan vang drastis, tapi selama beberapa tahun belakangan ini memang menjadi semakin kuat dibanding dengan para vendor yang menjual perangkat-perangkat bermerek. Belakangan ini pun merambah tidak hanya komputer PC dan server saja, tapi juga terus sampai ke perangkat komputer laptop atau notebook.

Perusahaan asal Taiwan Asustek Computer Inc., misalnya, sudah mulai memperkenalkan notebook seri L3 dengan prosesor yang bisa diganti antara Pentium 4-M khusus untuk notebook atau prosesor Pentium 4 yang biasa digunakan pada komputer PC. Berbagai perangkat teknologi yang biasanya melekat pada komputer notebook sekarang sudah bisa diganti sendiri dengan cepat dan mudah, mulai dari memori, harddisk, atau perangkat seperti CD-ROM.

Artinya, para pengguna teknologi komputer notebook sekarang sudah tidak perlu risau dikecewakan dengan perkembangan teknologi komunikasi informasi yang setiap tiga bulan memunculkan teknologi yang lebih maju. Karena, sistem DIY pada komputer note-book Asus L3 ini bisa memberikan sebuah solusi bukan hanya pada ketertinggalan teknologinya saja, tapi juga menjadi lebih murah karena penggunanya tidak perlu melakukan investasi ulang atas perangkat yang dimilikinya.

Personalisasi
Memang sekarang ini tidak ada jawaban yang jernih terhadap pertanyaan apakah akan lebih menguntungkan untuk membuat komputer DIY atau membeli sistem white-box? Apalagi dalam pasaran teknologi informasi yang berliku dengan persaingan yang sangat keras dan ketat. Jawabannya akan sangat tergantung pada siapa yang ditanya dan kapan pertanyaan itu diajukan.

Satu hal yang pasti adalah siapa saja dalam lingkungan teknologi informasi. sekarang ini, mulai dari penjaja white-box, pembeli komputer DIY, atau para reseller dan vendor, berusaha sekuat tenaga untuk terus beradaptasi dengan perubahan pasar dan persaingan merek-merek raksasa. Semuanya, penjual dan pembeli berupaya sekuat tenaga untuk mencari keuntungan dan menghemat dana untuk bisa terus berbisnis, serta tidak ketinggalan teknologi apa pun yang dikatakan oleh para pengamat teknologi komunikasi informasi.

Kualitas membeli dan membangun sebuah teknologi informasi seperti komputer memang akan sangat tergantung dari keinginan pelanggan yang beragam. Ada yang menginginkan sebuah solusi atau teknologi spesifik, bahkan kembali pada teknologi dasar seperti perkembangan teknologi informasi pada awal tahun 1980-an. Artinya, akan banyak penjualan-penjualan yang dilakukan secara khusus (niche) untuk bisa memenuhi kebutuhan spesifik tersebut.

Di sisi lain juga perlu diingat membangun teknologi informasi dalam mekanisme DIY ini memiliki keuntungannya tersendiri, termasuk penggunaan teknologi mutakhir sehingga pengguna pada skala per-orangan maupun perusahaan bisa mengintegrasikannya sendiri secara mudah karena seluruh sistemnya bersifat moduler. Kalau menunggu, misalnya, Hewlett-Packard menghasilkan komputer Compaq Evo dengan Pentium 4/3,06 GHz berteknologi hyper-threading yang baru diluncurkan Intel Corp, paling tidak dibutuhkan waktu sembilan bulan dari sekarang untuk bisa dimiliki. Dan, kalau digabung sebagai sebuah kesatuan bisnis, komputer-komputer jenis white-box ini menjadi sebuah segmentasi pasar yang besar.

Di tahun mendatang, perkembangan teknologi komunikasi informasi dalam istilah komputer PC dengan kata PC yang merupakan singkatan Personal Computer, benar-benar akan mengarah ke kata Personalnya ketimbang Computer-nya sendiri. Semuanya akan mengarah pada personalisasi apa saja, baik itu perangkat keras seperti pada fenomena ponsel sekarang, maupun pada penggunaan perangkat lunak.

Semuanya kembali ke titik awal, personalisasi teknologi baik perangkat keras dan perangkat lunak. Dan ini memang tidak terhindarkan dan sudah ditunjukkan dalam perkembangan teknologi komunikasi informasi. Contoh yang paling sederhana adalah SMS (Short Message Services) maupun MMS (Multimedia Services) yang sifat dan ciri dasarnya adalah personal, mengirim informasi dari satu personal ke personal lainnya sehingga memang namanya seharusnya Personal SMS.

Teknologi yang akan berkembang mengarah pada kebutuhan kita sehari-hari atau kebutuhan perusahaan dalam menjalankan berbagai usahanya. Teknologi informasi mungkin bisa diibaratkan sebagai sangat pribadi, mulai prosesor tercepat yang ada di dunia buat mereka yang banyak menggunakan aplikasi multimedia sampai sistem komputer PC termurah di dunia bagi mereka yang rnenggunakan kemampuan komputasi hanya untuk keperluan yang sangat pribadi menulis e-mail, bermain game, mencari informasi di jaringan Internet, dan sebagainya. (RLP)

Sumber: Kompas, 25 November 2002 halaman 30

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Menghapus Joki Scopus
Kubah Masjid dari Ferosemen
Paradigma Baru Pengendalian Hama Terpadu
Misteri “Java Man”
Empat Tahap Transformasi
Carlo Rubbia, Raja Pemecah Atom
Gelar Sarjana
Gelombang Radio
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Minggu, 20 Agustus 2023 - 09:08 WIB

Menghapus Joki Scopus

Senin, 15 Mei 2023 - 11:28 WIB

Kubah Masjid dari Ferosemen

Jumat, 2 Desember 2022 - 15:13 WIB

Paradigma Baru Pengendalian Hama Terpadu

Jumat, 2 Desember 2022 - 14:59 WIB

Misteri “Java Man”

Kamis, 19 Mei 2022 - 23:15 WIB

Empat Tahap Transformasi

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB