Mengintip Teknologi Sukhoi Superjet 100

- Editor

Sabtu, 12 Mei 2012

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sukhoi umumnya dikenal sebagai pesawat tempur canggih kebanggaan Rusia. Namun berbeda dengan Sukhoi Superjet 100 yang jatuh di pegunungan Salak, Bogor, Jawa Barat, kemarin.

Rencananya, pesawat tersebut bakal di Uji Coba untuk di jual secara komersil kepada beberapa maskapai penerbangan di Indonesia.

Namun naas, pesawat yang sedianya akan dipromosikan untuk diperdagangkan, terjatuh di lereng Gunung Salak. Sekira 40-an orang diperkirakan tewas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Lalu, apa kecanggihan teknologi yang dimiliki Pesawat pabrikan Rusia yang bermarkas di Moskow itu.

Dikutip dari wikipedia, sukhoi.org, armylookfasion.com, Okezone.com mencoba menelusuri kelebihan teknologi pesawat penumpang Sukhoi SJ 100.

Perusahaan “Sukhoi Sipil Aircraft” (SSU), bagian dari Induk Perusahaan “Sukhoi”, dibentuk tahun 2000 untuk menciptakan model baru pesawat sipil. Pesawat Sukhoi sipil ini juga memiliki cabang di lokasi manufaktur utama. Saat ini perusahaan mempekerjakan lebih dari 1.500 karyawan.

Kegiatan utama adalah pengembangan GHS dan pembuatan pesawat terbang sipil, serta pemasaran mereka, penjualan dan layanan purna jual. Saat ini, proyek utama perusahaan adalah keluarga baru dari Rusia pesawat Sukhoi daerah Superjet 100.

Keluarga itu terdiri dari dua pesawat penumpang 75 dan 95 kursi dalam konfigurasi dasar – SSJ100/75B dan SSJ100/95B – dan diperpanjang – SSJ100/75LR, SSJ100/95LR.

Proyek Sukhoi Superjet 100 ini sendiri merupakan kerjasama antara Sukhoi dengan Alenia Aeronautica, sebuah perusahaan penerbangan Italia yang merupakan anak perusahaan raksasa industri penerbangan dan pertahanan, Finmeccanica.

Sukhoi Superjet 100 solusi terbaik mengintegrasikan pesawat modern. Direncanakan akan disertifikasi baik oleh Rusia dan standar internasional.

Seperti diketahui, karakteristik teknis dan operasional Sukhoi Superjet 100, memberikan keunggulan kompetitif dan potensi ekspor yang tinggi dari produk.

Volume pasar untuk pesawat dari 1040 pesawat dihargai hingga 2027, sementara permintaan yang diproyeksikan untuk pesawat kelas ini pesawat mencapai 6100-2027

Pesawat Sukhoi Superjet 100 ini sendiri merupakan pesawat terbaru buatan Rusia. Spesifikasi Mesin Sukoi Super jet Pesawat ini sendiri didukung mesin SaM146 turbofan baru dan dikembangkan oleh PowerJet ini merupakan satu-satunya jenis pesawat komersil yang dibuat oleh Sukhoi.

Dari segi kapasitas, pesawat ini dibagi menjadi dua jenis, yakni kapasitas, 70 orang dan 98 orang. Adapun Jarak tempuh yang dapat dicapai Sukhoi Superjet 100 kapasitas 98 kursi adalah 3.279 kilometer dan 4.620 kilometer untuk versi Superjet 100-95LR.

Kecepatan maksimal pesawat yang diproduksi perdana pada 2007 itu adalah 0,81 mach (992,29 kilometer per jam) dengan ketinggian terbang maksimum 12,5 kilometer. Sedangkan berat maksimum yang dapat ditahan ketika ‘take-off’ 38.8 ton, 35 ton ketika mendarat, dan berat kosong 9,13 ton.

Pesawat Sukhoi komersial terbaru ini melakukan terbang perdana pada 19 Mei 2008. Pesawat ini memiliki dimensi panjang 26,44 meter, tinggi 10,283 meter, dan lebar sayap 27,80 meter.  Pesawat yang dikendalikan oleh dua pilot itu membutuhkan landasan dengan lebar 1,803 kilometer untuk terbang.

Khusus untuk Desain Interior dalam Pesawat Sukhoi Superjet 100, kabin pesawat superjet 100 kelas bisnis terdiri dari empat kursi dalam satu baris dan kelas ekonomi terdiri dari lima kursi dalam satu baris. Dimensi lebar kabin pesawat 127,48 inci (3,22 meter), ketinggian kabin 2,12 meter, dan jarak lebar antar kursi 18,31 inci (0,47 meter).

Pesawat Terbang Sukhoi Superjet 100 Spesifikasi dan Teknologi memiliki fitur sistem kontrol elektronik ‘fly-by-wire’ yang dapat menambah dan mengurangi gigi untuk pendaratan, selain sistem rem sebagai kestabilan pesawat ketika mehanan berat.

Penerbangan komersial pertama dengan pesawat ini dilakukan sekitar bulan April 2011 oleh Armavia dan menyusul Aeroflot di tahun yang sama.

Berikut Supplier Pesawat Sukhoi Superjet 100

Avionics : Thales
Control Systems : Liebherr
Environmental control system : Liebherr
Landing gear : Messier Dowty
Fuel System : Intertechnique (Zodiac)
Interior : B/E Aerospace
Fire protection sytem : Autronics (Curtiss Wright)
Oxygen system : B/E Aerospace
APU : Honewell
Crew seats : Ipaco
Hydraulic system : Parker (fmh-Amril Amarullah – Okezone)

Sumber: Okezone, 10 Mei 2012

—————

Sukhoi Superjet 100 yang hilang kontak dirancang dengan dukungan kekuatan dua mesin

Pada Juni 2001, Sukhoi Civil Aircraft Company (AVPK Sukhoi) mengumumkan program Russian Regional Jet (RRJ). Russian Aviation, Agensi Angkasa Rosaviakosmos, dan Perusahaan Boeing bersatu membangun dan memasarkan Jet Regional Rusia dan Sukhoi. Ilyushin dan Boeing secara formal menandatangani kesepakatan pada Juli 2001.

Ilyushin bertanggung jawab pada sertifikasi pesawat. Boeing menangani pamasaran, termasuk penjualan. Layanan servis dukungan seperti logistik operasional, perawatan, dan suku cadang juga ditangani Boeing. Pesawat ini pun diberi nama Sukhoi Superjet 100 pada Juli 2006.

Penerbangan Pertama

Superjet 100 dengan kapasitas 95 kursi ini digulirkan September 2007 di pabrik perakitan KnAAPO di Komsolmosk-on-Amur, Siberia, Rusia. Penerbangan pertama terjadi pada Mei 2008.

Pesawat kedua menjalani tes penerbangan pertama pada Desember 2008. Pesawat ketiga pada Juli 2009.

Pada 10 Desember 2009, pesawat ini mulai pengujian ketinggian dan sukses menjalaninya pada 23 September 2009. Pesawat ini pun meraih sertifikasi Rusia awal April 2009 dan menerima sertifikasi resmi dari Komite Penerbangan Interstate Aviation Rusia pada Februari 2011.

Desain

Anggota Sukhoi Holding, Novosibirsk Aircraft Production Association (NAPO) memproduksi 40 persen dari bagian RRJ. Mereka menangani bagian hidung, permukaan ekor vertikal dan horizontal, serta unit daya tambahan.

Para Komsomolsk-on-Amur Aircraft Production Association (KnAAPO) selaku anggota Sukhoi Holding membuat sayap belakang. Perakitan final RRJ berlangsung di Komsomolsk-on-Amur.

Superjet 100 telah memenuhi syarat tingkat kebisingan darat yang diatur standardisasi ICAO Bab 4 dan FAR 34 Bagian 4.

Pada Maret 2005, perusahaan Sogitech dari Perancis dan Pesawat Penerbangan Sipil Sukhoi sepakat menandatangani pengembangan spesifikasi untuk membuat publikasi interaktif teknis elektronik dalam rangka mendukung layanan purna jual.

Dek dan perangkat avionik disuplai oleh Thales. Dek penerbangan sama dengan desain pesawat Airbus A380. Perangkat avionik termasuk tampilan kokpit, komunikasi, navigasi, dan sistem pengamatan juga disiapkan Thales mulai Juni 2005.

CMC Electronics menjadi pemasok sistem manajemen penerbangan CMA-9000. Leibherr Aerospace, yang berbasis di Toulouse, Perancis dan Pusat Desain Voscod di Rusia bertanggung jawab atas sistem pengendalian penerbangan RRJ. Leibherr juga mengembangkan kontrol udara dan sistem pendingin.

Dua Mesin

Menurut laman Aerospace-technology.com, Superjet 100 didukung dua mesin di bawah pesawat. Snecma Moteurs dan NPO Saturn telah mendirikan perusahaan patungan, Powerjet untuk menghasilkan mesin turbofan SaM146. Setiap mesin ini mendapat nilai 62kN hingga 71kN.

Mesin juga dilengkapi dengan otoritas kontrol digital elektronik penuh (Full Authority Digital Electronic Control atau FADEC) dari Snecma. Sistem mesin bertekanan rendah dikembangkan oleh NPO Saturn.

Institut Riset Penerbangan Gromov menandatangani perjanjian dengan Snecma Moteurs untuk mengembangkan mesin uji Ilyushin Il-76 untuk mesin kipas turbo SaM146. Uji terbang untuk mesin dimulai pada Desember 2007.

 

Thales Membangun Kokpit Sukhoi Superjet 100

 

Tenaga Pesawat

Perusahaan berbasis di Perancis, Intertechnique memasok sistem pengisian bahan bakar. Pesawat ini memiliki kapasitas bahan bakar 13.135 liter (10.600 kg).

Pasokan daya tambahan pesawat dirancang Honeywell dan MMPP Salyut. Pesawat ini juga dilengkapi sistem listrik Hamilton Sundstrand dan penekan api Wright Curtiss.

Perangkat Pendaratan

Superjet 100 mendapat perlengkapan perangkat pendaratan roda gigi kembar tipe roda tiga. Sistem pengereman Sukhoi, roda Goodrich, dan rem juga telah disiapkan oleh Messier-Dowty. Empat roda ditawarkan sebagai pilihan untuk unit roda pendaratan utama.

Kendati didukung teknologi canggih, pesawat Sukhoi Superjet 100 hilang kontak Rabu 9 Mei 2012 sekitar pukul 14.50 WIB di Indonesia. Jenis pesawat yang hilang itu yakni Sukhoi 100 FN RA36801.

Karlina Octaviany

Sumber: VivaNews.com, 10 Mei 2012

——————

Karakteristik Sukhoi Superjet 100

Tribunnews.com – Rabu, 9 Mei 2012 18:38 WIB

Pesawat ini merupakan salah satu pesawat terbaru di Rusia dan merupakan pesawat penumpang Rusia pertama yang dikembangkan pasca bubarnya Uni Soviet .

Pesawat ini ditujukan untuk menggantikan Tupolev Tu-134 dan Yakovlev Yak-42 peninggalan Soviet yang sudah tua dan sering mengalami kecelakaan.

Di pasar global, Superjet 100 berkompetisi dengan seri pesawat regional Bombardier CRJ dan Embraer E-Jets serta Antonov An-148. Proyek Superjet 100 didukung sepenuhnya oleh pemerintah Rusia dan dikatakan sebagai salah satu proyek nasional terpenting.

Sukhoi Superjet 100 pertama kali mengudara pada 2011 Pengguna pertamanya adalah maskapai penerbangan nasional Armenia, yang membeli sebanyak 4 unit. Aeroflot, maskapai penerbangan nasional Rusia memesan sebanyak 50 unit, tiga diantaranya sudah masuk dinas.

Di Indonesia, pesawat ini telah dipesan Kartika Airlines sebanyak 15 unit, dan Sky Aviation, juga sebanyak 15 unit.

Mesin SaM146, dikembangkan oleh Powerjet, sebuah joint venture antara NPO Saturn Rusia dan Snecma Perancis.

Pesawat ini mulai diproduksi pada tahun 2007. Hingga saat ini jumlah produksinya adalah 6.
Perancangannya dimulai mulai tahun 2000 oleh Sukhoi dengan dukungan perusahaan kedirgantaraan Barat seperti Boeing sebagai konsultan proyek, Alenia Aeronautica sebagai partner strategis. Snecma sebagai risk-sharing partner, dan berbagai perusahaan lainnya seperti Thales sebagai penyedia paket avionik.

Pesawat ini telah disertifikasi laik terbang oleh Komite Penerbangan Antarnegara pada 3 Februari 2011 dan diharapkan sertifikasi Uni Eropa segera menyusul.

—————

Sukhoi Versi Penumpang Sipil Segera Mengudara di Indonesia

Republika, Selasa, 08 Mei 2012, 17:54 WIB

Perusahaan pembuat pesawat tempur asal Rusia, Sukhoi, akan memamerkan pesawat penumpang pertama yang bernama Sukhoi Superjet 100 di Jakarta, Rabu (9/5).

Demonstrasi penerbangan Pesawat Sukhoi Superjet 100 atau disingkat SSJ-100, akan dilakukan di hadapan sejumlah perwakilan dari Kementerian Perhubungan, perusahaan maskapai penerbangan nasional, dan Kedutaan Besar Rusia di Indonesia, demikian pernyataan pers Kedubes Rusia di Jakarta, Selasa.

Kegiatan tersebut merupakan bagian dari rangkaian pertunjukan keliling (road show) yang dilakukan oleh maskapai penerbangan Sukhoi Civil Aircraft di sejumlah negara di Asia Tenggara dan Asia Tengah. Selain di Jakarta, SSJ-100 juga akan dipamerkan di Kazakhstan, Pakistan, Myanmar, Laos, dan Vietnam.

SSJ-100 adalah pesawat penumpang pertama yang dikembangkan oleh Sukhoi, yang biasa memproduksi pesawat tempur militer. Pesawat yang berkapasitas 98 penumpang itu dirancang untuk dapat dioperasikan pada jarak 3.048 km (versi dasar) dan pada jarak 4.578 km (versi jarak jauh) dengan ketinggian hingga 12.200 meter.

Pesawat tersebut mengudara untuk pertama kalinya pada bulan Mei 2008, kemudian pada bulan Januari 2011 telah memperoleh sertifikat dari Lembaga Sertifikasi Rusia (IAC AR). SSJ-100 juga telah mendapat sertifikat dari Agen Keamanan Penerbangan Eropa pada bulan Februari.

Serial pertama pesawat penumpang tersebut telah dibeli oleh maskapai penerbangan nasional Armenia, Armavi, pada bulan April 2011.

Sementara di Indonesia, perusahaan penerbangan domestik Kartika Airlines telah memesan 15 pesawat SSJ-100 pada tahun 2011. Perusahaan penerbangan regional Sky Aviation juga telah membeli 12 armada SSJ-100 dengan total perdagangan sebesar 380,4 juta dolar AS (Rp3,5 triliun).

Pesawat Sukhoi Superjet 100 mulai dirancang pada tahun 2000, dan diproduksi tujuh tahun kemudian oleh Sukhoi.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB