DWI, 10, tampak bingung memilih salah satu program ekstra-kurikuler di sekolahnya, karena jadwal menari berbenturan dengan pendidikan di madrasah yang juga ditekuninya sejak kelas dua SD. Akhirnya, dia memutuskan tetap ikut madrasah. “Tamat madrasah bisa ikut nari lagi,” katanya mantap.
“Pemilihan alternatif itu tidak mudah tanpa bimbingan guru dan orang tua yang memberi informasi pada anak tersebut,” ujar psikolog Fawzia Aswin Hadis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Makin banyak dia memperoleh informasi, semakin pandai si anak melihat pelbagai alternatif dalam memecahkan suatu masalah,” tambahnya dalam seminar sehari Mengajar Anak Memecahkan Masalah beberapa waktu lalu.
Kemampuan menangkap informasi membuat mereka mampu mendapatkan strategi baru sehingga semakin banyak Pula alternatif untuk memecahkan masalah lain. Namun itu harus dilatih sejak dini, karena dari proses inilah rasa percaya dirinya menguat sehingga mereka kian terdorong mencoba atau mencari tantangan baru dan kreatifitasnya pun berkembang.
Itulah sebabnya, para orang tua hendaknya tidak mengabaikan kebutuhan dasar anak seperti kasih sayang dan rasa aman, penghargaan, pengetahuan dan pengalaman baru, rasa tanggung jawab, serta kesempatan untuk mandiri termasuk kesempatan belajar, karena semua merupakan dasar bagi si anak untuk mampu memecahkan masalah. (Anspek/MI-RJ)
Sumber: tidak diketahui