Komputer jinjing hibrida atau hybrid laptop kian mendapat tempat dalam lima tahun terakhir. Hanya melepas layar dari bagian papan tuts-nya, pengguna bisa mengoperasikan komputer layaknya sebuah sabak elektronik.
Harga yang harus dibayar tentu adalah spesifikasi yang ala kadarnya mengingat perangkat tersebut umumnya dipakai untuk produktivitas ringan, seperti mengolah dokumen atau terhubung dengan internet bila tidak sempat datang ke kantor.
Beberapa produsen juga merilis perangkat seperti ini, misalnya Acer atau Dell. Microsoft sendiri juga memamerkan komputer hibrida seperti ini dengan lini produk Surface, termasuk Surface Book yang diumumkan di perhelatan Microsoft Windows 10 Devices Event yang memiliki spesifikasi kencang tetapi tetap memungkinkan penggunanya untuk melepas layar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Tidak ketinggalan dengan Axioo selaku merek lokal dari Indonesia yang meluncurkan komputer hibrida untuk pasar Indonesia. Dengan seri Windroid, mereka meluncurkan beberapa varian mengikuti ukuran layar, yakni 7G, 8G, 9G, dan baru-baru ini meluncurkan 9G plus. Perbedaan antara 9G dan 9G plus terletak pada kapasitas memori, yakni 2 gigabit dari sebelumnya 1 gigabit.
Dari kapasitas tersebut bisa terlihat bahwa perangkat ini memang diperuntukkan bagi komputasi ringan, bukan pekerjaan berat, seperti menyunting file multimedia atau menjalankan permainan yang menuntut spesifikasi tinggi.
KOMPAS/DIDIT PUTRA ERLANGGA RAHARDJO–Axioo meluncurkan Windroid 9G plus untuk memperbarui seri sebelumnya, yakni Windroid 9G, dengan menambahkan RAM dengan kapasitas lebih besar, Jumat (9/10). Komputer jinjing ini memiliki dua sistem operasi terpasang sekaligus, yakni Windows 10 dan Android versi Kitkat.
Prosesor yang dipergunakan untuk perangkat ini memiliki empat inti dengan kecepatan 1,3 gigahertz dengan penyimpanan internal berkapasitas 32 gigabit meski masih bisa ditambah dengan perangkat eksternal berkat colokan USB di bagian papan tuts-nya.
Yang menarik dari produk ini adalah kemampuan untuk menggunakan dua sistem operasi sekaligus, yakni Android dan Windows. Untuk beralih sistem operasi tinggal mematikan daya lantas menyalakan lagi, menu pilihan akan muncul saat perangkat mulai beroperasi (booting up). Sistem operasi Android yang dipergunakan adalah 4.4.4 atau Kitkat, sementara versi Windows menggunakan versi 8. Kabar baiknya adalah pemilik perangkat ini berhak untuk meningkatkan versi sistem operasi mereka menjadi versi terbaru atau Windows 10.
Sayangnya, tidak diketahui rencana Axioo untuk menghadirkan pembaruan untuk sistem operasi Android.
Kesan sekilas yang didapatkan sewaktu peluncuran di sebuah hotel di Jakarta, Jumat (9/10), produk ini memiliki fungsi layaknya komputer jinjing hibrida dari produsen lain tentu dengan nilai tambah bisa beralih sistem operasi. Selesai mengolah dokumen, tinggal berganti ke Android untuk menjalankan berbagai aplikasi permainan. Perangkat ini memiliki sepasang lubang USB di bagian papan tuts serta lubang micro USB, mini HDMI, dan audio di bagian layar.
Windroid 9G plus merupakan komputer jinjing dari Axioo yang mampu beralih sistem operasi dari Windows 10 ke Android, Jumat (9/10). Dengan demikian, pengguna bisa mendapatkan manfaat yang ditawarkan oleh setiap sistem operasi, yakni produktivitas dari Windows dan hiburan dari Android.–KOMPAS/DIDIT PUTRA ERLANGGA RAHARDJO
Tidak perlu menekan tombol tertentu untuk melepas layar, hanya sedikit tenaga untuk mencabutnya dari papan tuts. Dua bagian dihubungkan melalui magnet yang mampu menyangga bagian papan tuts saat perangkat diangkat hanya dengan memegang bagian layar.
Hanya saja, Windroid 9G plus memang terasa ringkih saat dipegang jika dibandingkan dengan komputer jinjing hibrida lain. Hingga kini Axioo belum mengumumkan harga resmi perangkat ini, tetapi berkaca dari harga Windroid 9G yang mencapai Rp 2,6 juta, diperkirakan tidak akan melampaui Rp 3 juta.
Untuk Indonesia
Manajer Pemasaran Axioo Ganjar Galuh Nugraha menyebutkan bahwa dua sistem operasi ini merupakan tawaran yang mereka sodorkan kepada konsumen di Indonesia untuk memiliki dua perangkat sekaligus dengan harga terjangkau. Tidak perlu membeli dua perangkat dengan fungsi berbeda ketika semua bisa dikumpulkan dalam satu komputer jinjing.
“Kami memiliki 40 titik pusat pembelian Windroid yang tersebar di kota-kota besar dan masih mengandalkan jalur konvensional untuk menjual produk,” ujar Ganjar.
Lucky Gani, Business Group Head Microsoft Indonesia, mengaku tidak masalah dengan produk yang menggabungkan dua sistem operasi dan salah satunya adalah layanan mereka, yakni Windows. Hal itu merupakan kebebasan dari produsen dan sebetulnya juga sudah dilakukan beberapa produsen lain, seperti Asus yang memperkenalkan seri Transformer Trio tahun lalu.
“Bila itu dianggap sebagai kebutuhan dari konsumen Indonesia, kenapa tidak?” ujar Lucky.
Yang pasti, dua pihak saling membutuhkan karena Axioo bisa memperkenalkan perangkat dengan sistem operasi Windows 10 dengan harga terjangkau, sementara Microsoft bisa menghadirkan layanan mereka dengan segmen yang lebih terbuka. Selain sistem operasi, Microsoft juga tidak melewatkan layanan dokumen, yakni Office365, kepada pemilik Windroid 9G plus.
DIDIT PUTRA ERLANGGA RAHARDJO
Sumber: Kompas Siang | 12 Oktober 2015