Mempertahankan Reaktor TRIGA 2000 Bandung

- Editor

Rabu, 10 Juli 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Keberlangsungan Reaktor Bandung yang tahun ini berumur 54 tahun, terancam. Pabrik bahan bakarnya tutup. Kini, pilihan utamanya adalah mengganti bahan bakarnya atau menutup reaktor.

Petugas sekaligus peneliti mengontrol bagian atas tabung raksasa reaktor nuklir Triga 2000 di Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), Bandung, Jawa Barat, Jumat (4/12). Selain Reaktor Triga 2000 Kilo Watt yang merupakan salah satu reaktor nuklir yang bermanfaat luas buat terobosan Iptek Indonesia sejak 50 tahun lalu, BATAN Bandung juga dilengkapi dengan laboratorium Fisika, Kimia, dan Biologi, serta produksi isotop dan senyawa bertanda. Reaktor yang awal dibangun pada tahun 1965 dengan 250 kW, ditingkatkan dayanya pada tahun 1971 menjadi 1000 kW, dan kemudian ditingkatkan kembali menjadi 2000 kW pada tahun 2000.
Kompas/Rony Ariyanto Nugroho (RON)
04-12-2015

KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO (RO–Petugas sekaligus peneliti mengontrol bagian atas sumur reaktor di Reaktor TRIGA 2000, Bandung, Jawa Barat, Jumat (4/12/2015). Reaktor yang tahun ini berumur 54 tahun itu dimanfaatkan untuk pelatihan, penelitian dan produksi radioisotop.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Reaktor TRIGA 2000 di Bandung adalah reaktor pertama di Indonesia. Reaktor dengan nama asli Reaktor TRIGA Mark II itu diresmikan operasionalnya oleh Presiden Soekarno pada 1965 sebagai pusat pelatihan, riset, dan produksi radioisotop untuk berbagai keperluan, baik medis, industri atau penelitian.

Semula, daya reaktor riset itu hanya 250 kiloWatt (kW). Pada 1971, dayanya dinaikkan jadi 1.000 kW dan ditingkatkan lagi jadi 2.000 kW pada tahun 2000 akibat tingginya permintaan radioisotop. Namanya pun diganti jadi Reaktor TRIGA 2000 dan difungsikan sebagai penopang Reaktor GA Siwabessy, Serpong.

Reaktor TRIGA (Training, Research, Isotopes, General Atomics) dirancang perusahaan General Atomics (GA) asal Amerika Serikat. Demikian pula bahan bakarnya. Seiring waktu, bahan bakar reaktor berbentuk silinder itu makin berkurang, termasuk elemen bakar yang melekat di batang kendali reaktor atau FFCR (fuel follower control rod).

Kepala Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan, Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) yang mengoperasikan Reaktor TRIGA 2000, Jupiter Sitorus Pane, Jumat (5/7/2019), di Jakarta, mengatakan bahan bakar yang tersisa diperkirakan habis 6-10 tahun lagi, tergantung besaran produksi radioisotop.

Karena itu, Batan merancang empat opsi untuk menentukan keberlanjutan hidup reaktor tertua di Indonesia itu.

Opsi pertama adalah membeli bahan bakar atau FFCR baru. Masalahnya, GA sudah tidak memproduksi lagi bahan bakar jenis tersebut. Batan juga sudah mengontak perusahaan pemasok asal Perancis yang membeli lisensi dari GA. Namun pemasok itu juga tidak memproduksi lagi elemen bakar maupun FFCR reaktor TRIGA. Artinya, opsi pertama sulit dilaksanakan.

Pilihan kedua, tambah Deputi Kepala Batan Bidang Sains dan Aplikasi Teknologi Nuklir Efrizon Umar, Sabtu (6/7/2019), adalah meneruskan operasi reaktor dengan elemen bahan bakar yang ada dan mengganti FFCR dengan batang kendali buatan sendiri tanpa dilengkapi bahan bakar.

“Batan mulai menjajaki opsi kedua ini,” katanya.

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL–Gedung Reaktor TRIGA 2000 di Bandung yang dikelolan oleh Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan (PSTNT) Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan).

Pilihan ini berisiko karena apabila semua bahan bakarnya habis, otomatis reaktor akan berhenti beroperasi. Itu akan berdampak pada terhentinya suplai radioisotop untuk berbagai sektor, baik kesehatan, industri, pertanian dan lingkungan.

Sementara itu, opsi ketiga dinilai paling menguntungkan bagi kemandirian Indonesia. Opsi ketiga adalah mengganti atau mengonversi teras reaktornya, dari teras berbahan bakar TRIGA yang berbentuk silinder menjadi teras berbahan bakar pelat.

Bahan bakar tipe pelat itu juga digunakan di Reaktor GA Siwabessy sejak 1987. Bahan bakar ini diproduksi PT Industri Nuklir Indonesia (Inuki). Karena itu, opsi ini dinilai layak karena perusahaan Indonesia sudah mampu membuat elemen bakar dan batang kendali secara mandiri.

Untuk menyiapkan pelaksanaan opsi ketiga, Batan tengah menyusun desain dasar konversi reaktor dan ditargetkan selesai akhir 2019. Hal lain yang perlu disiapkan antara lain merancang peralatan pembongkaran teras reaktor lama, mengelola limbah radioaktif hasil bongkaran, hingga menyiapkan sumber daya manusia dan anggaran.

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL–Petugas Reaktor TRIGA 2000, Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), Bandung sedang memantau pembakaran dalam reaktor.

“Jika pilihan mengonversi teras bahan bakar diambil, itu berarti membuka peluang bagi Indonesia untuk membangun reaktor sendiri,” kata Jupiter. Bahkan, itu bisa jadi peluang untuk mendukung keberlanjutan puluhan reaktor TRIGA lain di seluruh dunia.

Menurut Efrizon, untuk mengonversi teras bahan bakar butuh dana sekitar 2 juta dollar AS atau sekitar Rp 28 miliar dengan kurs Rp 14.000 per dollar. Namun, itu jauh lebih murah dibanding biaya jika opsi ketiga itu ditolak. Pilihan terakhir atau opsi keempat adalah menutup (decommissioning) reaktor dengan berbagai pertimbangan.

“Penutupan reaktor butuh dana sekitar 10 juta dollar AS (sekitar Rp 140 miliar),” katanya. Besarnya biaya penutupan reaktor terjadi karena sesuai aturan, pengelola reaktor harus membongkar reaktor dan menjadikan paparan zat radioaktif di lokasi itu seperti sebelum reaktor dibangun.

Karena itu, opsi mengonversi teras reaktor dianggap yang terbaik. Selain memandirikan Indonesia memenuhi kebutuhan bahan bakar reaktor, pilihan itu akan menjaga keberlangsungan manfaat reaktor.

Namun, jika seiring waktu ada lagi perusahaan yang memproduksi bahan bakar reaktor TRIGA kembali, maka opsi pertama untuk membeli bahan bakar tentu lebih menguntungkan secara ekonomi.

Meski berkapasitas lebih kecil dari Reaktor GA Siwabessy, Reaktor TRIGA 2000 memiliki sejumlah kelebihan. Ibarat pesawat, Reaktor TRIGA 2000 adalah pesawat tempur yang cocok untuk pelatihan dan penelitian, termasuk bagi mahasiswa. Saat ini, Reaktor TRIGA 2000 menjalin kerja sama pendidikan dan pelatihan dengan Institut Teknologi Bandung dan Universitas Padjadjaran.

Sementara Reaktor GA Siwabessy, diibaratkan sebagai pesawat penumpang untuk produksi radioisotop skala besar bagi berbagai kebutuhan. “Reaktor TRIGA 2000 cocok untuk riset hulu radioisotop karena lebih gampang dioperasikan dan distop operasinya,” kata Efrizon.

Jupiter menambahkan, Reaktor TRIGA 2000 juga telah menghasilkan banyak hasil riset, baik untuk mendeteksi pencemaran udara, menguji makanan anak tengkes (stunting), hingga memproduksi sejumlah radioisotop untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit dan industri di sekitar Bandung. Jika dikirim dari Serpong, maka risiko peluruhan radioisotop dan keamanan pengirimannya jadi lebih besar.–M ZAID WAHYUDI

Editor YOVITA ARIKA

Sumber: Kompas, 8 Juli 2019

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 20 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB