Aditianto Ramalen dari Program Studi Teknik Material ITB menyarankan teknik sederhana dan darurat untuk mensterilkan ruangan ber-AC agar bebas SARS-CoV-2. Caranya adalah dengan memasang alat pengering rambut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Petugas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) menyemprotkan cairan disinfektan di balkon ruang sidang paripurna Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (29/7/2020). Penyemprotan tersebut bertujuan untuk menekan penularan Covid-19 di lingkungan perkantoran dan pemerintahan. Sebelumnya, seluruh gedung DPRD DKI Jakarta dinyatakan ditutup sementara dan direncanakan beroperasi kembali pada Senin (3/8) mendatang, terkait dengan adanya salah satu anggota DPRD dan karyawan yang terpapar Covid-19.–Kompas/Riza Fathoni (RZF)–29-07-2020
Apabila seorang yang tanpa gejala terinfeksi virus korona dan ia berlama-lama dalam ruangan berAC, mereka yang berada dalam ruangan yang sama akan terkena dampaknya.
Dia menjadi ”generator” yang memancarkan virus korona (SARS-CoV-2) ke sekitarnya, apalagi jika yang bersangkutan sering batuk-batuk atau bersin-bersin.
Pada kondisi sejuk ruangan ber-AC, ternyata gelembung SARS-CoV-2 stabil melayang-layang di dalam ruangan. Makin lama dia di dalam ruangan, makin tinggi konsentrasi virus dibuatnya. Orang lain yang bergabung dalam ruang tersebut sangat mungkin jadi tertular Covid-19.
Tempat-tempat publik ber-AC yang tidak terhindar dari kerumunan banyak orang, antara lain adalah pesawat, bus, kereta api, mal, gedung bioskop, dan bangsal rumah sakit. Demikian pula gedung-gedung perkantoran dan pusat bisnis.
Sialnya, banyak ruangan pada gedung-gedung bertingkat di kota-kota besar saat ini memang dirancang ber-AC penuh sehingga tidak ada jendela. Oleh karena itu, kalau kantor menjadi klaster penyebaran virus korona, hal itu bukanlah hal yang aneh.
Virus tidak tahan panas
Pada korespondensi dalam jurnal kedokteran The Lancet (2 April 2020), Alex WH Chin dan kawan-kawan (dkk) dari Universitas Hong Kong melaporkan kestabilan SARS-CoV-2 pada pelbagai kondisi lingkungan.
Gelembung SARS-CoV-2 sangat stabil pada suhu 4 derajat C, kurang lebih sama dengan suhu kulkas. Pada kondisi ini, konsentrasi atau titer virus SARS-CoV-2 yang awalnya sekira 6,8 satuan log dosis infeksi kultur jaringan 50 persen per mililiter (log TCID50/mL) berkurang tidak signifikan pada hari ke-14 (menurun 0,7 satuan log/mL).
Pada kondisi suhu mirip ruangan ber-AC (22 derajat C), SARS-CoV-2 dengan konsentrasi awal 6,8 log TCID50/mL juga hanya berkurang sedikit menjadi 4,99 log TCID50/mL pada hari ke-4.
Namun, ternyata gelembung SARS-CoV-2 sangat rentan terhadap suhu tinggi. Tidak ada satu pun gelembung SARS-CoV-2 (konsentrasi awal 6,8 log TCID50/mL) terdeteksi setelah pemanasan pada 70 derajat C selama 5 menit. Suhu ini kurang lebih setara suhu sauna atau hairdryer (alat pengering rambut).
Panas terbukti telah memorakporandakan struktur SARS-CoV-2. Ini menjadi kunci untuk mensterilkan udara dari SARS-CoV-2.
Sterilisasi udara ruangan
Lou Yu dkk dari Universitas Houston, Texas, merancang suatu sistem filter busa nikel untuk menangkap dan membunuh SARS-CoV-2 yang beterbangan di udara. Karya Lou Yu dkk tersebut baru akan dipublikasikan pada Materials Today Physics edisi Desember 2020.
Suatu busa nikel dengan dimensi 20 x 250 x 1,6 mm dan ukuran pori antara 50 dan 500 mikron disusun berlipat-lipat mirip lempeng radiator mobil. Busa nikel ini bersifat menghantarkan listrik, kuat mekanik, dan lentur. Jika dialiri listrik dapat memanaskan udara di sekitarnya hingga 200 derajat C.
Cara kerja filter busa nikel dalam mensterilkan ruangan adalah dengan menyedot udara di suatu ruangan ke dalam filter yang menyala, dan kemudian mengembalikannya ke dalam ruangan.
Busa nikel yang berpori mikro dapat menahan partikel-partikel SARS-CoV-2 untuk sementara waktu, dan hawa panas filter membunuh virus korona tersebut.
Laporan Lou Yu dkk mengungkap bahwa filter busa nikel ini ternyata ampuh membunuh 99,8 persen SARS-CoV-2 dari udara yang disaring. Tidak hanya virus korona, filter busa nikel ini juga membunuh 99,9 persen spora antraks.
Pada kondisi darurat wabah Covid-19 ini, filter busa nikel sangat diperlukan untuk mensterilkan udara di dalam ruangan ber-AC pada kantor, sekolah, atau rumah sakit.
Namun, sayangnya, filter ini masih dalam bentuk prototipe laboratorium dan sudah pasti tidak tersedia di pasaran.
Teknik sederhana
Aditianto Ramalen dari Program Studi Teknik Material ITB menyarankan teknik sederhana dan darurat untuk mensterilkan ruangan ber-AC agar bebas SARS-CoV-2. Caranya adalah dengan memasang alat pengering rambut yang diletakkan pada posisi berseberangan dengan posisi AC di dalam ruangan. Ibarat pepatah tak ada rotan akar pun jadi.
Prinsip sterilisasi menggunakan alat pengering rambut sangat mirip dengan prinsip filter busa nikel. Mesin pengering rambut ini akan mengisap udara yang terkontaminasi dari dalam ruangan ber-AC, kemudian membunuh patogen yang ada di dalam udara tersebut dengan hawa panas dari filamen yang menyala, dan kemudian menyemburkan kembali udara steril ke dalam ruangan.
Ide sederhana ini menjadi bagian dari solusi untuk membersihkan udara yang terkontaminasi gelembung-gelembung SARS-CoV-2 meski perlu kajian untuk ruangan besar. Paling tidak, orang-orang dapat bekerja di dalam ruangan ber-AC dengan aman.
Zeily Nurachman, Guru Biokimia FMIPA ITB.
Sumber: Kompas, 27 Agustus 2020