Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Jawa Timur, akan memberikan kegiatan ekstrakurikuler coding (bahasa pemrograman komputer) kepada pelajar tingkat sekolah menengah pertama. Materi tersebut diberikan untuk menyiapkan siswa menghadapi tantangan revolusi industri 4.0.
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA–Warga memanfaatkan Co Working Space Koridor di gedung Siola, Surabaya, Kamis (17/8/2017). Tempat yang dibangun Pemerintah Kota Surabaya itu memberi ruang bagi kaum muda kreatif untuk mengembangkan dan merealisasikan ide-idenya.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Supomo, Minggu (24/11/2019) di Surabaya mengatakan, pembelajaran coding rencananya akan diberikan mulai tahun ajaran mendatang. Siswa SMP yang tertarik untuk mempelajari bisa mengikuti pelajaran tambahan tersebut. “Sifatnya tidak wajib, tetapi pilihan bagi siswa yang tertarik mempelajarinya,” katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pihaknya saat ini masih menyusun materi yang sesuai dengan kemampuan siswa yang diselaraskan dengan perkembangan teknologi. Keterampilan ini diharapkan membuat kemampuan pelajar-pelajar di Surabaya bisa meningkat dan tidak ketinggalan dengan pesatnya kemajuan teknologi.
KOMPAS/IQBAL BASYARI–Warga memanfaatkan ruang kerja bersama atau Co-Working Space Koridor di gedung Siola, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (30/). Tempat yang dibangun Pemerintah Kota Surabaya itu memberi ruang bagi kaum muda kreatif untuk mengembangkan dan merealisasikan ide-idenya.
Melalui pelajaran tambahan coding, orangtua murid pun tidak lagi harus memberikan pelajaran tersebut di luar sekolah. Sebab materi yang akan diajarkan di sekolah tidak akan jauh berbeda dengan lembaga-lembaga bimbingan coding. Siswa akan dilatih pemrograman untuk website dan aplikasi.
“Di saat perkembangan start up di bidang teknologi semakin meningkat, kebutuhan tenaga kerja yang memiliki keahlian membuat aplikasi semakin dibutuhkan. Kami ingin anak-anak Surabaya bisa mengisi kebutuhan itu,” kata Supomo.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, penguasaan teknologi menjadi salah satu kunci memenangkan persaingan. Dengan kemampuan yang lebih baik, pelajar-pelajar akan memiliki daya saing sehingga mampu memenangkan pasar teknologi yang semakin besar.
KOMPAS/INGKI RINALDI (INK)–Tidak kurang 39 orang bocah dampingan Komunitas Bimbel Koran di Kampung Bulak, Klender, Jakarta Timur dan Sanggar Seni Budaya, Buaran, Minggu (31/1/2016) turut dalam pengenalan bahasa pemrograman komputer (coding). Program tersebut dikemas sedemikian rupa dengan konsep bermain untuk membuat permainan (game).
Oleh sebab itu, pengajaran coding sebaiknya diberikan sejak dini sehingga minat terhadap teknologi akan muncul sejak usia sekolah. Mereka juga akan lebih terbiasa dalam menghadapi era perkembangan teknologi. “Coding tidak hanya sekadar keterampilan bahasa pemrograman, tetapi membuat anak-anak terbiasa menyelesaikan masalah,” ujarnya.
Di Surabaya, lanjut Risma, pihaknya sudah memberikan fasilitas kepada start up yang masuk tahap pengembangan aplikasi. Ada Co-Working Space Corridor yang bisa dimanfaatkan sebagai lokasi kerja tanpa dipungut biaya. Mereka juga diberikan pelatihan dari perusahaan teknologi, seperti Google, untuk mengembangkan karyanya.
Sedangkan bagi pemula seperti anak-anak, ada 49 lokasi broadband learning center yang tersebar di Surabaya untuk memfasilitasi pelatihan-pelatihan teknologi. “Kami berupaya agar iklim di Surabaya mendukung pertumbuhan generasi muda yang adaptif dengan teknologi,” tuturnya.
Oleh IQBAL BASYARI
Editor CORNELIUS HELMY HERLAMBANG
Sumber: Kompas, 24 November 2019