Baru sekitar 1 persen dari total 3 juta guru di Indonesia yang memanfaatkan layanan teknologi pelajaran daring dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Padahal, penggunaan teknologi untuk pembelajaran bisa menghemat biaya barang cetakan dan siswa pun bisa belajar kapan saja serta di mana saja.
“Baru sekitar 1 persen atau 30.000 guru yang memanfaatkan layanan kami. Sekitar 300.000 lainnya sudah menggunakan layanan kami. Tapi, total guru di Indonesia sekitar 3 juta,” ujar Kepala Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (Pustekkom) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Ari Santosa, Selasa (7/6).
Kebanyakan guru yang aktif di layanan itu berusia 40 tahun ke bawah yang masih mau belajar komputer. Ada kecenderungan guru yang seusia itu tak akrab dengan komputer.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kemdikbud melalui Pustekkom memiliki berbagai konten pembelajaran yang bisa diakses secara daring, yakni video pembelajaran, audio pembelajaran, multimedia pembelajaran, bank soal, konten format teks, dan laboratorium maya. Jumlahnya, 5.395 video pembelajaran, 1.211 audio pembelajaran, 40.060 video pembelajaran, 38.275 bank soal, 1.531 konten format teks, dan 20 laboratorium maya. Semua itu bisa diakses dengan masuk ke laman belajar.kemdikbud.go.id.
Wakil Ketua Komunitas Guru Teknologi Informasi Komputer dan Keterampilan Komputer Tribudiharjo mengatakan, teknologi sangat penting dalam menunjang pembelajaran anak. “Karena ke depan trennya adalah semua menggunakan komputer dan teknologi,” ujar Tri.
Penggunaan teknologi dalam pengajaran perlu dilakukan guru karena anak-anak saat ini adalah generasi melek teknologi. “Harus menggunakan pendekatan yang disukai anak-anak,” ujar Tri.
Selain itu, dengan menggunakan teknologi dan komputer, siswa dan guru bisa lebih hemat biaya untuk fotokopi atau buku. Anak juga bisa bebas belajar kapan saja dan di mana saja.
Secara terpisah, siswa MAN 3 Jakarta, Hanan Hanafi, mengatakan, ia kerap jenuh dengan materi yang dipaparkan dalam buku. Sebaliknya, dengan internet yang sarat audio visual, lebih merangsang Hanan untuk belajar.
Terobosan UT
Rektor Universitas Terbuka Tian Belawati, Senin lalu, mengungkapkan, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam mempermudah akses pendidikan secara formal ataupun nonformal terus berkembang.
Dalam lingkup pendidikan formal, misalnya, berkembang kuliah secara online. Bahkan, Universitas Terbuka (UT) mulai menerapkan perkuliahan jenjang sarjana yang dilakukan online secara penuh tahun ini. Inovasi pendidikan tinggi dari UT ini untuk membuat akses kuliah di Indonesia tidak terkendala jarak dan waktu dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. (C11/ELN)
—————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 8 Juni 2016, di halaman 11 dengan judul “Masih Sedikit Guru yang Manfaatkan Teknologi”.